Site icon Nusaly

Bupati OKI Ajak Swasta dan Semua Pihak Bersama Turunkan Stunting

Bupati OKI Ajak Swasta dan Semua Pihak Bersama Turunkan Stunting

H Muchendi Mahzareki Tekankan Stunting Tanggung Jawab Kolektif dalam Rembuk Stunting Hari Ini di Kayuagung. Foto: Dok. Diskominfo OKI

OKI, NUSALY — Masalah stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak balita masih menjadi tantangan kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Menyadari kompleksitas isu ini, Pemerintah Kabupaten OKI tidak bisa sendirian dalam upaya penanganannya. Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H Muchendi Mahzareki, menyerukan ajakan kepada seluruh pihak, termasuk perusahaan swasta yang beroperasi di wilayah tersebut, untuk berperan aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting di OKI.

Ajakan ini disampaikan dalam Rembuk Stunting yang digelar di Kayuagung pada Selasa (29/4/2025), menekankan bahwa masalah stunting membutuhkan kolaborasi dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata.

Rembuk Stunting yang diselenggarakan di Kayuagung hari ini merupakan forum penting yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan. Forum ini menjadi sarana untuk menyamakan persepsi, mengoordinasikan langkah, dan memperkuat komitmen bersama dalam penanganan stunting.

Stunting Tanggung Jawab Kolektif Semua Pihak

Bupati OKI, H Muchendi Mahzareki, dalam arahannya secara tegas menyampaikan bahwa penanganan stunting adalah tanggung jawab kolektif yang melibatkan seluruh komponen bangsa, tidak terbatas pada institusi pemerintah.

Keterlibatan semua pihak dinilai sangat penting dan krusial untuk mencapai target penurunan stunting yang telah ditetapkan, baik di tingkat nasional maupun daerah.

H Muchendi Mahzareki secara spesifik mengajak sektor swasta untuk turut serta aktif dalam program percepatan penurunan stunting.

“Ajak semua pihak terlibat termasuk perusahaan swasta, untuk turut serta dalam program ini,” ujar H Muchendi Mahzareki di Kayuagung, Selasa (29/4/2025).

Beliau menekankan kembali filosofi di balik ajakan ini. “Stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat,” tambahnya.

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha (sektor swasta), akademisi, organisasi kemasyarakatan, hingga individu dalam keluarga.

Salah satu upaya konkret yang disebut oleh Bupati sebagai bagian dari program percepatan penurunan stunting di OKI adalah “Gerakan Orang Tua Asuh Atasi Stunting (Genting)”.

Salah satu upaya menurut H Muchendi Mahzareki melalui Gerakan Orang Tua Asuh Atasi Stunting (Genting). Program ini melibatkan individu atau entitas yang bersedia menjadi “orang tua asuh” bagi anak-anak berisiko stunting, memberikan dukungan gizi atau materiil untuk membantu mereka mencapai pertumbuhan optimal.

Program Genting menjadi wujud partisipasi langsung masyarakat dan dunia usaha dalam penanganan stunting.

H Muchendi Mahzareki juga mengingatkan para pihak terkait mengenai pentingnya memastikan program yang telah dirancang dapat diimplementasikan secara efektif di lapangan, serta perlunya mekanisme pemantauan dan evaluasi yang berjalan baik.

H Muchendi Mahzareki juga mengingatkan pentingnya tidak hanya merancang program, tetapi memastikan implementasi, monitoring, dan evaluasi berjalan efektif. Evaluasi berkala diperlukan untuk mengukur dampak program, mengidentifikasi kendala, dan melakukan penyesuaian strategi jika diperlukan.

Peran Pemerintah Desa dan Lintas Sektor

Keberhasilan program penurunan stunting sangat ditentukan oleh implementasinya hingga ke tingkat akar rumput, yaitu di desa-desa.

Oleh karena itu, Bupati OKI secara khusus mendorong peran aktif pemerintah desa. H Muchendi Mahzareki mendorong seluruh kepala desa untuk mengintegrasikan program percepatan penurunan stunting ke dalam perencanaan pembangunan desa dan penganggaran mereka.

Integrasi program stunting ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dianggap krusial untuk memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai di tingkat desa.

“Saya minta agar program ini masuk dalam APBDes,” katanya, menekankan pentingnya alokasi anggaran khusus di tingkat desa untuk kegiatan terkait stunting.

H Muchendi Mahzareki menegaskan bahwa penanganan stunting bukan hanya menjadi tugas pemerintah kabupaten, tetapi juga desa harus berperan aktif sebagai lini terdepan dalam menjangkau keluarga-keluarga berisiko.

Selain itu, Bupati juga menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam memastikan program ini berjalan hingga ke tingkat keluarga.

Ia menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor seperti Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di tingkat daerah, dan aparatur desa dalam memastikan program ini berjalan hingga ke tingkat keluarga.

Kolaborasi antara Dinkes (aspek kesehatan dan gizi), BKKBN (aspek keluarga berencana dan pola asuh), serta aparatur desa (fasilitasi dan pendataan di lapangan) sangat penting untuk pendekatan yang komprehensif.

