PALEMBANG, NUSALY — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI secara agresif mendorong peningkatan penggunaan alat kesehatan (alkes) produksi dalam negeri guna memperkuat ketahanan sektor kesehatan nasional. Dorongan ini tak hanya soal kemandirian, tapi juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk menggerakkan roda perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Lucia Rizka Andalucia, menegaskan bahwa kualitas alkes lokal tak kalah bersaing dibanding produk impor. Selain itu, penggunaan alkes dalam negeri juga punya dampak ekonomi yang signifikan.
“Setiap satu industri alat kesehatan dalam negeri bisa menyerap hingga 200 tenaga kerja. Sementara, jika kita impor alkes, paling hanya menyerap 10 pekerja saja,” ujarnya saat membuka pameran ASPAKI Expomed 2025 di Hotel Aryaduta Palembang, Kamis (3/7/2025).
Pameran ASPAKI Expomed 2025 yang berlangsung dari 2-4 Juli 2025 ini diselenggarakan oleh Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) bekerja sama dengan Direktorat Ketahanan Kemenkes RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan.
Menurut Lucia, pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong percepatan penggunaan alkes lokal. Terbukti, belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk produk dalam negeri telah meningkat drastis dari 18 persen pada 2019 menjadi 45 persen saat ini.
Perkuat Kemitraan Lokal & Edukasi Cinta Produk Dalam Negeri
Sementara itu, Ketua Umum Aspaki, Imam Subagyo, mengatakan bahwa pameran ini merupakan forum strategis untuk mempertemukan industri alkes lokal, regulator, dan instansi pengguna. “Ini langkah untuk memperkuat kemitraan dalam negeri demi kemandirian sektor kesehatan nasional,” kata Imam.
ASPAKI Expomed 2025 diikuti oleh 64 perusahaan nasional yang bergerak di bidang produksi alkes, kalibrasi, pengujian, sertifikasi, hingga jasa konsultan. Berbagai inovasi alat kesehatan dipamerkan, disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Selain pameran, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Seminar Nasional yang menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, BPKP, dan LKPP. Topik-topik penting yang dibahas meliputi pengawasan peredaran alkes, regulasi pengadaan barang/jasa pemerintah, hingga optimalisasi katalog elektronik.
Ada pula sesi business matching yang mempertemukan pelaku industri dengan 17 Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Provinsi Sumsel, 43 PPK RS pemerintah, serta 23 PPK RS swasta di wilayah tersebut, membuka peluang kolaborasi dan transaksi langsung.
Sekretaris Jenderal Aspaki, Erwin Hermanto, menambahkan bahwa Palembang menjadi kota pembuka dari rangkaian ASPAKI Expomed 2025 yang akan digelar secara berkala di berbagai wilayah Indonesia. Setelah Palembang, kegiatan serupa akan dilanjutkan di Jakarta dan Bali.
“Tujuan kami adalah untuk mengedukasi, mempromosikan, dan meningkatkan kesadaran untuk mencintai serta menggunakan produk alat kesehatan dalam negeri,” ujar Erwin, menegaskan misi utama acara ini. (desta)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.