Scroll untuk baca artikel
banner Pemkab OKI
Example floating
Example floating
Pemprov Sumsel 728x250

Pemkab Muba 1000x250

PT Sampoerna Agro Tbk
Nusa Hikmah

Keutamaan Ganda, Niat Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Kamis dan Hikmah di Baliknya

×

Keutamaan Ganda, Niat Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Kamis dan Hikmah di Baliknya

Share this article

Umat Islam dianjurkan meraih pahala berlipat ganda dengan menggabungkan puasa sunnah Syawal dan Kamis, berikut bacaan niat dan keutamaannya.

Keutamaan Ganda, Niat Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Kamis dan Hikmah di Baliknya
Keutamaan Ganda, Niat Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Kamis dan Hikmah di Baliknya. Foto: dok. detikcom

Palembang, NUSALY.COMBulan Syawal, yang hadir sebagai tamu istimewa setelah keberkahan Ramadan, menjadi momentum bagi umat Islam untuk melanjutkan ibadah puasa sunnah selama enam hari. Amalan ini memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah SWT, sebagai bentuk syukur dan upaya penyempurnaan ibadah Ramadan yang telah lalu.

Di tengah semangat menjalankan puasa Syawal, terdapat pula anjuran untuk menggabungkannya dengan puasa sunnah lainnya yang rutin dilakukan, seperti puasa pada hari Kamis. Penggabungan dua ibadah sunnah ini dipercaya akan melipatgandakan pahala dan keutamaan bagi yang menjalankannya.

sidomuncul

Lantas, bagaimana niat puasa Syawal yang dilakukan bersamaan dengan puasa Kamis, dan apa saja keutamaan yang dapat diraih?

Dalam khazanah ilmu fiqih, para ulama sepakat mengenai kebolehan menggabungkan niat dalam ibadah-ibadah sunnah. Hal ini berarti seorang Muslim dapat berniat untuk melaksanakan puasa Syawal sekaligus puasa Kamis dalam satu waktu.

Dengan demikian, ia akan mendapatkan pahala dari kedua jenis puasa sunnah tersebut. Untuk melaksanakannya, diperlukan pemahaman yang benar mengenai bacaan niat yang sesuai dengan ibadah yang akan dijalankan.

Lafadz Niat Puasa Syawal Sekaligus Puasa Kamis

Niat merupakan ruh dari setiap ibadah dalam Islam. Meskipun niat dapat diucapkan dalam hati, melafadzkannya secara lisan dapat membantu memantapkan hati dan fokus dalam beribadah.

Terkait dengan puasa sunnah, niat dapat diucapkan dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Berikut adalah bacaan niat puasa Syawal yang digabungkan dengan puasa Kamis dalam bahasa Indonesia:

“Saya berniat puasa sunnah Syawal dan hari Kamis karena Allah ta’ala.”

Selain niat dalam bahasa Indonesia, umat Islam juga dapat menggunakan lafadz niat dalam bahasa Arab.

Berikut adalah lafadz niat puasa Kamis dan puasa Syawal secara terpisah, yang dapat diucapkan secara bersamaan atau salah satunya diniatkan saat sahur:

1. Niat Puasa Kamis (dibaca pada malam hari atau saat sahur)

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta’âlâ.”

2. Niat Puasa Syawal (dibaca pada malam hari atau saat sahur)

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah enam hari Syawal esok hari karena Allah ta’ala”

Waktu Membaca Niat Puasa

Mayoritas ulama berpendapat bahwa waktu yang paling utama untuk membaca niat puasa, baik wajib maupun sunnah, adalah pada malam hari, yaitu antara setelah shalat Isya hingga sebelum terbit fajar atau sebelum masuk waktu Subuh.

Namun, terdapat keringanan bagi yang lupa berniat pada malam hari untuk tetap dapat berniat di siang hari, selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Berikut adalah lafadz niat puasa Kamis dan Syawal yang dapat dibaca pada pagi hari jika seseorang lupa berniat pada malam hari:

Niat Puasa Kamis Pagi Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil khamîsi lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Kamis ini karena Allah ta’ala.”

Niat Puasa Syawal Pagi Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

Keutamaan Besar di Balik Puasa Syawal

Puasa Syawal memiliki sejumlah keutamaan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Beberapa keutamaan tersebut, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber terpercaya, antara lain:

1. Membiasakan Diri dengan Ibadah Puasa Setelah Ramadan

Salah satu hikmah utama dari puasa Syawal adalah untuk melatih dan membiasakan diri tetap berpuasa setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Allah SWT sangat menyukai amalan kebaikan yang dilakukan secara berkesinambungan.

