BALI, NUSALY.com – Pulau Dewata kembali menjadi sorotan dunia. Kali ini, bukan karena pantainya yang indah atau budayanya yang kaya, melainkan sebagai tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10. Acara yang digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali ini dibuka dengan serangkaian upacara sakral dan tarian langka yang sarat makna.
Balinese Water Purification: Harmoni Manusia dan Alam
Bertajuk “Balinese Water Purification”, upacara pembukaan WWF ke-10 menjadi bukti nyata bagaimana Bali menjunjung tinggi kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan alam. Pemerintah Provinsi Bali, bersama Panitia Pusat WWF ke-10 dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menggelar upacara Segara Kerthi dan Tumpak Uye di KEK Kura-kura Bali.
“Upacara ini adalah bentuk penghormatan kami kepada laut dan alam semesta,” ujar Tuti Hadiputranto, Presiden Direktur PT Bali Turtle Island Development, badan usaha pengelola KEK Kura-kura Bali. “Kami berharap mendapatkan restu dari alam atas upaya kami dalam memajukan Bali dan menyejahterakan masyarakatnya.”
Segara Kerthi dan Tumpak Uye: Kearifan Lokal untuk Kelestarian Lingkungan
Upacara Segara Kerthi merupakan tradisi Bali untuk menghormati laut dan menekankan pentingnya menjaga ekosistem pesisir. Sementara itu, Tumpak Uye adalah upacara untuk memuliakan hewan dan mengungkapkan rasa syukur atas peran mereka dalam kehidupan manusia.
Dalam Tumpak Uye, burung-burung dan tukik-tukik (anak penyu) dilepaskan ke alam sebagai simbol penghormatan. “Ini adalah cara kami menjaga keseimbangan alam dan menunjukkan rasa terima kasih kepada semua makhluk hidup,” jelas Tuti.
KEK Kura-kura Bali: Perpaduan Konservasi dan Ekonomi
KEK Kura-kura Bali, yang baru ditetapkan pada April 2023, menjadi lokasi strategis untuk penyelenggaraan WWF ke-10. Dengan luas hampir 500 hektar, kawasan ini menawarkan keindahan alam yang memukau sekaligus fasilitas modern yang lengkap.
“KEK Kura-kura Bali adalah bukti bahwa konservasi dan ekonomi dapat berjalan beriringan,” kata Tuti. “Kami berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam dan budaya Bali sambil mengembangkanpotensi ekonomi kawasan ini.”
WWF ke-10: Momentum Penting bagi Pengelolaan Air Global
WWF ke-10 menjadi ajang penting bagi para pemangku kepentingan global untuk membahas isu-isu krusial terkait air, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan sanitasi. Kehadiran para delegasi dari 43 negara, organisasi internasional, dan perwakilan pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen bersama untuk mewujudkan pengelolaan air yang berkelanjutan.
Pembukaan WWF ke-10 di KEK Kura-kura Bali dengan upacara sakral dan tarian langka menjadi bukti nyata bahwa Bali tidak hanya kaya akan keindahan alam dan budaya, tetapi juga memiliki komitmen kuat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Melalui kearifan lokal dan semangat kolaborasi, Bali menunjukkan kepada dunia bahwa pembangunan ekonomi dapat berjalan seimbang dengan pelestarian alam. ***
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.