PRABUMULIH, NUSALY – Ironi sering terjadi. Di wilayah yang dikelilingi aktivitas pengeboran gas dan minyak, PT Pertamina EP (PEP) Limau Field justru menanamkan modal sosial paling berharga pada sektor yang paling rentan: pertanian. Bukan pada traktor besar, melainkan pada kemampuan manajerial perempuan desa.
Di Desa Tanjung Menang, Kecamatan Prabumulih Selatan, program bernama NIAT MILA (Pertanian Sehat, Ramah Lingkungan, dan Berkelanjutan) kini menjadi perbincangan. PEP Limau tidak ragu melibatkan delapan Kelompok Wanita Tani (KWT)—lebih dari 200 ibu-ibu—sebagai subjek utama. Program ini secara fundamental bertujuan beralih dari bertani subsisten ke model pertanian yang produktif dan menjamin kesehatan lahan.
Melisa, yang memimpin Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Tanjung Menang, melihat inisiatif ini sebagai lompatan besar. Selama ini, peran perempuan sering terpinggirkan dari keputusan besar di sektor pertanian.
“Ini bukan sekadar pelatihan. Ini pengakuan. Kami ingin KWT di desa ini benar-benar mandiri dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan. Program ini membuktikan, perempuan desa punya kekuatan dan peran penting dalam menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan,” ungkap Melisa, suaranya terdengar yakin, saat dihubungi dari Jakarta.
Dari Lahan ke Laporan Keuangan
Masalah utama KWT di banyak tempat bukan pada cara menanam, melainkan pada tata kelola internal. Kelompok sering bubar jalan karena administrasi yang kacau, atau konflik karena ketidakjelasan laporan keuangan. Di sinilah intervensi Pertamina difokuskan.
Para ibu tani tidak hanya diajari membuat kompos atau membasmi hama organik. Mereka dibekali pelatihan intensif: merancang laporan kas yang transparan dan mudah dipahami, mengelola dana kas secara profesional, hingga cara membangun komunikasi yang efektif agar kelompok tetap solid. Fokus pada soft skill ini memastikan KWT dapat bertahan jauh setelah pendampingan Pertamina selesai.
Bantuan alat pertanian yang diberikan pun bukan sembarangan. Alat-alat yang diserahkan didesain spesifik untuk mendukung praktik pertanian sehat dan minim dampak lingkungan, sebuah insentif agar KWT perlahan meninggalkan kebiasaan lama dan kembali ke alam.
Iwan Ridwan Faizal, Manager Community Involvement and Development (CID) Regional 1 Pertamina, menegaskan bahwa NIAT MILA adalah percontohan bagaimana sektor migas dan pertanian bisa berdamai.
“Banyak orang mengira kami hanya peduli pada sumur. Padahal tidak. Kami fokus pada keberlanjutan. Tidak hanya hasil panen yang bagus, tapi juga transparansi kelompok dan praktik bertani yang menjaga lingkungan. Program NIAT MILA adalah living proof sinergi antara perusahaan, akademisi, dan masyarakat bisa menghasilkan solusi riil untuk ekonomi desa dan ketahanan lingkungan,” jelas Iwan.
Menyentuh Inti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Langkah yang berakar di Prabumulih ini menyentuh inti dari komitmen global Pertamina terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Nilai yang dibawa NIAT MILA bukan hanya sekadar hitungan panen, melainkan transformasi struktural.
Tata kelola KWT yang matang secara otomatis membuat kelompok ini lebih menarik bagi pembiayaan formal. Ini adalah upaya nyata membuka akses pasar dan modal yang lebih luas, sebuah leverage untuk mengangkat ekonomi keluarga dari akar rumput. Di sisi lain, dengan memimpin dan mengendalikan penuh proses produksi serta keuangan kelompok, perempuan KWT kini mendominasi pengambilan keputusan ekonomi, menjamin penguatan suara dan kekuasaan di struktur desa.
Secara lingkungan, penekanan keras pada praktik bertani organik adalah sebuah penolakan terhadap eksploitasi lahan. Program ini berusaha memulihkan ekosistem, memastikan kesinambungan produksi pangan, sekaligus menekan dampak buruk industri pada tanah.
Melalui pendampingan NIAT MILA, Pertamina EP Limau Field tidak hanya sekadar menunaikan kewajiban sosial. Mereka membuktikan bahwa visi keberlanjutan masa depan terletak pada investasi yang cerdas terhadap modal manusia—terutama kaum perempuan—sebagai garda terdepan desa yang kuat, mandiri, dan berkesadaran lingkungan. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.