Melanjutkan puasa setelah Ramadan menjadi pertanda bahwa seorang Muslim tidak hanya bersemangat dalam beribadah di bulan suci, tetapi juga berusaha mempertahankan kualitas ibadahnya di bulan-bulan lainnya.

Sebagian ulama berpendapat bahwa salah satu indikasi diterimanya amal kebaikan adalah kemampuan seseorang untuk terus melakukan kebaikan setelahnya.

Jika seseorang melakukan kebaikan dan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, ini menjadi pertanda bahwa amal pertama diterima oleh Allah SWT. Sebaliknya, jika setelah melakukan kebaikan seseorang justru terjerumus dalam perbuatan buruk, ini bisa menjadi indikasi ditolaknya amal kebaikan yang pertama.

2. Menunjukkan Rasa Syukur Kepada Allah SWT

Puasa Syawal juga merupakan wujud rasa syukur seorang hamba kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan selama bulan Ramadan. Umat Islam telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menjalankan ibadah puasa, shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, dan berbagai amalan kebaikan lainnya di bulan Ramadan.

Dengan berpuasa di bulan Syawal, seorang Muslim berharap dapat terus meraih rahmat dan anugerah dari Allah SWT setelah berakhirnya bulan suci tersebut.

3. Melestarikan Ibadah yang Telah Dilakukan di Bulan Ramadan

Berakhirnya bulan Ramadan bukanlah akhir dari segalanya. Semangat ibadah yang telah terbangun selama bulan suci hendaknya terus dijaga dan dilestarikan di bulan-bulan berikutnya. Puasa Syawal menjadi salah satu cara yang efektif untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah yang telah dijalankan selama Ramadan.

Dengan berpuasa di bulan Syawal, seorang Muslim menunjukkan komitmennya untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT dan tidak hanya bersemangat dalam beribadah di momen-momen tertentu saja.

Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits yang sangat terkenal:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ، – رضى الله عنه – أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ ‏”

Artinya: “Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian melanjutkannya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa selama setahun penuh.” (HR Muslim).

Hadits ini menjadi motivasi yang kuat bagi umat Islam untuk tidak melewatkan kesempatan berpuasa enam hari di bulan Syawal, karena pahalanya yang sangat besar di sisi Allah SWT.

4. Menyempurnakan Kekurangan dalam Ibadah Wajib Ramadan

Keutamaan lain dari puasa Syawal adalah sebagai penyempurna bagi ibadah puasa Ramadan yang mungkin memiliki kekurangan atau celah selama pelaksanaannya.

Sebagaimana ibadah wajib lainnya, puasa Ramadan juga bisa saja diwarnai dengan kekhilafan atau hal-hal yang mengurangi kesempurnaannya. Puasa sunnah Syawal hadir sebagai pelengkap dan penambal kekurangan tersebut.

Hal ini sejalan dengan hadits yang menjelaskan tentang amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab di hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka ia akan beruntung dan sukses. Namun, jika shalatnya rusak, maka ia akan celaka dan merugi.

Kemudian, jika terdapat kekurangan dalam shalat wajibnya, Allah SWT akan memerintahkan para malaikat untuk melihat apakah hambanya memiliki shalat sunnah.

Jika ia memiliki shalat sunnah, maka kekurangan dalam shalat wajibnya akan disempurnakan dengan shalat sunnah tersebut. Begitu pula dengan ibadah-ibadah wajib lainnya, termasuk puasa Ramadan.

Menggabungkan puasa sunnah Syawal dengan puasa sunnah Kamis merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Selain mendapatkan pahala dari kedua jenis puasa sunnah tersebut, seorang Muslim juga akan meraih berbagai keutamaan lainnya, seperti membiasakan diri dengan ibadah puasa, menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT, melestarikan ibadah setelah Ramadan, dan menyempurnakan kekurangan dalam ibadah wajib Ramadan.

Dengan memahami niat dan keutamaan dari amalan ini, diharapkan umat Islam dapat semakin termotivasi untuk meraih keberkahan dan pahala yang berlimpah di bulan Syawal ini. (dhi)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.