Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
DPRD Sumsel 728x250
OKI Mandira

Lahan Sawit OKI Siap Dioptimalkan, Tumpang Sari Padi Gogo Jadi Andalan Wujudkan Swasembada Pangan

×

Lahan Sawit OKI Siap Dioptimalkan, Tumpang Sari Padi Gogo Jadi Andalan Wujudkan Swasembada Pangan

Share this article
Lahan Sawit OKI Siap Dioptimalkan, Tumpang Sari Padi Gogo Jadi Andalan Wujudkan Swasembada Pangan
Lahan Sawit OKI Siap Dioptimalkan, Tumpang Sari Padi Gogo Jadi Andalan Wujudkan Swasembada Pangan. Foto: dok. Diskominfo OKI.

OGAN KOMERING ILIR, NUSALY.com – Langkah konkret untuk mewujudkan swasembada pangan kembali digulirkan. Kali ini, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, menjadi sorotan dengan inisiatif program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang dipadukan dengan penanaman padi gogo melalui sistem tumpang sari. Program ini, yang merupakan hasil sinergi antara Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten OKI, dan PT Sampoerna Agro Tbk, diharapkan dapat menjadi solusi jitu untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus memberdayakan petani sawit di wilayah tersebut.

Pada Kamis (16/1/2025), Penjabat (Pj) Bupati OKI, Asmar Wijaya, bersama Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto, dan Direktur CA & Legal PT Sampoerna Agro Tbk, Eris Eriaman, turun langsung ke Desa Mulya Jaya, Kecamatan Mesuji Raya, OKI, untuk menghadiri acara tanam perdana tumpang sari di kebun kelapa sawit program PSR. Kehadiran tiga pilar penting ini – pemerintah pusat, daerah, dan swasta – menjadi simbol komitmen kuat untuk menyukseskan program yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

Desa Mulya Jaya: Saksi Bisu Dimulainya Program Strategis

Desa Mulya Jaya bukan hanya sekadar lokasi tanam perdana. Desa ini merepresentasikan semangat dan harapan baru bagi para petani sawit di OKI. Di tengah hamparan lahan sawit yang sedang diremajakan, kini tumbuh harapan baru dengan hadirnya padi gogo yang ditanam di sela-selanya. Program ini menjadi angin segar bagi petani, yang kini memiliki alternatif penghasilan sembari menunggu sawit muda mereka berbuah.

Potensi Luar Biasa Lahan PSR OKI: 36.932 Hektar Siap Berkontribusi

Asmar Wijaya, dalam sambutannya, mengungkapkan potensi luar biasa yang dimiliki OKI dalam mendukung program swasembada pangan. “Potensi lahan sawit PSR di OKI mencapai 36.932 hektar, terluas di Indonesia,” jelas Asmar dengan penuh optimisme. Luasnya lahan PSR ini menjadi modal besar bagi OKI untuk berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan produksi padi.

“Kami optimis dapat menambah produksi padi di Ogan Komering Ilir,” tambah Asmar. Optimisme ini bukan tanpa dasar. Dengan memanfaatkan lahan idle selama masa peremajaan sawit, OKI berpotensi menjadi sentra produksi padi gogo yang akan memperkuat posisi Sumatera Selatan sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

Tumpang Sari: Solusi Cerdas untuk Petani dan Ketahanan Pangan

Program tumpang sari ini menyasar lahan sawit PSR yang biasanya tidak produktif (idle) selama dua tahun pertama masa peremajaan. “Areal peremajaan sawit rakyat (PSR) yang berstatus “idle” berpotensi dapat ditanami padi gogo melalui tumpang sari tanaman sela atau intercropping selama dua tahun. Yakni pada areal Tanaman Belum Menghasilkan tahun pertama (TBM I) dan Tanaman Belum Menghasilkan Tahun Kedua (TBM II),” papar Asmar.

Dengan menanam padi gogo di sela-sela tanaman sawit muda, petani tetap dapat memperoleh penghasilan dan memanfaatkan lahan secara optimal. “Program tanam sela padi gogo diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar di masa sela tanaman sawit,” lanjut Asmar. Ini adalah solusi cerdas yang menguntungkan petani dan berkontribusi pada ketahanan pangan.

Kementan: Perkebunan Harus Berkontribusi Aktif dalam Swasembada Pangan

Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, yang mewakili Kementerian Pertanian, menegaskan bahwa sektor perkebunan harus berperan aktif dalam menyukseskan program swasembada pangan. “Perkebunan harus turut berkontribusi aktif menyukseskan program pemerintah, khususnya mendukung swasembada pangan, baik itu melalui penanaman padi gogo atau Penambahan Areal Tanam (PAT), irigasi perpompaan (irpom), maupun pompanisasi,” tegas Heru.

