Dari Stigma ke Simbol Persatuan: Ponpes Al-Ikhlas Gelar Upacara HUT RI Perdana
Ogan Komering Ilir, NUSALY – Di bawah terik matahari Sumatera, sebuah pemandangan tak biasa terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ikhlas, Desa Mulya Guna, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Bendera Merah Putih berkibar gagah, diiringi lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan dengan penuh semangat.
Bukan sekadar upacara biasa, ini adalah upacara peringatan HUT RI perdana yang digelar oleh Ponpes Al-Ikhlas, sebuah institusi yang dahulu pernah terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI). Momen bersejarah ini diinisiasi oleh Densus 88 AT Polri Satgaswil Sumsel, dan dihadiri oleh 24 orang eks anggota JI jaringan OKI.
Dari Bayang-Bayang Kelam ke Terang Kemerdekaan
Ketua Ponpes Al-Ikhlas, Fariz, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. “Kami sangat berterima kasih kepada Tim Densus 88 dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan upacara ini. Kegiatan ini akan menjadikan citra Ponpes menjadi baik dan menghilangkan stigma negatif terhadap ponpes dahulunya pernah terafiliasi dengan kelompok Jamaah Islamiyah (JI),” ungkapnya.
Upacara ini bukan hanya tentang perayaan kemerdekaan, tapi juga tentang transformasi dan harapan. Ponpes Al-Ikhlas, yang dulu pernah terjerumus dalam bayang-bayang kelam ekstremisme, kini bangkit dan memilih jalan terang bersama NKRI.
Densus 88: Lebih dari Sekadar Penegak Hukum
Densus 88 AT Polri Satgaswil Sumsel, yang selama ini dikenal sebagai garda terdepan dalam pemberantasan terorisme, menunjukkan sisi lain yang humanis. Mereka tak hanya menangkap dan menindak, tapi juga mendampingi dan membina, membantu mereka yang pernah tersesat untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
“Kami percaya bahwa setiap individu berhak mendapatkan kesempatan kedua. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap dapat membantu mereka yang pernah terlibat dalam jaringan terorisme untuk kembali berintegrasi dengan masyarakat dan membangun kehidupan yang lebih baik,” ujar salah seorang anggota Densus 88 yang hadir dalam upacara tersebut.
Toleransi dan Cinta Tanah Air: Makna Kemerdekaan yang Sejati
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Selatan, Ridwan Hayatuddin, yang turut hadir sebagai tamu undangan, memberikan pandangannya tentang makna kemerdekaan. “Kemerdekaan berarti bangsa Indonesia memperoleh kebebasan yang seutuhnya, bebas dari segala bentuk penindasan dan penguasaan bangsa asing,” katanya.
Lebih lanjut, Ridwan menekankan pentingnya toleransi dan cinta tanah air sebagai nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh generasi muda. “Hormat kepada bendera merah putih merupakan bentuk rasa syukur dan cinta tanah air,” pungkasnya.
Upacara peringatan HUT RI di Ponpes Al-Ikhlas adalah sebuah simbol harapan dan perubahan. Ini adalah bukti bahwa setiap individu, terlepas dari masa lalunya, memiliki kesempatan untuk berubah dan berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Densus 88, dengan pendekatan humanisnya, telah membuktikan bahwa pemberantasan terorisme bukan hanya tentang penindakan, tapi juga tentang pencegahan dan pembinaan. Mereka telah membantu Ponpes Al-Ikhlas untuk bangkit dari keterpurukan dan menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.
Semoga semangat kemerdekaan yang berkobar di Ponpes Al-Ikhlas ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mewujudkan cita-cita Indonesia yang lebih baik. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.