Banner Pemprov Sumsel Pemutihan Pajak

Headline

RSUD Palembang Bari Buka Suara, Bantah Tudingan Penelantaran Jenazah Bayi

×

RSUD Palembang Bari Buka Suara, Bantah Tudingan Penelantaran Jenazah Bayi

Sebarkan artikel ini

Pihak rumah sakit menegaskan telah menjalankan prosedur medis dan non-medis sesuai standar, merespons isu viral pasutri tunawisma yang menggendong jasad anaknya.

RSUD Palembang Bari Buka Suara, Bantah Tudingan Penelantaran Jenazah Bayi
Ayah dan ibu dari jasad bayi saat dibawa ke RS Bhayangkara Palembang. Foto: Dok. Istimewa

PALEMBANG, NUSALY — Isu penelantaran jenazah bayi oleh sebuah rumah sakit viral di media sosial, mengundang empati publik sekaligus kemarahan. Menanggapi tudingan yang beredar, RSUD Palembang Bari angkat bicara dan membantah keras klaim bahwa mereka menelantarkan jenazah bayi yang digendong oleh pasangan tunawisma di jalanan. Katim Humas dan Pemasaran RSUD Palembang Bari, Adea Triutami, menegaskan bahwa semua prosedur telah dijalankan sesuai standar.

Dalam keterangannya, Adea menjelaskan bahwa bayi perempuan yang kemudian diberi nama Firli Saputri tersebut adalah pasien rujukan yang telah menjalani perawatan intensif di NICU selama 20 hari. Bayi malang tersebut dinyatakan meninggal pada Sabtu (20/9/2025) pukul 11.06 WIB. Setelahnya, pihak rumah sakit menyediakan ambulans untuk mengantarkan jenazah.

Prosedur pengantaran dilakukan sesuai permintaan keluarga korban. Jenazah diantar ke wilayah 10 Ilir dan tiba 40 menit kemudian. Namun, ambulans hanya bisa mengantar hingga mulut lorong karena adanya portal penghalang. “Setelah memastikan keluarga tersebut masuk lorong, ambulans pun kembali ke rumah sakit,” terang Adea.

Kesenjangan Antara Prosedur dan Realitas

Kasus ini menyoroti kesenjangan antara standar operasional prosedur (SOP) sebuah institusi dan realitas pahit di lapangan. Meskipun rumah sakit merasa telah melaksanakan tugasnya dengan baik, kenyataan yang dialami pasangan Joko (40) dan Novi Yanti (29) adalah sebuah tragedi. Setelah diturunkan dari ambulans, mereka berjalan kaki dengan jasad bayi mereka, ditolak oleh sanak keluarga, dan akhirnya kebingungan di area Masjid Agung Palembang.

Pihak rumah sakit mengaku dua jam kemudian menerima telepon dari rumah sakit rujukan, yang mengonfirmasi bahwa ayah korban telah didampingi oleh pihak kepolisian. Ayah korban, Joko, juga membenarkan bahwa pihak RSUD Bari telah merawat dan mengantar pulang jenazah sesuai prosedur. Namun, ia tidak menyangka perjalanannya akan menemui jalan buntu. “Saat sampai di rumah mertua, kami dimaki-maki, dibilang bawa mayatlah, apalah. Di situ hati saya bingung,” ujar Joko.

Baca juga  Terobosan Pelayanan Kesehatan Palembang, Wali Kota Ratu Dewa Luncurkan "Jumputan Abang"

Adea Triutami kembali menekankan bahwa pihak rumah sakit terbuka untuk berkoordinasi demi meluruskan informasi dan menghindari kesalahpahaman. “Seluruh prosedur pelayanan, baik medis maupun non-medis, telah kami lakukan sesuai standar,” tegasnya. Namun, tragedi yang terjadi pada pasangan tunawisma ini menjadi pengingat bagi semua pihak, termasuk institusi kesehatan, bahwa dalam setiap prosedur harus ada ruang untuk empati dan pemahaman terhadap kondisi sosial pasien, terutama mereka yang paling rentan. (emen)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.