OGAN KOMERING ILIR, NUSALY – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB) menyatakan komitmen investasi serius untuk menuntaskan masalah elektrifikasi di Sumatera Selatan. Janji untuk mencakup seluruh wilayah pada 2027 tersebut disampaikan langsung oleh General Manager PLN UID S2JB, Adi Herlambang.
Komitmen tersebut diungkapkan Adi Herlambang pada kegiatan penyalaan sambungan listrik gratis yang digelar serentak di Desa Arisan Buntal, Kayuagung, Ogan Komering Ilir, pada Selasa (21/10).
“Komitmen kami, tahun 2027 seluruh Sumsel dialiri listrik PLN. Dengan listrik PLN banyak yang bisa dilakukan masyarakat,” ujar Adi. Ia menyebutkan, pihaknya mengalokasikan program listrik masuk desa sebesar Rp145 miliar yang akan menjangkau 11 lokasi di wilayah tersebut.
Sekretaris Daerah OKI, Asmar Wijaya, menyambut baik komitmen ini, mengingat masih ada desa di wilayahnya yang belum teraliri listrik.
“Di OKI ada 15 desa yang belum dialiri listrik PLN. Mereka ada di pesisir dan hutan produksi. Di Air Sugihan masih menggunakan petromak walaupun sudah ada genset,” ungkap Sekda Asmar.
Ia menambahkan bahwa target Gubernur Sumsel adalah menuntaskan masalah kelistrikan di seluruh wilayah.
Mengurai Paradoks Padamnya Listrik di Tengah Surplus Daya
Di tengah surplus daya 100 persen di Sumsel, PLN menghadapi kritik dan pertanyaan publik mengenai seringnya terjadi pemadaman. Adi Herlambang secara terbuka mengakui dan menjelaskan tantangan utama yang dihadapi oleh jaringan distribusi.
“Sumsel listriknya surplus 100 persen, kenapa sering mati lampu? kenapa sering padam?,” kata Adi.
Ia menjelaskan bahwa jaringan distribusi PLN merupakan jaringan terbuka yang rentan, apalagi tegangan 20 ribu volt. Jaringan tersebut didesain memiliki sistem proteksi yang sangat sensitif, sehingga ketika tersentuh, akan langsung padam.
Faktor utama yang menyebabkan gangguan adalah kondisi alam. “Jaringan kami mayoritas melewati kebun. Pohon penyebab gangguan utama padam listrik,” jelasnya.
Ia mencontohkan, di Bengkulu, pemadaman pernah terjadi hingga tujuh kali dalam satu jam sebelum akhirnya dilakukan kerja sama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Kolaborasi Publik Kunci Stabilitas Jaringan
Untuk memitigasi risiko gangguan dan memastikan janji elektrifikasi 2027 terlaksana, Adi Herlambang menekankan pentingnya kolaborasi publik. Pihak PLN berharap masyarakat mengizinkan tim untuk melakukan pemotongan atau pemangkasan dahan pohon yang berpotensi mengganggu jaringan listrik.
“Selain mengganggu jaringan listrik, ketika hujan (dahan pohon) bisa jadi konduktor,” terangnya.
Ia juga mengingatkan agar pemotongan dahan di sekitar jaringan harus dilakukan oleh petugas PLN untuk menghindari insiden.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada dukungan Pemerintah Daerah OKI (yang meminta dukungan PLN) dan kesadaran masyarakat dalam menjaga jaringan demi stabilitas pasokan listrik. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.






