MURATARA, NUSALY – Penindakan terhadap aktivitas penambangan emas ilegal (PETI) di Sumatera Selatan memasuki babak baru yang lebih serius. Tim gabungan dari Polda Sumsel dan Polres Muratara berhasil menemukan satu unit alat berat yang sedang beroperasi di lokasi PETI, tepatnya di Desa Jangkat, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara. Temuan ini didapat saat tim melakukan pemantauan udara menggunakan helikopter pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Operasi ini merupakan tindak lanjut dari perintah langsung Presiden Prabowo Subianto kepada Kapolri, yang kemudian diteruskan ke seluruh Kapolda jajaran. Berdasarkan perintah tersebut, Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, S.IK, memerintahkan untuk memberantas semua aktivitas penambangan ilegal yang ada di wilayahnya.
Pemetaan Titik PETI dan Identifikasi Pelaku
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Sumsel, Kombes Pol Bagus Suropratomo, S.IK, didampingi Kapolres Muratara AKBP Rendy Surya Aditama, S.IK, membeberkan hasil dari operasi udara tersebut. Selain menemukan satu alat berat yang aktif, tim juga berhasil memetakan dan mendata 12 titik lokasi yang diduga kuat sebagai area penambangan ilegal di wilayah Kecamatan Rawas Ulu dan Ulu Rawas.
“Kami telah memetakan 12 titik yang diduga sebagai lokasi PETI di dua kecamatan. Dari pantauan udara, kami melihat ada satu alat berat yang bergerak di salah satu lokasi,” ujar Kombes Bagus kepada awak media.
Yang lebih signifikan, Kombes Bagus menegaskan bahwa pihaknya telah berhasil mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat. “Saat ini, kami sudah mengetahui pemiliknya dan backingan dibelakangnya, untuk dilaporkan kepada pimpinan pusat, dan akan dilanjutkan untuk proses penyelidikan,” jelasnya. Informasi ini memberikan sinyal kuat bahwa penindakan kali ini menyasar hingga ke aktor intelektual di balik kegiatan ilegal tersebut.
Operasi ini menunjukkan keseriusan pihak kepolisian, dengan melibatkan personel dari Ditreskrimsus, Roops Polda Sumsel, Polairud Polda Sumsel, Satreskrim Polres Muratara, dan Brimob Polda Sumsel. Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga ketertiban umum.
Tantangan Lapangan dan Komitmen Berkelanjutan

Meskipun tim udara berhasil memetakan lokasi, tim darat yang bertugas melakukan pengecekan langsung menghadapi tantangan berat. Kapolres Muratara, AKBP Rendy Surya Aditama, menjelaskan bahwa lokasi tambang ilegal tersebut sangat terpencil, berada di tengah hutan dan hanya bisa dijangkau dengan melintasi sungai dan bukit.
“Butuh waktu kurang lebih 3 jam untuk sampai ke lokasi tambang ilegal tersebut,” jelasnya.
Tim darat menemukan jejak bekas alat berat di lokasi, namun tidak ada aktivitas yang terlihat saat mereka tiba. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku PETI memiliki cara tersendiri untuk menghindari penangkapan. Mesin-mesin yang terlihat dari udara rupanya berhasil disembunyikan.
Namun, kendala ini tidak menyurutkan komitmen pihak kepolisian. AKBP Rendy menegaskan bahwa hasil pemetaan dan pendataan dari udara menjadi bekal penting untuk melakukan penindakan hukum secara terukur di masa mendatang. “Kami akan terus berupaya menyisir lokasi-lokasi lain yang terindikasi ada aktivitas tambang ilegal,” katanya.
“Meskipun tim darat tidak menemukan aktivitas di lokasi yang diduga sebagai PETI, berdasarkan perintah dari pimpinan, kita akan terus melakukan pengawasan, serta akan mengambil tindakan terhadap adanya aktivitas penambangan emas ilegal yang ada di Muratara,” pungkas AKBP Rendy, memastikan bahwa operasi pemberantasan PETI akan terus berlanjut. (emen)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.