Palembang, Nusaly.com – Pemadaman listrik massal atau blackout Sumatera pada Selasa, 4 Juni 2024, masih menyisakan pertanyaan besar. PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) telah melakukan penyelidikan internal dan mengungkap dugaan penyebabnya.
Petir dan Pohon Tumbang: Kombinasi Maut Penyebab Blackout
Adhi Herlambang, General Manager PT PLN UID S2JB, memaparkan hasil penyelidikan dalam acara “Peran Komunitas dan Stakeholder dalam Mendukung Keandalan Pasokan Listrik” pada Rabu (26/6/2024). Menurutnya, blackout disinyalir disebabkan oleh kombinasi dua kejadian: sambaran petir pada jaringan transmisi SUTT 275 kV Lubuklinggau-Lahat dan gangguan akibat pohon tumbang yang mengenai jaringan 150 kV di ruas Prabumulih-Simpang 3.
“Disinyalir karena petir yang mengenai jaringan transmisi SUTT 275 kV Lubuklinggau-Lahat yang terjadi sebelum blackout. Kemudian ada juga dugaan gangguan karena warga memotong pohon yang kemudian mengenai sisi jaringan 150 kV di ruas Prabumulih Simpang 3 yang mengakibatkan sistem kelistrikan di Lampung terganggu dan terjadi swing tegangan,” jelas Adhi.
Sistem Pertahanan Kelistrikan Sumatera
Adhi menjelaskan bahwa PLN memiliki tiga sistem pertahanan kelistrikan di wilayah Sumatera, yaitu Sumatera Bagian Selatan, Sumatera Bagian Tengah, dan Sumatera Bagian Utara. Jika terjadi gangguan interkoneksi pada salah satu subsistem, subsistem lainnya masih dapat beroperasi secara mandiri.
Saat blackout terjadi, sistem di Sumatera Bagian Selatan terpisah dari sistem di bagian tengah dan utara. “Defense scheme sudah berjalan baik, frekuensinya masih stabil,” kata Adhi. Namun, 1,5 menit kemudian, pohon tumbang mengenai jaringan 150 kV, menyebabkan swing tegangan yang memicu proteksi pembangkit lepas dari sistem. Hal inilah yang memadamkan listrik di Jambi, Sumsel, dan Lampung.
Dampak Berantai ke Wilayah Utara dan Tengah
Pemadaman listrik di Sumatera Bagian Selatan juga berdampak pada wilayah utara dan tengah. Pasalnya, terdapat transfer energi sebesar 800 MW dari sistem di bagian selatan ke bagian utara dan tengah. Ketika jaringan terputus, sistem proteksi di utara dan tengah otomatis melepas beban sebesar 800 MW untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan listrik.
Solusi Pencegahan Blackout di Masa Depan
Untuk mencegah terjadinya blackout serupa di masa depan, PLN sedang membangun jaringan transmisi 275 kV dari Gumawang ke arah Lampung. Selain itu, juga direncanakan pembangunan jaringan 500 kV di Sumsel dan pembangkit-pembangkit yang dapat beroperasi secara cepat di masing-masing subsistem.
Penyelidikan Eksternal Masih Berlangsung
Meski PLN telah melakukan penyelidikan internal, penyebab pasti blackout masih menunggu hasil penyelidikan dari Lembaga Internasional McKinsey. Penggunaan konsultan eksternal ini bertujuan untuk memastikan hasil penyelidikan yang independen dan tidak memihak.
Kompensasi bagi Pelanggan Terdampak
Terkait kompensasi bagi pelanggan yang terdampak blackout, PLN masih menunggu hasil penyelidikan dari McKinsey. Kompensasi akan diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku setelah penyebab pasti pemadaman listrik diketahui.
Blackout yang melanda Sumatera pada 4 Juni 2024 diduga disebabkan oleh kombinasi petir dan pohon tumbang yang mengenai jaringan transmisi. PLN telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya pemadaman serupa di masa depan, termasuk pembangunan jaringan transmisi baru dan pembangkit listrik yang lebih responsif.
Meski demikian, penyebab pasti blackout masih menunggu hasil penyelidikan dari Lembaga Internasional McKinsey. Kompensasi bagi pelanggan terdampak juga akan diberikan setelah penyebab pasti diketahui. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.