Halmahera Utara, Nusaly.com – Ketegangan memuncak di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, saat Bupati Frans Manery terekam kamera mengejar puluhan mahasiswa yang berdemonstrasi dengan sebilah parang. Video insiden ini viral di media sosial, memicu perdebatan sengit mengenai tindakan bupati yang kontroversial.
Aksi Demo Mahasiswa Berujung Kejar-kejaran
Insiden terjadi pada Jumat (31/5/2024) di depan sebuah hotel di Kecamatan Tobelo, tempat menginap para komika yang diundang oleh Pemerintah Daerah Halmahera Utara untuk merayakan HUT ke-21 kabupaten. Para mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) berniat melakukan aksi demonstrasi di lokasi tersebut, namun dicegat oleh Bupati Frans Manery.
Situasi memanas ketika bupati, yang mengaku merasa emosi, mengambil parang dari mobilnya dan mengejar para mahasiswa hingga mereka berlarian ke jalan raya. Video yang merekam kejadian ini pun langsung viral di media sosial, memicu kecamandari berbagai pihak.
Bupati Mengaku Bertindak sebagai Warga, Bukan Pejabat
Bupati Frans Manery mengakui tindakannya, namun ia berdalih bahwa ia bertindak sebagai warga yang mempertahankan rumahnya, bukan sebagai bupati. Ia menjelaskan bahwa para mahasiswa berencana melanjutkan aksi demonstrasi mereka di hotel tempat para tamu menginap, setelah sebelumnya beraksi di kantor DPRD dan Kantor Keuangan Daerah Halmahera Utara.
“Kebetulan di mobil saya ada parang salawaku, rencana mau dipakai pada acara cakalele di HUT. Kalau dengan tangan kosong tidak mungkin mereka kabur. Saya usir dengan parang, dan untung mereka lari,” jelasnya.
Mahasiswa Membantah Pernyataan Bupati
Sementara itu, Ketua GMKI Halmahera Utara, Johan Rivaldo Djini, membantah pernyataan bupati. Menurutnya, bupati tidak memberikan teguran terlebih dahulu, melainkan langsung mengambil parang dan mengancam mahasiswa.
“Beliau keluar dari mobil langsung ambil parang, dan kami kaget. Padahal kami siap berdialog, tetapi bupati mengambil parang sehingga kami lari karena merasa terancam,” ucap Johan.
Johan juga menambahkan bahwa bupati memotong kaca mobil mereka, dan pecahan kaca tersebut melukai salah satu kader GMKI. Ia menegaskan bahwa mahasiswa tidak merusak fasilitas kantor, hanya membuang vas bunga dan tempat sampah sebagai bentuk kekecewaan karena tidak menemukan pegawai di Kantor Keuangan.
Kontroversi dan Kecaman Publik
Insiden ini menuai kontroversi dan kecaman dari berbagai pihak. Banyak yang menilai tindakan bupati tidak pantas dan berlebihan. Tindakan mengejar mahasiswa dengan parang dianggap sebagai bentuk intimidasi dan kekerasan yang tidak dapat dibenarkan.
Di sisi lain, ada juga yang membela bupati, dengan alasan bahwa ia hanya melindungi rumahnya dari gangguan para demonstran. Namun, sebagian besar masyarakat menilai bahwa bupati seharusnya dapat menyelesaikan masalah ini dengan cara yang lebih baik, tanpa harus menggunakan kekerasan.
Insiden Bupati Halmahera Utara mengejar mahasiswa dengan parang menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan sengit. Tindakan bupati yang kontroversial ini menuai kecaman dari berbagai pihak, meskipun ada juga yang membelanya. Terlepas dari motif di balik tindakannya, insiden ini menjadi pengingat penting bagi para pejabat publik untuk selalu mengedepankan dialog dan menghindari kekerasan dalam menyelesaikan masalah. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.