Efrianto dan 7 Tahun Menanti Cahaya di Arisan Buntal
Di pagi hari yang cerah di Desa Arisan Buntal, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), pada Selasa (21 Oktober 2025), sebuah perubahan sederhana namun monumental terjadi di rumah pasangan Efrianto dan Dahlia. Ketika lampu bohlam di rumah mereka menyala terang, itu bukan sekadar cahaya listrik biasa. Itu adalah simbol berakhirnya penantian 7 tahun.
Efrianto (30), seorang pekerja bangunan, dan istrinya, Dahlia (27), ibu rumah tangga, telah tinggal di rumah itu selama tujuh tahun tanpa sambungan listrik mandiri. Keterbatasan biaya pemasangan baru membuat mereka selama ini bergantung pada kebaikan tetangga.
“Sejak rumah saya berdiri, belum pernah ada aliran listrik. Selama ini saya hanya menumpang listrik dari tetangga. Alhamdulillah sekarang sudah ada aliran listrik sendiri berkat program PLN ini,” ujar Efrianto dengan nada haru.
Kendala terbesar mereka selama ini, kata Efrianto, adalah pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, membuat biaya pemasangan listrik baru menjadi kemewahan yang tak terjangkau.

Light Up The Dream: Solidaritas Insan PLN
Cahaya di rumah Efrianto hadir melalui program Light Up The Dream (LUTD), sebuah inisiatif berbasis solidaritas di mana para pegawai PLN menyisihkan rezekinya untuk membiayai pemasangan listrik gratis bagi keluarga pra-sejahtera. Program ini menjadi wujud nyata kepedulian Insan PLN dalam memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke-80.
Di wilayah kerja PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB), total 120 rumah tangga menerima sambungan listrik gratis dengan daya 450 VA hingga 900 VA pada Oktober 2025. Khusus di Kabupaten OKI, 4 rumah tangga mendapat berkah ini, termasuk keluarga Efrianto.
General Manager PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, menyampaikan bahwa program ini melampaui tugas korporasi. “Program LUTD tidak hanya membawa terang ke rumah warga, tetapi juga menghadirkan harapan baru. Penerangan bukan sekadar cahaya yang terang, tetapi juga tentang harapan, peluang, dan kemajuan,” ujar Adhi.
Sejak awal tahun hingga Oktober 2025, realisasi program LUTD di S2JB telah mencapai 365 pelanggan. Secara nasional, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa sampai Agustus 2025, sebanyak 7.978 keluarga prasejahtera di 38 provinsi telah mendapat sambungan gratis.
“Kami percaya bahwa akses terhadap listrik adalah pintu pembuka menuju kemajuan. Dengan hadirnya listrik, anak-anak bisa belajar, keluarga bisa lebih produktif, dan perekonomian serta kualitas hidup masyarakat juga meningkat,” pungkas Darmawan.
Krisis Kualitas: Ketika Listrik Ada, tetapi Tegangan Drop Mencekik Ekonomi
Menghadirkan akses, seperti yang dialami Efrianto, adalah perjuangan pertama PLN. Namun, di lokasi lain, yaitu di Tulung Selapan, Kabupaten OKI, perjuangan yang lebih rumit sedang terjadi: Krisis Kualitas Tegangan.
Di sana, ribuan pelanggan telah lama tersambung listrik, tetapi menghadapi masalah tegangan rendah (voltage drop). Listrik yang mengalir di jaringan distribusi hanya berkisar 13 kV. Di sisi pelanggan, tegangan yang diterima jauh di bawah standar 220 Volt, mengakibatkan kerugian ekonomi dan produktivitas yang masif.
Para pelaku usaha mikro dan rumah tangga di Tulung Selapan mengalami penderitaan akibat tegangan drop. Pedagang yang mengandalkan kulkas untuk menyimpan bahan makanan mengeluhkan alat mereka tidak mampu mendinginkan secara optimal, menyebabkan bahan cepat basi. Sementara di rumah-rumah, peralatan vital seperti pompa air sering macet atau bahkan gagal menyala karena kekurangan daya.
Masalah ini adalah manifestasi dari ketidakadilan energi: masyarakat membayar tarif yang sama dengan di perkotaan, tetapi menerima kualitas layanan yang membelenggu potensi ekonomi mereka.

