OKI Mandira

Festival Literasi Digital di OKI, Kominfo Edukasi Ribuan Warga untuk Hindari Jerat Judi Online

×

Festival Literasi Digital di OKI, Kominfo Edukasi Ribuan Warga untuk Hindari Jerat Judi Online

Share this article
Festival Literasi Digital di OKI, Kominfo Edukasi Ribuan Warga untuk Hindari Jerat Judi Online
Festival Literasi Digital di OKI, Kominfo Edukasi Ribuan Warga untuk Hindari Jerat Judi Online. Foto: Dokumentasi Diskominfo OKI.

KAYUAGUNG, NUSALY.com – Ribuan warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tumpah ruah memadati Lapangan Segitiga Emas Kayuagung pada Sabtu (12/10/2024). Mereka berkumpul untuk mengikuti acara diskusi literasi digital yang dikemas dalam format Festival Literasi Digital. Acara ini semakin meriah dengan hadirnya hiburan dari Band Drive dan RAN yang datang langsung dari Jakarta.

Festival Literasi Digital ini merupakan program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI. Mengangkat tema “Mengatasi Kecanduan Judi Online“, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman literasi digital kepada masyarakat OKI dan sekitarnya, terutama kalangan muda atau generasi milenial, agar mampu menghindari jerat judi online.

Judi Online: Ancaman di Era Digital

Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual, Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Slamet Santoso, S.H., M.M., menyoroti fenomena maraknya judi online yang tidak terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi dan transformasi digital yang terjadi saat ini.

“Era digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan yang tak bisa dihindari. Salah satu cara menghindari jerat kasus judi online adalah dengan membekali masyarakat dengan pemahaman literasi digital,” tegas Slamet.

Lebih lanjut, Slamet menjelaskan bahwa pemerintah telah mengambil langkah konkret dalam memberantas judi online, di antaranya dengan memblokir ribuan situs web yang terindikasi menyediakan layanan judi online.

“Kemkominfo sudah melakukan berbagai upaya seperti memblokir dan memutus jalur perjudian online. Network Access Provider (NAP) situs judi online juga sudah banyak diputus oleh Kominfo. Tapi ya begitu, diputus satu tumbuh seribu,” ungkapnya.

Literasi Digital: Kunci Mencegah Judi Online

Slamet menekankan bahwa peran serta masyarakat dan dukungan dari semua pihak sangat penting dalam upaya pemberantasan judi online. Pemahaman literasi digital yang baik diyakini dapat menjadi benteng bagi masyarakat, terutama generasi muda, agar tidak mudah terjerumus dalam perjudian online.

“Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi, tetapi juga tentang kemampuan memilih dan memilah informasi, berkomunikasi secara bertanggung jawab, dan menjaga keamanan diri di dunia digital,” jelas Slamet.

Pemkab OKI Bersinergi dengan Kemenkominfo

Penjabat (Pj) Bupati OKI, Asmar Wijaya
Penjabat (Pj) Bupati OKI, Asmar Wijaya. Foto: Dokumentasi Diskominfo OKI.

Penjabat (Pj) Bupati OKI, Asmar Wijaya, menyambut baik acara Festival Literasi Digital ini. Ia mengatakan bahwa literasi digital, terutama dalam upaya memberantas judi online, merupakan kerja besar yang membutuhkan dukungan dari semua komponen masyarakat.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen agar semakin banyak masyarakat yang melek digital dan terselamatkan dari bahaya judi online,” ujar Asmar.

Pemkab OKI, melalui Dinas Kominfo, telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menanggulangi judi online, di antaranya melalui tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) daerah yang bertugas mengamankan situs web milik pemerintah dari upaya penyisipan konten-konten judi online.

“Selain itu, kami juga melakukan sosialisasi dan edukasi dampak buruk judi online di sekolah dan di tengah masyarakat dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan berbagai elemen lainnya,” jelas Asmar.

Diskusi dan Edukasi Interaktif

Talkshow literasi digital pada Festival Literasi Digital OKI
Talkshow literasi digital pada Festival Literasi Digital OKI. Foto: Dokumentasi Diskominfo OKI.

Talkshow literasi digital pada Festival Literasi Digital OKI ini menghadirkan enam narasumber yang berkompeten di bidangnya. Diskusi dibagi menjadi dua sesi dengan tema dan fokus bahasan yang berbeda.

Sesi pertama diisi oleh Faturahman Kurniawan, Fatihani Nurqolbiah, dan Rindi Eka Putri. Mereka membahas tentang cara berinternet sehat, aman, dan bertanggung jawab. Sementara sesi kedua menghadirkan Putri Indonesia Sumsel, Jelita Gabriela; influencer, Indah Rizky Mujyaer; dan dosen Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr. Kemas Thamrin. Mereka lebih fokus membahas tentang bahaya dan dampak negatif judi online serta cara menghindarinya. Diskusi ini dipandu oleh Pembantu Rektor Universitas Bina Dharma Palembang, Prof. Edy Suryanegara.

Para narasumber menyampaikan materi dengan gaya yang menarik dan mudah dipahami oleh audiens yang terdiri dari generasi milenial dan Gen Z. Mereka mengajak peserta untuk bijak dalam menggunakan internet dan menghindari jerat judi online yang merugikan.

Hiburan dan Antusiasme Peserta

Rangkaian Festival Literasi Digital OKI ditutup dengan penampilan Band Drive dan RAN yang membuat suasana semakin hidup. Para peserta tampak antusias menikmati hiburan musik tersebut. Acara berakhir sekitar pukul 23.15 dan para peserta membubarkan diri dengan tertib.

Dampak Negatif Judi Online

Judi online merupakan permasalahan serius yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:

  • Kecanduan dan gangguan mental: Judi online dapat menyebabkan kecanduan yang berujung pada gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan stres.
  • Kerugian finansial: Judi online dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar, bahkan menjerumuskan seseorang ke dalam hutang piutang.
  • Masalah sosial: Judi online dapat merusak hubungan sosial seseorang dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar.
  • Tindak kriminal: Dalam beberapa kasus, kecanduan judi online dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindak kriminal demi mendapatkan uang untuk berjudi.

Upaya Kolaboratif dalam Memberantas Judi Online

Upaya pemberantasan judi online membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, antara lain:

  • Pemerintah: Pemerintah berperan dalam menetapkan regulasi, melakukan penindakan hukum, dan melakukan edukasi kepada masyarakat.
  • Penyedia layanan internet: Penyedia layanan internet berperan dalam memblokir akses ke situs web judi online.
  • Lembaga masyarakat: Lembaga masyarakat berperan dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya judi online.
  • Individu: Setiap individu memiliki peran penting dalam mencegah dan menghindari judi online.

Festival Literasi Digital yang diselenggarakan di Kabupaten OKI merupakan contoh nyata upaya kolaboratif dalam memberantas judi online. Acara ini berhasil mengedukasi ribuan warga mengenai bahaya judi online dan pentingnya literasi digital dalam menghindarinya. Diharapkan, upaya semacam ini dapat terus digalakkan dan diperluas ke berbagai daerah di Indonesia guna mewujudkan masyarakat yang melek digital dan terbebas dari jerat judi online. (puputzch)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.