Tanpa Remisi Idul Adha, Narapidana di Sumatera Selatan Tetap Rayakan dengan Khidmat

Palembang, Nusaly.com – Perayaan Idul Adha 1445 Hijriah di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) di Sumatera Selatan (Sumsel) berlangsung khidmat, meskipun tanpa adanya pemberian remisi Idul Adha khusus bagi narapidana Muslim.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan, Ilham Djaya, menegaskan bahwa tidak ada remisi khusus Idul Adha bagi narapidana Muslim pada tahun 2024. Hal ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, di mana remisi keagamaan bagi narapidana Muslim hanya diberikan sekali dalam setahun, yaitu pada Hari Raya Idul Fitri.

Remisi: Bukan Hak, Melainkan Penghargaan

“Remisi bukanlah hak narapidana, melainkan bentuk penghargaan dari negara atas perilaku baik dan keikutsertaan narapidana dalam program pembinaan,” jelas Ilham Djaya. Meskipun tidak ada remisi khusus Idul Adha, beliau memastikan bahwa narapidana di Sumsel tetap mendapatkan hak-hak mereka selama perayaan berlangsung, seperti melaksanakan salat Idul Adha dan mengikuti kegiatan keagamaan lainnya.

Upaya Mengatasi Overcrowding

Salah satu alasan di balik pemberian remisi adalah untuk mengatasi masalah kelebihan kapasitas (overcrowding) di lapas/rutan di Indonesia. Selain remisi, Kementerian Hukum dan HAM juga melakukan upaya lain untuk mengurangi overcrowding, seperti optimalisasi proses integrasi sosial melalui pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, dan cuti menjelang bebas.

“Kami juga terus berupaya memaksimalkan pengusulan pemberian remisi umum kepada narapidana yang memenuhi syarat pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus,” tambah Ilham Djaya.

Pembinaan dan Pelayanan Maksimal bagi Narapidana

Meskipun tidak ada remisi khusus Idul Adha, Ilham Djaya menegaskan bahwa lapas/rutan di Sumsel tetap memberikan pembinaan dan pelayanan maksimal kepada seluruh warga binaan pemasyarakatan (WBP). Kegiatan keagamaan seperti salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban menjadi bagian penting dari program pembinaan ini.

“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan semangat dan motivasi bagi WBP untuk terus memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Ilham Djaya.

Idul Adha di Lapas/Rutan Sumsel: Hikmah di Balik Jeruji Besi

Perayaan Idul Adha di lapas/rutan Sumsel tidak hanya sebatas ritual keagamaan, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi para narapidana. Melalui kegiatan keagamaan dan pembinaan, mereka diajak untuk merenungkan kesalahan masa lalu, meningkatkan keimanan, dan mempersiapkan diri untuk kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bertanggung jawab.

Harapan dan Doa di Hari Raya Kurban

Meskipun berada di balik jeruji besi, semangat Idul Adha tetap terasa di lapas/rutan Sumsel. Para narapidana berharap dapat mengambil hikmah dari perayaan ini dan menjadikan momentum untuk memperbaiki diri.

“Kami berharap perayaan Idul Adha tahun ini dapat membawa berkah dan hidayah bagi seluruh WBP, agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik,” tutup Ilham Djaya.

Tidak adanya remisi khusus Idul Adha bagi narapidana di Sumatera Selatan tahun 2024 tidak mengurangi makna dan semangat perayaan di lapas/rutan. Kementerian Hukum dan HAM tetap berkomitmen untuk memberikan pembinaan dan pelayanan maksimal kepada seluruh WBP, termasuk dalam hal pemenuhan hak-hak mereka dalam menjalankan ibadah keagamaan.

Perayaan Idul Adha di lapas/rutan Sumsel menjadi bukti bahwa proses pembinaan dan pemasyarakatan terus berjalan, bahkan di tengah keterbatasan. Semoga momentum ini dapat menjadi titik balik bagi para narapidana untuk berubah menjadi lebih baik dan kembali menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat. ***