PALEMBANG, NUSALY — Insiden dugaan keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa penerima program pemerintah di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menyita perhatian legislator di tingkat provinsi. Komisi V DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) meminta seluruh satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) untuk berhati-hati dalam memproses masakan makan bergizi gratis (MBG) untuk para siswa, menyusul adanya kejadian dugaan keracunan di PALI.
Dilansir dari Detik.com, kejadian siswa diduga keracunan usai menyantap MBG di PALI ini bukan yang pertama terjadi, menambah urgensi imbauan kehati-hatian bagi seluruh penyelenggara MBG di Sumsel.
Respons Komisi V DPRD Sumsel
Wakil Ketua Komis V DPRD Sumsel, David Aljufri, secara spesifik meminta penyelenggara SPPG untuk mengutamakan kehati-hatian. “Iya kita meminta agar seluruh dapur (SPPG) di Sumsel mengutamakan kehati-hatian terlebih dahulu,” ujar David Aljufri pada Selasa (6/5/2025).
Menurut David Aljufri, SPPG sebagai penyedia makanan bergizi bagi siswa seharusnya memiliki prosedur pemeriksaan yang ketat. Ia menekankan pentingnya memeriksa secara teliti dan detail makanan yang disajikan sebelum makanan tersebut didistribusikan dan dikirimkan ke sekolah-sekolah.
“Seharusnya SPPG sebagai penyedia makanan bergizi memeriksa makanan yang disajikan sebelum diantar,” katanya.
David Aljufri menambahkan, pihaknya di Komisi V DPRD Sumsel akan memantau perkembangan permasalahan dugaan keracunan ini.
Komisi V juga sepenuhnya menyerahkan penanganan kasus dugaan keracunan terhadap 121 siswa tersebut kepada pemerintah daerah setempat, yakni Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PALI.
Pemkab PALI diharapkan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengambil langkah-langkah penanganan yang diperlukan.
Politisi ini juga menyebutkan bahwa Komisi V DPRD Sumsel belum ada koordinasi dengan pihak pelaksana program MBG dari tingkat provinsi terkait insiden ini.
Pihaknya saat ini sedang mencoba melakukan koordinasi dengan pihak terkait yang menangani program MBG di Sumsel.
David Aljufri menyatakan tidak bisa secara langsung meminta pelaksanaan MBG di PALI disetop karena mengembalikan permasalahan itu sepenuhnya kepada Pemkab dan pihak terkait di PALI.
“Kita serahkan ke pihak terkait MBG di kabupaten dulu, sambil kami cek koordinator di provinsi,” ujarnya.
Update Kondisi Siswa dan Tindak Lanjut Dinkes Sumsel
Sementara itu, terkait kondisi para siswa yang diduga keracunan, terdapat informasi terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel, Deddy Irawan, menginformasikan bahwa sebanyak 50 siswa dari total 121 siswa yang sempat dirawat sudah diperbolehkan pulang.
“Ada 50 siswa yang sudah diperbolehkan pulang malam ini karena kondisinya sudah membaik,” ujar Deddy Irawan pada Senin (5/5/2025) malam.
Meskipun sebagian besar sudah pulang, sisanya sebanyak 71 siswa masih dirawat untuk diobservasi lanjutan guna memastikan kondisi kesehatan mereka benar-benar stabil.
Sebagai tindak lanjut investigasi penyebab dugaan keracunan, Tim surveilans dan pusat krisis dari Dinkes Sumsel pada malam itu juga telah diberangkatkan menuju PALI.
Tim ini akan berkoordinasi erat dengan tim Dinkes PALI di lapangan untuk mengetahui secara pasti penyebab dugaan keracunan yang menimpa ratusan siswa tersebut.
Ratusan siswa di PALI diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), bukan kejadian pertama. Komisi V DPRD Sumsel minta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) hati-hati proses masakan.
Wakil Ketua Komisi V David Aljufri (6/5) imbau periksa makanan teliti, serahkan kasus ke Pemkab PALI/polisi. Dinkes Sumsel (5/5) update 50 siswa pulang, 71 rawat, tim surveilans ke PALI selidiki penyebab. Dilansir dari Detik.com. (InSan)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.