Pemprov Sumsel 1000x250 Pemkab Muba 1000x250
NusaEdu

Sastra Masuk Kurikulum, Membangun Generasi Emas Indonesia Melalui Literasi

×

Sastra Masuk Kurikulum, Membangun Generasi Emas Indonesia Melalui Literasi

Sebarkan artikel ini
Sastra Masuk Kurikulum, Membangun Generasi Emas Indonesia Melalui Literasi
Sastra Masuk Kurikulum, Membangun Generasi Emas Indonesia Melalui Literasi

Jakarta, Nusaly.com – Semarak Hari Buku Nasional 2024 menjadi panggung bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memperkenalkan gebrakan terbarunya: “Sastra Masuk Kurikulum“. Bukan sekadar slogan, program ini adalah manifestasi komitmen pemerintah dalam membangun generasi emas Indonesia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter, berempati, dan mencintai budaya bangsa.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo, dengan penuh semangat menyatakan, “Sastra bukanlah hiasan belaka dalam kurikulum. Ia adalah sumber belajar yang tak ternilai harganya, mampu merangsang daya pikir, membangkitkan rasa ingin tahu, dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa serta budaya.”

Sastra Masuk Kurikulum: Sinergi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna

Berawal dari Episode Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, program Sastra Masuk Kurikulum telah berjalan sejak tahun 2023. Menggandeng para sastrawan, akademisi, dan pendidik, program ini berupaya menciptakan ekosistem pembelajaran yang kaya akan nilai-nilai sastra.

Para guru tidak lagi hanya memberikan tugas membaca, tetapi juga merancang aktivitas pembelajaran yang interaktif dan menarik. Melalui diskusi, analisis, dan interpretasi karya sastra, siswa diajak untuk menggali makna yang tersembunyi di balik kata-kata, memahami sudut pandang penulis, dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadi.

Eka Kurniawan: Sastra, Penjelajah Dunia dan Penemu Diri

Penulis Eka Kurniawan, yang hadir sebagai narasumber dalam gelar wicara “Sastra Masuk Kurikulum”, membagikan pandangannya tentang kekuatan transformatif sastra. Bagi Eka, karya sastra adalah jendela yang membuka mata kita terhadap dunia yang luas dan beragam.

“Melalui karakter-karakter fiksi, kita belajar melihat dunia dari berbagai perspektif. Kita diajak untuk merasakan emosi, memahami konflik batin, dan merenungkan pilihan-pilihan hidup,” ungkapnya.

Lebih dari itu, Eka Kurniawan menekankan bahwa sastra juga membantu kita menemukan diri sendiri. “Ketika kita membaca tentang karakter yang memiliki kesamaan dengan kita, kita bisa belajar tentang kekuatan dan kelemahan kita, tentang harapan dan ketakutan kita,” tambahnya.

Abidah El Khaelieqy: Sastra, Guru Kehidupan yang Abadi

Penulis Abidah El Khaelieqy menggambarkan sastra sebagai “guru kehidupan yang abadi”. Sastra mengajarkan tentang sejarah, budaya, nilai-nilai moral, dan berbagai aspek kehidupan manusia lainnya. “Melalui sastra, kita belajar tentang cinta, kehilangan, keberanian, pengorbanan, dan banyak lagi,” ujarnya.

Abidah El Khaelieqy juga menyoroti peran sastra dalam membentuk karakter siswa. “Sastra mengajarkan tentang empati, toleransi, dan menghargai perbedaan. Nilai-nilai ini sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan beradab,” tambahnya.

Iin Indriyati: Menciptakan Generasi Pecinta Buku

Guru Iin Indriyati membagikan pengalamannya dalam menumbuhkan minat baca siswa. Ia percaya bahwa kunci utamanya adalah menyediakan buku-buku yang menarik dan sesuai dengan usia serta minat siswa.

“Kita harus membuat anak-anak merasa senang saat membaca buku. Jika mereka menemukan buku yang mereka sukai, mereka akan terus membaca dan belajar tanpa merasa terpaksa,” ujarnya.

Program “Sastra Masuk Kurikulum” adalah langkah strategis Kemendikbudristek dalam membangun generasi emas Indonesia yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional, kreativitas, dan karakter yang kuat. Melalui sastra, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi individu yang berdaya saing, berwawasan luas, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

Program “Sastra Masuk Kurikulum” menjadi bukti nyata komitmen Kemendikbudristek dalam membangun generasi emas Indonesia melalui literasi. Dengan menjadikan sastra sebagai bagian tak terpisahkan dari pembelajaran, Kemendikbudristek berharap dapat mencetak generasi muda yang cerdas, kritis, kreatif, berempati, dan mencintai budaya bangsa.

Program ini bukan hanya tentang meningkatkan kemampuan membaca, tetapi juga tentang membentuk karakter dan memperluas wawasan siswa. Melalui sastra, siswa diajak untuk berpikir kritis, menghargai perbedaan, dan mengembangkan potensi diri secara optimal.

Program Sastra Masuk Kurikulum adalah langkah berani menuju Indonesia yang lebih cerdas, lebih berbudaya, dan lebih berdaya saing. Dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, program ini diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah dalam transformasi pendidikan Indonesia. ***

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.