AVR Siju: Teknologi Kualitas 20 kV Penjaga Keadilan
Menanggapi krisis kualitas ini, PLN mengambil langkah teknologi “heroik”. Pada Kamis (28 Agustus 2025), Gubernur Sumatera Selatan, Dr. H. Herman Deru, S.H., M.H., meresmikan beroperasinya Automatic Voltage Regulator (AVR) 10 MVA Siju di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin.
AVR 10 MVA Siju adalah solusi teknis yang bekerja di gardu induk, berfungsi sebagai penjaga tegangan yang bekerja 24 jam. Peralatan canggih ini secara otomatis mendeteksi dan mengoreksi penurunan tegangan pada penyulang Tenggiri, jalur utama menuju Tulung Selapan.
Dampaknya langsung: tegangan pada penyulang yang sebelumnya hanya 13 kV, kini meningkat hingga di kisaran 20 kV yang stabil, memastikan tegangan di sisi pelanggan sesuai dengan kebutuhan peralatan elektronik secara umum.
GM PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, menyatakan, “AVR Siju ini ibarat penjaga tegangan yang bekerja 24 jam. Dengan beroperasinya peralatan ini, listrik yang mengalir ke Tulung Selapan lebih stabil dan andal. Ini adalah wujud nyata PLN hadir untuk negeri, khususnya masyarakat di pelosok Sumatera Selatan.”
Gubernur Herman Deru memuji inisiatif ini sebagai upaya heroik dalam memperjuangkan hak masyarakat:
“Hari ini kita melihat bagaimana PLN berjuang memastikan listrik di pelosok, termasuk Tulung Selapan, tidak kalah dengan daerah perkotaan. Kehadiran AVR ini jelas bentuk keadilan energi bagi masyarakat di pelosok, agar menikmati keandalan listrik seperti di perkotaan.”
Uprating dan Jaringan Terbuka: Sinergi Melawan Ancaman 90%
Komitmen menjaga kualitas 20 kV ini tidak berhenti di AVR. Tim operasional di lapangan terus bekerja keras. Pada Sabtu (20 September 2025), tim dari PLN UP3 Ogan Ilir melaksanakan uprating pada penyulang Tenggiri. Perbaikan tegangan drop ini dilakukan di sepanjang 15 kilometer jalur penyulang Tenggiri untuk memperkuat sistem kelistrikan di wilayah tersebut.
Akbar Manadona, Assistant Manager Jaringan dan Konstruksi PLN UP3 Ogan Ilir, menegaskan komitmen ini: “Kami berkomitmen untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di wilayah ini agar pelanggan dapat merasakan kenyamanan tanpa gangguan tegangan listrik yang menurun.”
Namun, PLN menyadari, keandalan ini rapuh. Jaringan distribusi 20 kV yang melintasi ratusan kilometer perkebunan di Sumsel memiliki sistem proteksi yang sangat sensitif, dan rentan terhadap satu musuh utama: pohon.

Fakta lapangan menunjukkan bahwa 90 persen gangguan listrik berasal dari pohon atau ranting yang menyentuh kabel. Pemadaman berulang akibat sentuhan dahan ini tidak hanya merugikan operasional, tetapi juga merusak citra layanan.
Dalam penutupan peresmian AVR Siju, Gubernur Herman Deru menyampaikan pesan penting yang mengikat teknologi dan tanggung jawab sosial:
“Keandalan jaringan tidak hanya tugas PLN, melainkan juga partisipasi masyarakat. Saya mengajak kita semua untuk bersama-sama menjaga jaringan listrik, misalnya dengan memangkas pohon dan ranting agar tidak menyentuh kabel, karena 90% gangguan listrik berasal dari pohon.”

Menuju 2027: Transformasi Keadilan Energi
Kisah Efrianto dan perjuangan 20 kV di Tulung Selapan adalah dua sisi dari misi transformasi PLN: mewujudkan Keadilan Energi.
Program LUTD membawa harapan dan akses bagi 7.978 keluarga prasejahtera di seluruh negeri, didorong oleh solidaritas insan PLN dan didukung penyaluran 30 paket sembako YBM PLN S2JB sebagai kepedulian sosial tambahan. Sementara itu, investasi teknologi canggih seperti AVR Siju membawa kualitas dan produktivitas di wilayah yang sudah terlistriki.
Dengan komitmen menjangkau 7.978 keluarga tahun ini, dan fokus pada keandalan jaringan, PLN menegaskan langkah heroik ini sebagai bagian dari misi besarnya. Keadilan energi bukan hanya tentang menyalakan lampu, tetapi tentang memastikan setiap anak di Arisan Buntal dapat belajar di bawah cahaya 220 Volt yang stabil, dan setiap keluarga di Tulung Selapan dapat memutar kulkas mereka dengan daya yang andal, mewujudkan impian menuju masa depan yang lebih cerah, merata, dan produktif.
(dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.