Legislatif

Firdaus Hasbullah: Mengikat Pembangunan PALI dengan Integritas Moral di Tengah Disrupsi Fiskal

×

Firdaus Hasbullah: Mengikat Pembangunan PALI dengan Integritas Moral di Tengah Disrupsi Fiskal

Sebarkan artikel ini
Firdaus Hasbullah: Mengikat Pembangunan PALI dengan Integritas Moral di Tengah Disrupsi Fiskal
Firdaus Hasbullah (kedua dari kanan) dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Baitussalam, Desa Panta Dewa, menegaskan pentingnya kolaborasi spiritual dan institusional dalam mengawal kebijakan publik di PALI. Foto: Dok. Istimewa

PALI, NUSALY — Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menghadapi tantangan serius terhadap keberlanjutan program daerah menyusul pemangkasan Dana Bagi Hasil (DBH) dari Pemerintah Pusat hingga Rp500 miliar. Menanggapi disrupsi fiskal ini, Wakil Ketua DPRD PALI, Firdaus Hasbullah, S.H., M.H., menegaskan bahwa solusi tidak terletak pada efisiensi anggaran semata, tetapi pada penguatan fondasi spiritual dan etika kepemimpinan.

Dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Baitussalam, Desa Panta Dewa, Firdaus Hasbullah secara eksplisit menggarisbawahi urgensi peran ulama dan kiai sebagai mitra strategis dalam mengawal proses pembangunan.

“Doa dari para kiai ini sangat penting sebagai kekuatan spiritual untuk kemajuan Kabupaten PALI. Tanpa dukungan spiritual dari para ulama dan tokoh masyarakat, sangat mustahil kabupaten yang kita cintai ini akan maju ke depan,” tegas Firdaus Hasbullah.

Pernyataan ini memposisikan tokoh agama bukan hanya sebagai pemandu moral, tetapi sebagai pilar integritas akuntabilitas di tengah tantangan alokasi anggaran yang terbatas. Hal ini disaksikan langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Muhtadin KH. Nur Salim Habibi, S.Ag dan Ustadz Adi Al Ghifari Al Hafidz.

Etika Publik Sebagai Pengendali Program Strategis

Firdaus Hasbullah menjelaskan bahwa di tengah keterbatasan anggaran, program-program strategis seperti pendidikan dan kesehatan harus tetap menjadi prioritas utama. Beliau meyakini bahwa keberhasilan implementasi program tersebut bergantung pada sejauh mana para pelaksana di birokrasi dan eksekutif menginternalisasi nilai-nilai etika.

Beliau menyoroti bahwa di era kemajuan teknologi saat ini, defisit terbesar yang dihadapi masyarakat modern adalah defisit moralitas.

Etika Publik Sebagai Pengendali Program Strategis
Wakil Ketua DPRD PALI Firdaus Hasbullah menyampaikan pandangannya mengenai ketahanan moral daerah di hadapan jemaah Maulid Nabi di Pondok Pesantren Baitussalam, Desa Panta Dewa. Foto: Dok. Istimewa

“Zaman kita hari ini bukan kekurangan ilmu. Kita punya teknologi, koneksi, dan kemajuan. Tapi yang sering hilang adalah sentuhan akhlak — adab, kesantunan, kelembutan hati,” ungkap Firdaus Hasbullah.

Baca juga  Perebutan Dukungan di Pilkada Sumsel 2024: Bagaimana Calon Kepala Daerah Menghadapi Tantangan Berat Mendapatkan Surat B1 KWK

Melalui ajakan untuk meniru Akhlak Nabi, Firdaus Hasbullah menawarkan pendekatan holistik kepemimpinan. Ini adalah strategi untuk memastikan bahwa sikap lapang dada dan kasih sayang—yang menjadi esensi ajaran Nabi—diterapkan sebagai filter kebijakan. Tujuannya adalah menjamin bahwa keputusan yang diambil dalam kondisi defisit anggaran tetap transparan, adil, dan benar-benar melayani kepentingan rakyat PALI.

Visi Firdaus Hasbullah menegaskan komitmennya untuk memimpin dengan keseimbangan antara kecerdasan fiskal dan integritas moral yang tinggi, menjadikan spiritualitas sebagai kompas utama dalam menjaga pembangunan Kabupaten PALI tetap berada pada jalur keberpihakan kepada masyarakat. (dhi)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.