PALEMBANG, NUSALY – Festival Rempah 2025 yang resmi dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru di Palembang, Jumat (24/10/2025), menegaskan kembali posisi rempah bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi sebagai komoditas strategis yang siap diangkat ke panggung ekonomi nasional dan global.
Acara yang diinisiasi oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Selatan ini berlangsung selama tiga hari dan menjadi momentum penting bagi seluruh kepala daerah di Bumi Sriwijaya untuk kembali melihat rempah sebagai potensi ekonomi yang belum tergarap maksimal.
Rempah: Dari Warisan Menuju Daya Saing Ekonomi
Gubernur Herman Deru menekankan pentingnya paradigma baru dalam melihat rempah. Ia mengajak para pimpinan daerah untuk lebih serius menjadikan wilayahnya sebagai penghasil dan penggerak komoditas rempah, yang melimpah di Sumatera Selatan.
“Festival ini menjadi momentum bagi para bupati dan wali kota untuk lebih melek terhadap kekayaan rempah yang kita miliki. Rempah bukan hanya soal rasa, tapi juga identitas daerah dan peluang ekonomi yang besar,” ujar Gubernur.
Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi bagi pemerintah daerah untuk menanggalkan pendekatan seremonial dan bergeser ke arah intervensi strategis dalam tata niaga dan produksi rempah. Tujuan akhirnya adalah menjadikan rempah Sumsel sebagai produk unggulan yang mampu menarik pasar luar negeri dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Peran Kunci PKK dan Inovasi Kemasan Modern
Ketua TP PKK Provinsi Sumsel Feby Deru menjelaskan bahwa peran PKK dalam festival ini melampaui sekadar pemasaran. Pihaknya berfokus pada penanaman rasa bangga lokal terhadap hasil bumi Sumsel sekaligus mendorong modernisasi kemasan dan produk turunan rempah.
Kolaborasi yang dijalin PKK tahun ini melibatkan ICSB (International Council for Small Business) dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kuliner dengan mengusung tema Asian Food.
“Kami tidak hanya membantu memasarkan, tetapi juga menanamkan rasa bangga. Kami melibatkan UMKM kuliner dengan tema Asian Food agar potensi rempah kita bisa dikemas lebih modern dan menarik bagi pasar global,” jelas Feby Deru.
Inisiatif ini menunjukkan adanya upaya diversifikasi produk dari rempah mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi, seperti bumbu masakan modern atau produk herbal inovatif, yang secara langsung memperluas pasar dan menguatkan ekosistem UMKM lokal.
Sinergi Multi-Stakeholder
Kehadiran sejumlah kepala daerah, perwakilan Bank Indonesia Sumsel, dan Koordinator ICSB Sumsel dalam pembukaan festival menunjukkan kuatnya sinergi multi-stakeholder. Sinergi ini diperlukan untuk menyelesaikan tantangan logistik, pendanaan (peran Bank Indonesia), dan akses pasar (peran ICSB dan UMKM).
Festival Rempah 2025 tidak hanya merayakan kekayaan alam, tetapi memposisikan dirinya sebagai platform nyata bagi kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah (PKK), dunia usaha (ICSB), dan masyarakat untuk secara kolektif mengangkat daya saing rempah Sumatera Selatan. (desta)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

 
 
   
 
									