Scroll untuk baca artikel
banner Pemkab OKI
Example floating
Example floating
Pemprov Sumsel 728x250

Pemkab Muba 728x250

PT Sampoerna Agro Tbk
HeadlineKabarNusaOKI Mandira

Wakil Presiden Berikan Penghargaan kepada Bupati OKI Iskandar atas Prestasi Luar Biasa dalam Penurunan Angka Stunting

×

Wakil Presiden Berikan Penghargaan kepada Bupati OKI Iskandar atas Prestasi Luar Biasa dalam Penurunan Angka Stunting

Share this article
Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H. Iskandar, SE, menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya 2023 atas dedikasinya dalam menurunkan angka stunting. Foto: Istimewa.

Ogan Komering Ilir – Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H. Iskandar SE, menerima penghargaan Satyalancana Wira Karya 2023 atas dedikasinya dalam menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas upayanya yang berhasil menurunkan angka stunting dari 32,2 persen pada tahun 2021 menjadi 15,1 persen pada tahun 2022, atau mengalami penurunan sebesar 17,1 persen.

sidomuncul

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin dalam acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-30 di Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Kamis (6/7/2023).

Dalam sambutannya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan bahwa stunting merupakan salah satu indikator masyarakat yang rapuh.

“Masyarakat yang rapuh, baik ditandai oleh tingginya prevalensi stunting maupun karakteristik kerapuhan lainnya, seperti sikap saling curiga, sulit bekerja sama, kurang memperjuangkan kejujuran, dan melapuknya nilai-nilai integritas, merupakan cermin dari keroposnya bangunan pada tingkat keluarga,” kata Ma’ruf.

Menurut Wakil Presiden Ma’ruf, peran keluarga dalam mencetak generasi penerus yang bebas dari stunting perlu diperkuat.

“Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen, dan pada tahun 2024, targetnya adalah menurunkannya menjadi 14 persen,” ujar Wakil Presiden.

Upaya Kolaboratif dan Intervensi dalam Mengatasi Stunting

Bupati OKI, H. Iskandar, SE, mengatakan bahwa penurunan signifikan angka stunting di Ogan Komering Ilir berkat upaya kolaboratif semua pihak yang terlibat.

“Kami melibatkan seluruh stakeholder mulai dari tingkat desa hingga kabupaten, karena diperlukan kerja kolektif untuk mengatasi angka stunting,” ujar Iskandar.

Iskandar juga menjelaskan bahwa pada awal kepemimpinannya, angka stunting di OKI merupakan yang tertinggi di Sumatera Selatan.

“Pada tahun 2016, angka stunting mencapai 36 persen, yang berarti dari 5 kelahiran, 3 anak mengalami stunting,” tambahnya.

Untuk mengatasi masalah ini, berbagai langkah telah dilakukan untuk mengintervensi tingginya kasus stunting di Ogan Komering Ilir.

“Kami mulai dari awal dengan memberikan edukasi kepada calon pengantin, remaja, dan pasangan usia subur untuk menjalani pemeriksaan kesehatan atau menunda kehamilan jika berisiko,” jelas Iskandar.

Selain itu, langkah konkret juga dilakukan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK).

“Kami memiliki 1.806 personel Pendamping Keluarga yang membantu keluarga yang berrisiko stunting, yang terdiri dari Kader PKK, Bidan Desa, dan Kader KB,” paparnya.

Selain sektor kesehatan, intervensi juga dilakukan melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Program ini melibatkan pembangunan rumah pangan di tingkat dusun, desa, dan kecamatan dengan memanfaatkan pekarangan, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat dalam hal sanitasi, air bersih, serta insentif bagi para kader penggerak posyandu melalui dana desa.

Melalui kerja kolektif ini, hasil yang positif telah tercapai, seperti penurunan angka stunting, penurunan angka kematian ibu dan bayi menjadi hanya 1 kasus, serta peningkatan harapan hidup masyarakat OKI menjadi 69 tahun pada tahun 2022. ***