Capaian OKI dan Target Penurunan Angka Stunting ke Depan

Dalam kesempatan tersebut, H Muchendi Mahzareki juga memaparkan capaian yang telah diraih Kabupaten OKI dalam upaya penurunan angka stunting dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Selain itu, H Muchendi Mahzareki mengapresiasi capaian Kabupaten OKI dalam menurunkan angka stunting dalam lima tahun terakhir hingga 5%. Capaian ini menunjukkan adanya progres positif dari program-program yang telah dijalankan.

Namun, H Muchendi Mahzareki mengingatkan bahwa meskipun ada capaian positif, tantangan ke depan dalam mencapai target penurunan stunting yang lebih signifikan masih sangat berat. Beliau menetapkan target ambisius untuk periode lima tahun mendatang.

“Target kita lima tahun ke depan adalah menurunkan angka stunting secara signifikan,” ujarnya.

Untuk mencapai target penurunan yang signifikan ini, H Muchendi Mahzareki menekankan bahwa ini bukan tugas mudah, diperlukan komitmen kuat dan kerja sama nyata dari semua pihak. Kerja sama yang nyata harus diwujudkan dalam bentuk program-program yang terkoordinasi dan memberikan dampak langsung.

Rembuk Stunting: Menghasilkan Rencana Aksi Nyata

Rembuk Stunting: Menghasilkan Rencana Aksi Nyata. Foto: Dok. Diskominfo OKI

Rembuk Stunting yang diikuti oleh berbagai unsur masyarakat ini diharapkan menghasilkan luaran yang konkret dan dapat diimplementasikan segera.

H Muchendi Mahzareki berharap hasil rembuk ini mampu menghasilkan kesepakatan bersama dalam bentuk rencana aksi yang nyata dan terukur. Rencana aksi ini penting sebagai panduan operasional bagi semua pihak yang terlibat.

Rencana aksi yang dihasilkan dari rembuk ini diharapkan dapat secara efektif mendukung target nasional penurunan stunting, sekaligus mempercepat tercapainya visi Kabupaten OKI untuk mencetak generasi sehat dan unggul.

Visi ini merupakan tujuan jangka panjang pembangunan SDM di OKI. H Muchendi Mahzareki menutup arahannya dengan kembali menekankan pentingnya tindak lanjut dari rembuk ini.

“Jangan hanya berhenti di musyawarah ini, tetapi harus ada tindak lanjut nyata,” tutup H Muchendi Mahzareki dalam arahannya.

Beliau mengajak semua pihak untuk bergerak maju. “Mari kita kerja bersama, inovasi baru, dan komitmen kuat untuk masa depan anak-anak OKI yang lebih baik,” tambahnya, memotivasi peserta untuk berkolaborasi dan berinovasi demi kesejahteraan anak-anak OKI.

Laporan Kepala DPPKB OKI

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKI, Zulpikar, dalam laporannya menyampaikan detail teknis mengenai penyelenggaraan rembuk stunting ini.

Zulpikar menyampaikan bahwa rapat koordinasi ini diikuti oleh 125 peserta dari berbagai unsur, mencerminkan partisipasi luas dari pemangku kepentingan. Peserta berasal dari unsur pemerintahan (tingkat kabupaten dan desa), akademisi, dunia usaha, serta masyarakat umum.

Zulpikar juga menjelaskan bahwa rembuk stunting ini merupakan bagian penting dari upaya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten OKI.

Menurut Zulpikar, tujuan utama dari penyelenggaraan kegiatan rembuk stunting ini adalah untuk meningkatkan kolaborasi antara berbagai pihak dalam mendukung program percepatan penurunan stunting.

“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kolaborasi semua pihak, baik dari unsur pemerintahan, akademisi, dunia usaha, maupun masyarakat dalam mendukung percepatan penurunan stunting,” ujarnya.

Peningkatan kolaborasi ini penting untuk menyinergikan program dan sumber daya. Zulpikar juga menambahkan bahwa rembuk ini menjadi implementasi konkret dari misi Pemerintah Kabupaten OKI.

Ia menambahkan bahwa rembuk ini menjadi implementasi konkret dari misi Pemerintah Kabupaten OKI untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, baik jasmani maupun rohani, sebagai fondasi pembangunan daerah.

Ajakan Bupati OKI Turunkan Stunting dengan melibatkan semua pihak dalam Rembuk Stunting hari ini di Kayuagung menunjukkan keseriusan Pemkab OKI dalam mengatasi masalah kesehatan ini.

Dengan partisipasi luas dari berbagai unsur, komitmen untuk mengintegrasikan program hingga tingkat desa, dan harapan untuk menghasilkan rencana aksi yang nyata, Kabupaten OKI optimis dapat mencapai target penurunan stunting yang signifikan dan mewujudkan generasi penerus yang lebih sehat dan unggul di masa depan.

Dukungan dari sektor swasta dan seluruh masyarakat diharapkan menjadi kunci keberhasilan dalam menjawab tantangan berat ini. (puputzch)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version