Pemprov Sumsel 1000x250 Pemkab Muba 1000x250
KabarNusa

Petani Merangin Diterkam Beruang, Wajah Remuk, Warga Desak Pemerintah Bertindak

×

Petani Merangin Diterkam Beruang, Wajah Remuk, Warga Desak Pemerintah Bertindak

Sebarkan artikel ini
Petani Merangin Diterkam Beruang, Wajah Remuk, Warga Desak Pemerintah Bertindak
Petani Merangin Diterkam Beruang, Wajah Remuk, Warga Desak Pemerintah Bertindak

Merangin, Nusaly.com – Mustofa (55), seorang petani di Desa Air Liki Baru, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Jambi, mengalami nasib tragis setelah diterkam beruang saat hendak pergi ke kebunnya pada Senin, 24 Juni 2024. Akibat serangan tersebut, wajah dan tangan Mustofa remuk, membuatnya harus menjalani perawatan intensif di RSUD Kolonel Abundjani Bangko.

Insiden mengerikan ini terungkap ketika seorang warga bernama Febri menemukan Mustofa dalam kondisi luka parah di areal perkebunan sekitar pukul 15.00 WIB. Febri, yang juga sedang dalam perjalanan pulang dari kebun, segera meminta bantuan warga lain untuk mengevakuasi korban.

“Benar, kemarin sekitar pukul 15.00 WIB telah ditemukan seorang warga di areal perkebunan dengan kondisi luka-luka pada bagian wajah dan tangan dalam keadaan remuk yang diduga merupakan korban penyerangan oleh binatang buas (beruang),” ungkap Aiptu Rully, Kasubsi Penmas Polres Merangin, pada Selasa, 25 Juni 2024.

Mustofa pertama kali dibawa ke Puskesmas Muara Kibul, Tabir Barat, namun karena luka-lukanya yang serius, ia langsung dirujuk ke RSUD Kolonel Abundjani Bangko untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih intensif. Foto-foto yang beredar menunjukkan wajah Mustofa yang hancur akibat terkaman beruang, dengan darah berlumuran di sekujur wajahnya.

Kepala Desa Air Liki Baru, Pulpi Marlinto, membenarkan bahwa korban diserang beruang saat hendak pergi ke kebun. Seorang warga lain bahkan sempat mendengar teriakan minta tolong sebelum menemukan Mustofa dalam kondisi kritis.

Warga Resah, Tuntut Pemerintah Bertindak

Insiden ini menambah daftar panjang kasus konflik manusia dengan beruang di Desa Air Liki Baru. Warga desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani merasa resah dan khawatir akan keselamatan mereka saat beraktivitas di kebun. Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Merangin untuk segera mencari solusi atas permasalahan ini.

“Kami berharap pemerintah bisa memberikan solusi terkait banyaknya peristiwa serupa di Desa Air Liki Baru,” ujar Pulpi Marlinto.

Konflik Manusia-Satwa Liar: Masalah Serius yang Perlu Penanganan

Konflik antara manusia dan satwa liar, seperti yang terjadi pada Mustofa, merupakan masalah serius yang perlu penanganan segera.

Hilangnya habitat alami akibat deforestasi dan alih fungsi lahan menjadi perkebunan seringkali memaksa satwa liar, termasuk beruang, untuk mencari makan di dekat pemukiman manusia. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya konflik dan mengancam keselamatan baik manusia maupun satwa.

Pemerintah dan pihak terkait perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang komprehensif dalam mengatasi konflik manusia-satwa liar.

Upaya konservasi habitat alami, edukasi masyarakat tentang perilaku satwa liar, serta penanganan konflik yang cepat dan tepat menjadi kunci penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi keselamatan manusia.

Kasus penyerangan beruang terhadap Mustofa di Merangin menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan mengatasi konflik manusia-satwa liar.

Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi untuk mencari solusi yang berkelanjutan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Keselamatan manusia dan kelestarian satwa liar harus menjadi prioritas bersama demi menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan hidup di masa depan. ***

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.