KolomNusaEdu

Mari Kenali Kondisi Mental Anak Terhadap Dampak Perceraian Orangtua

×

Mari Kenali Kondisi Mental Anak Terhadap Dampak Perceraian Orangtua

Share this article
Dampak perceraian pada anak
Ilustrasi (Shutterstock)

Jakarta, Nusaly – Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama anak dalam membentuk karakter anak dan merupakan wadah yang sangat penting untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anatara anak-anak.

Menurut Vembriarto dalam Khairuddin 2008:48, keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni fungsi yang sulit diubah dan digantikan oleh orang lain, dan fungsi-fungsi sosial yaitu fungsi yang relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan.

Fungsi-fungsi pokok tersebut antara lain:

1). Fungsi Biologis,

Keluarga merupakan tempat kelahiran bagi anak-anak, dan fungsi biologis dari orang tua terutama ibu adalah melahirkan anak.

2). Fungsi Afeksi,

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan kasih sayang antara sesama keluarga, baik antara ayah maupun anak.

3). Fungsi Sosialisasi,

Fungsi sosialisasi keluarga ini menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Jika keluarga yang merupakan fungsi utama bagi anak untuk tumbuh berkembang dinodai perpecahan seperti perceraian, maka anak akan menjadi sosok korban yang paling terluka.

Perceraian merupakan keadaan berpisahnya orang tua atau berpisahnya seorang istri dengan suaminya begitupun sebaliknya suami meninggalkan istrinya.

Proses perceraian yang dilakukan oleh orang tua, bagi anak-anak merupakan masa dimana sedang mengalami pengalaman transgresi atau pengalaman disakiti atau mendapat perlakuan tidak adil dari diri sendiri ataupun orang lain.

Padahal pada anak usia 6-12 tahun seharusnya menerima pengalaman yang menyenangkan, pengalaman mendapatkan kasih sayang berlimpah dari orang tua.

Seharusnya anak mendapat perlindungan yang utuh dari keluarganya sebagaimana yang tercantum dalam fungsi pokok keluarga, sehingga pengalaman tersebut dapat membentuk kondisi emosi anak yang baik dan stabil.

Anak dari orang tua yang bercerai cenderung dinilai kurang baik secara sosial maupun kondisi emosinya dibandingkan anak dari orang tua utuh.

Kondisi seperti ini menimbulkan asumsi bahwa siswa yang memiliki orangtua yang bercerai secara psikis kurang baik karena siswa kurang mendapat perhatian serta kasih sayang yang utuh dari kedua orangtua.

Siti Nurkomariah mahasiswa Pendidikan Agama Islam STAI AL-HIKMAH JAKARTA