OGAN ILIR, NUSALY – Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) kembali nyata di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Pada Kamis, 31 Juli 2025, sekitar pukul 15.06 WIB, Karhutla terjadi di Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, tepatnya di titik koordinat S : 3°8’32,274″ S 104°40’15,348″ E. Ironisnya, lahan yang terbakar merupakan lahan gambut tak bertuan, memperparah tantangan pemadaman.
Insiden Karhutla ini langsung menarik perhatian Satuan Samapta Polres Ogan Ilir. Begitu laporan diterima, Kasat Samapta Polres Ogan Ilir, AKP Sutopo, segera menginstruksikan personelnya untuk bergegas ke lokasi dan bergabung dengan tim pemadam lainnya.
Upaya pemadaman melibatkan kekuatan gabungan yang signifikan: 15 personel Polres Ogan Ilir, 2 anggota TNI, 10 personel Manggala Agni, 10 orang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta 15 masyarakat desa setempat. Mereka berjibaku di tengah medan yang sulit dan asap tebal.
“Luasan lahan yang terbakar hari ini 3 hektare, namun lahan yang berhasil dipadamkan baru 1,2 hektare saja,” ungkap Sutopo, menunjukkan betapa sulitnya menguasai api di lahan gambut.
Tantangan Medan dan Karakteristik Lahan Gambut
Sutopo menjelaskan bahwa hingga kini api dan asap masih terlihat di lokasi Karhutla. Tim gabungan kesulitan menguasai api sepenuhnya lantaran karakteristik medan yang menyulitkan petugas. “Apalagi kan lahan yang terbakar ini merupakan lahan gambut, dengan vegetasi semak belukar,” terangnya.
Karhutla di lahan gambut dikenal sangat sulit dipadamkan karena api dapat menjalar di bawah permukaan tanah, membakar material organik yang kering dan menghasilkan asap tebal. Kondisi “lahan tak bertuan” juga menjadi faktor kerentanan, karena tidak adanya tanggung jawab jelas dari pemilik lahan dapat menghambat upaya pencegahan dan penanggulangan awal.
Untuk memadamkan Karhutla ini, petugas menggunakan sejumlah alat sederhana seperti tiga unit mesin pompa dan peralatan manual lainnya, dengan mengambil pasokan air dari kanal terdekat. Selain pemadaman darat, proses ini juga mendapatkan bantuan krusial dari udara. Sebuah helikopter waterbombing milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turut dikerahkan untuk menyiramkan air dari ketinggian, membantu menekan sebaran api.
Kasus Karhutla di Ogan Ilir ini menjadi pengingat pahit akan perlunya pengawasan ketat terhadap lahan, terutama lahan gambut, serta sinergi multi-pihak yang terus-menerus dalam menghadapi bencana tahunan ini. (apm)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.