Palembang, Nusaly.com – Dalam suasana penuh haru dan semangat, Rutan Kelas I Palembang menyelenggarakan wisuda santri Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Wisuda angkatan ke-2 yang bertemakan “Membumikan Alquran dan Melangitkan Manusia” ini menandai pencapaian luar biasa dari para santri yang berhasil menyelesaikan program pembelajaran selama satu tahun penuh.
Sebanyak 23 santri dinyatakan lulus dalam acara yang dihadiri oleh berbagai pejabat dan tokoh masyarakat. Kepala Rutan I Palembang, David Rosehan, menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada para santri yang telah menunjukkan dedikasi dan perubahan positif selama mengikuti program ini.
“Dari 54 santri yang mengikuti kegiatan belajar, 23 santri dinyatakan lulus dan 32 santri lainnya belum memenuhi syarat kelulusan. Program ini bukan hanya tentang belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga tentang mengubah perilaku dan ketaatan terhadap peraturan di dalam lapas,” kata David.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif berkelanjutan untuk menghapus buta huruf Al-Qur’an yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. David berharap prosesi wisuda ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga memberikan apresiasi dan motivasi kepada seluruh santri serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam program ini.
Wisuda Santri dengan Kriteria Kelulusan yang Ketat
Kelulusan para santri ditentukan berdasarkan beberapa kriteria penting, termasuk perubahan perilaku, ketaatan terhadap peraturan lapas, dan pencapaian nilai ujian evaluasi yang memadai. “Kami berharap wisuda ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berubah menjadi lebih baik,” tandas David.
Apresiasi dari Kementerian Hukum dan HAM
Plh. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan, Rahmi Widhiyanti, turut memberikan apresiasi yang tinggi kepada para santri. “Wisuda ini adalah bukti konkret bahwa setiap warga binaan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif dan menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Rahmi menambahkan, dengan bekal yang diperoleh selama menjalani program ini, para santri diharapkan dapat melangkah kembali ke masyarakat dengan lebih percaya diri dan kemampuan yang lebih baik.
Peran Pendidikan dalam Transformasi Warga Binaan
Pendidikan memainkan peran vital dalam mengubah perilaku dan memberikan harapan baru bagi warga binaan. Program pembelajaran Al-Qur’an di Rutan Kelas I Palembang tidak hanya mengajarkan keterampilan membaca Al-Qur’an, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang membantu para santri dalam proses rehabilitasi mereka.
Kerjasama dan Dedikasi Para Pengajar
Keberhasilan program ini tidak lepas dari kerjasama dan dedikasi para pengajar yang meluangkan waktu dan tenaga untuk mengajar para santri. “Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berubah menjadi lebih baik,” tambah David.
Pentingnya Program Rehabilitasi di Lapas
Program rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan seperti program pembelajaran Al-Qur’an ini sangat penting dalam membantu warga binaan untuk memperbaiki diri dan siap kembali ke masyarakat. Melalui program ini, diharapkan para warga binaan tidak hanya mendapatkan pengetahuan agama, tetapi juga keterampilan hidup yang berguna untuk masa depan mereka.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Kesuksesan program ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan organisasi masyarakat. Kolaborasi antara pihak lapas, pengajar, dan masyarakat luas merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan program rehabilitasi yang efektif.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan kelulusan angkatan ke-2 ini, diharapkan program pembelajaran Al-Qur’an di Rutan Kelas I Palembang akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi para warga binaan. Program ini menjadi simbol harapan dan perubahan positif yang dapat dicontoh oleh lapas-lapas lain di seluruh Indonesia.
Transformasi yang Berkelanjutan
Transformasi yang dialami oleh para santri tidak hanya berhenti pada saat wisuda. Proses pembinaan dan pengembangan diri akan terus berlanjut agar mereka dapat menjadi individu yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Keberhasilan program ini menjadi bukti nyata bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berubah dan berkembang, asalkan diberikan kesempatan dan dukungan yang tepat.
Program pembelajaran Al-Qur’an di Rutan Kelas I Palembang adalah contoh nyata bagaimana pendidikan dapat menjadi alat transformasi bagi warga binaan.
Melalui program ini, para santri mendapatkan kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri, sehingga siap kembali ke masyarakat dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik.
Dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk keberlanjutan dan kesuksesan program ini. Dengan terus mengembangkan program rehabilitasi yang efektif, diharapkan lebih banyak warga binaan dapat mengalami perubahan positif dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.