Korporasi

Pupuk Indonesia Siapkan 1,2 Juta Ton Stok Subsidi, Jamin Kedaulatan Pangan Oktober – Maret

×

Pupuk Indonesia Siapkan 1,2 Juta Ton Stok Subsidi, Jamin Kedaulatan Pangan Oktober – Maret

Sebarkan artikel ini

Ketersediaan tiga kali lipat dari batas minimum pemerintah menjadi pilar utama Pupuk Indonesia mendukung capaian swasembada nasional. Fokus pada musim tanam krusial Oktober 2025 – Maret 2026.

Pupuk Indonesia Siapkan 1,2 Juta Ton Stok Subsidi, Jamin Kedaulatan Pangan Oktober - Maret
Petugas memeriksa ketersediaan stok pupuk bersubsidi di gudang penyangga Pupuk Indonesia. Stok 1,2 juta ton disiapkan untuk menjamin musim tanam Oktober 2025 - Maret 2026 berjalan lancar. Foto: Dok. Pupuk Indonesia

JAKARTA, NUSALY – PT Pupuk Indonesia (Persero) mengumumkan kesiapan stok pupuk bersubsidi secara nasional sebanyak 1.200.679 ton menjelang musim tanam utama periode Oktober 2025 hingga Maret 2026. Jumlah ketersediaan ini mencapai hampir tiga kali lipat, atau 259 persen, dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah, sebuah komitmen nyata dalam menopang cita-cita ketahanan pangan nasional.

Komitmen perusahaan ini beririsan langsung dengan semangat yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Majelis Umum Ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, di mana Indonesia mencatat sejarah baru dengan produksi beras dan cadangan pangan nasional di titik tertinggi, memungkinkan Indonesia tidak hanya swasembada tetapi juga memulai ekspor beras pada 2025.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menegaskan bahwa pupuk adalah instrumen utama di balik capaian tersebut.

“Pupuk merupakan salah satu instrumen penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Pupuk Indonesia hadir untuk memenuhi kebutuhan petani dengan menyiapkan stok sesuai regulasi, dan menjalankan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi sesuai aturan baru yang banyak memberikan kemudahan bagi petani dalam penebusan.”

Analisis Kinerja Logistik dan Implementasi Tata Kelola Baru

Data per tanggal 30 September 2025 menunjukkan bahwa stok pupuk bersubsidi nasional yang tersedia dan tersebar dari gudang produsen hingga gudang penyangga di kabupaten/kota seluruh Indonesia terdiri dari: Urea sebanyak 510.262 ton, NPK 610.649 ton, NPK Formula Khusus/Kakao 14.316 ton, ZA 8.759 ton, dan Pupuk Organik sebanyak 56.693 ton.

Rahmad menjelaskan, ketersediaan melimpah ini didukung oleh implementasi tata kelola baru yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025 dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 15 Tahun 2025. Regulasi ini menjadi landasan bagi Pupuk Indonesia untuk memastikan pendistribusian berjalan sesuai dengan prinsip 7T: Tepat Jenis, Jumlah, Harga, Tempat, Waktu, Mutu, dan Penerima.

Baca juga  Agus Fatoni dan Pupuk Indonesia Bersinergi, Optimalkan Pertanian Sumsel Menuju Lumbung Pangan Nasional

Upaya perbaikan ini diperkuat melalui sistem digitalisasi di sepanjang proses bisnis Pupuk Indonesia, mulai dari pabrik hingga Kios Pengecer atau Penerima Pupuk di Titik Serah (PPTS).

“Tidak hanya tata kelola korporasi, Pupuk Indonesia juga melakukan pembenahan-pembenahan pada tata kelola penyediaan pupuk. Untuk itu kami mendorong petani di seluruh Indonesia dapat mengoptimalkan penebusan pupuk bersubsidi yang tahun ini dialokasikan Pemerintah sebesar 9,55 juta ton.”

Stok Nonsubsidi sebagai Solusi Pelengkap

Selain pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga menyiapkan stok pupuk nonsubsidi sebanyak 480.364 ton di periode yang sama. Rinciannya, Urea sebanyak 412.212 ton, NPK 27.411 ton, dan ZA 40.740 ton.

Penyediaan stok nonsubsidi ini menjadi solusi penting bagi petani yang tidak memenuhi syarat penerima subsidi. Sesuai aturan, pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi petani yang terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), menggarap lahan maksimal dua hektare, dan berfokus pada sepuluh komoditas pangan dan perkebunan strategis.

“Pupuk Indonesia akan terus menjaga amanah dalam menyediakan pupuk bagi petani. Kami berharap, pelaksanaan musim tanam Oktober 2025 – Maret 2026 bisa berjalan baik, produktivitas meningkat, dan Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia seperti yang dicita-citakan Presiden Indonesia,” tutup Rahmad. ***

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.