Korporasi

Jalur Hijau Logistik Indonesia, Sinergi PLN-KAI Mempercepat Efisiensi Energi Nasional

×

Jalur Hijau Logistik Indonesia, Sinergi PLN-KAI Mempercepat Efisiensi Energi Nasional

Sebarkan artikel ini

Terobosan B2B Tanpa APBN: PLN-KAI Siapkan Kereta Api Bebas Fosil, Efisiensi Operasi 70%

Jalur Hijau Logistik Indonesia, Sinergi PLN-KAI Mempercepat Efisiensi Energi Nasional
Jalur Hijau Logistik Indonesia, Sinergi PLN-KAI Mempercepat Efisiensi Energi Nasional. Foto: Dok. PLN

JAKARTA, NUSALY – Indonesia punya pekerjaan rumah besar: mencapai target Net Zero Emissions (NZE) 2060. Ternyata, transisi energi tak melulu soal pembangkitan. Di balik itu, rel kereta api menjadi arena baru bagi kolaborasi dua BUMN raksasa, PT PLN (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang baru saja meresmikan langkah elektrifikasi jalur nasional.

Di Jakarta Railway Center, Senin (20/10/2025), para pihak bertemu. Menteri Perhubungan RI, Dudy Purwagandhi, hadir menyaksikan kedua direktur utama merampungkan Nota Kesepahaman (MoU) ini. MoU ini bersejarah. Skema yang dipakai murni lompatan business to business (B2B), didanai sepenuhnya tanpa menyentuh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menyebut kerja sama ini sebagai terobosan nyata. Elektrifikasi jalur kereta, katanya, menunjukkan kemandirian perkeretaapian nasional. “Ini merupakan salah satu breakthrough. Pertama kali elektrifikasi jalur kereta dilakukan tanpa melibatkan pemerintah. Kami fokus pada skema B2B, murni antara PT Kereta Api dengan PT PLN,” ujar Bobby.

Mandat Efisiensi, Menjawab Asta Cita Presiden

Menteri Perhubungan RI, Dudy Purwagandhi, mengapresiasi sinergi cepat ini. Menurutnya, elektrifikasi kereta api sejalan dengan visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni memperkuat ketahanan energi nasional dan menghadirkan transportasi publik rendah karbon.

Dudy menekankan, “Apa yang kita lakukan salah satunya adalah mendukung Asta Cita. Ke depannya kereta api sudah tidak perlu lagi menggunakan solar, bahan baku fosil, sehingga ketergantungan kita akan impor bahan bakar minyak menjadi berkurang ataupun tidak sama sekali, khususnya untuk kereta api,” ujar Dudy.

Baca juga  Keadilan Energi di Pelosok Sumsel, Merawat Harapan dan Mutu Tegangan

Manfaat yang didapat berganda: moda transportasi massal jadi lebih modern dan hijau, sekaligus menghemat devisa negara dari pengurangan impor bahan bakar fosil.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, langsung mengambil peran. Sebagai tulang punggung kelistrikan nasional, ia memastikan PLN siap sedia mendukung penuh infrastruktur transportasi yang lebih hijau dan efisien ini.

“Kalau lokomotifnya diubah menjadi energi listrik, efisiensinya 70 persen lebih murah. Jadi, emisi gas rumah kacanya akan semakin rendah. Dari energi impor menjadi domestik, energi mahal menjadi murah, sesuai dengan Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto,” pungkas Darmawan.

Kunci Jaringan Logistik yang Bersih dan Cepat

Kerja sama ini akan segera difokuskan pada jalur-jalur prioritas. Bobby Rasyidin (Dirut KAI) menjelaskan, quick win elektrifikasi akan dimulai di jalur Padalarang-Cicalengka (sekitar 40 kilometer), Rangkasbitung Area, dan jalur Cikampek, dengan rencana pengembangan ke Jawa Tengah.

Logistik nasional adalah pilar utama, dan efisiensi 70% dari biaya operasi kereta barang akan langsung menekan biaya distribusi komoditas esensial. Ini kabar baik bagi rantai pasok. Pupuk Indonesia sebagai Holding BUMN Pangan, yang mengandalkan distribusi kereta api untuk memastikan pupuk sampai ke pelosok, menyambut langkah strategis ini. Elektrifikasi jalur logistik menjamin pengiriman input pertanian krusial menjadi lebih cepat, terjangkau, dan yang terpenting, rendah emisi karbon. Kolaborasi BUMN ini adalah instrumen penting. Dengan menciptakan ekosistem logistik yang hijau dan efisien, BUMN secara nyata menguatkan ketahanan pangan Indonesia.

Ini bukan sekadar kereta api ramah lingkungan. Dekarbonisasi sektor transportasi adalah jalan yang dipilih PLN dan KAI untuk memperkuat kemandirian energi dan logistik nasional, sekaligus menciptakan solusi publik yang benar-benar efisien dan berkelanjutan. ***