Pernyataan ini menunjukkan komitmen kuat Kementerian Pertanian untuk mengoptimalkan seluruh potensi pertanian dan perkebunan demi mewujudkan kedaulatan pangan. Sektor perkebunan, yang selama ini lebih dikenal dengan komoditas ekspor, kini didorong untuk berkontribusi lebih besar dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Target Nasional 600 Ribu Hektare: Sumatera Selatan Siap Berkontribusi

Heru Tri Widarto juga memaparkan target ambisius pemerintah pusat untuk menanam padi gogo di 600 ribu hektare lahan PSR secara nasional, termasuk 70 ribu hektare di Sumatera Selatan. “Potensi ini memungkinkan kita untuk menanami setidaknya 600 ribu hektare lahan dengan padi gogo, termasuk 70 ribu hektare di Provinsi Sumsel,” jelasnya.

Target ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menggarap potensi lahan PSR untuk mendukung ketahanan pangan. Dengan target yang terukur dan jelas, diharapkan program ini dapat berjalan dengan efektif dan memberikan hasil yang optimal. “Program ini adalah bagian dari komitmen kita untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus memperkuat ekonomi nasional,” tambah Heru, menegaskan manfaat ganda dari program ini.

Dukungan untuk Petani: Benih Unggul, Pestisida, dan Herbisida

Pemerintah tidak hanya menetapkan target, tetapi juga memberikan dukungan nyata kepada para petani yang berpartisipasi dalam program ini. “Para pekebun dapat memanfaatkan bantuan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang ditumpangsarikan dengan padi gogo melalui bantuan benih unggul, pestisida dan herbisida,” ungkap Heru.

Dukungan ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan program tumpang sari. Dengan akses terhadap benih unggul, pestisida, dan herbisida, diharapkan produktivitas dan kualitas hasil panen padi gogo dapat optimal. Bantuan ini juga meringankan beban petani dan meningkatkan motivasi mereka untuk menyukseskan program ini.

Sampoerna Agro: Kemitraan Strategis untuk Pemberdayaan Petani

PT Sampoerna Agro Tbk turut andil dalam menyukseskan program tumpang sari ini. Di Desa Mulya Jaya, Sampoerna Agro membantu petani dalam pengolahan lahan, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pemberdayaan petani dan pembangunan daerah. “Kegiatan hari ini merupakan siklus kerjasama antara Sampoerna Agro dengan para petani melalui program PSR,” ujar Direktur CA & Legal PT Sampoerna Agro Tbk, Eris Eriaman.

Eris juga mengungkapkan bahwa Sampoerna Agro memiliki lahan PSR yang sangat luas di Indonesia, mencapai 19 ribu hektare, dengan 16 ribu hektare di antaranya sudah ditanami sawit. “Lahan PSR kami terluas di Indonesia mencapai 19 ribu hektare, 16 ribu hektar diantaranya sudah tanam,” jelasnya. Dengan pengalaman dan sumber daya yang dimiliki, Sampoerna Agro siap mendampingi dan memberikan dukungan teknis kepada petani dalam menerapkan pola tumpang sari padi gogo.

Mengubah Mindset Petani: Edukasi dan Pendampingan Intensif

Peneliti utama Badan Riset Nasional (BRIN), Aris Hairmansis, yang hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya pendampingan dan edukasi kepada petani sawit agar mereka dapat beralih ke pola tanam padi gogo. “Petani sawit perlu mengubah mindset dari kebiasaan merawat tanaman kelapa sawit beralih ke tanaman padi karena siklus tanaman padi hanya berkisar 4 bulan panen sehingga harus menggunakan bibit unggul sesuai lokasi, dosis pemupukan sampai dengan pengendalian hama lahan kering yang tepat,” terangnya.

Tantangan ini perlu diatasi dengan program edukasi dan pendampingan yang intensif. Petani perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang teknik budidaya padi gogo, mulai dari pemilihan benih yang tepat, pengolahan lahan, pemupukan, hingga pengendalian hama dan penyakit. Dengan pemahaman yang komprehensif, diharapkan petani dapat mengoptimalkan hasil panen padi gogo di lahan mereka.

Padi Gogo: Alternatif Tepat untuk Lahan Kering

Aris Hairmansis juga menjelaskan keunggulan padi gogo sebagai tanaman yang cocok untuk ditanam di lahan kering seperti di perkebunan sawit yang sedang diremajakan. “Padi gogo merupakan suatu jenis padi yang tidak ditanam di sawah yang memerlukan pengairan yang banyak, ia acap ditanam di kebun atau ladang yang tidak memerlukan irigasi khusus,” jelasnya. Dengan sifatnya yang toleran terhadap kekeringan, padi gogo menjadi pilihan yang tepat untuk memanfaatkan lahan idle selama masa peremajaan sawit.

Lebih lanjut, Aris menyatakan bahwa pola tumpang sari padi gogo pada lahan kelapa sawit telah menunjukkan hasil yang cukup berhasil di beberapa daerah. Ini menjadi bukti bahwa program ini memiliki potensi yang besar untuk diterapkan secara luas di Indonesia.

Varietas IPB 9G: Kunci untuk Produktivitas Optimal

Dalam program tumpang sari ini, digunakan benih padi gogo varietas unggul IPB 9G yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Varietas ini dipilih karena memiliki keunggulan dalam hal ketahanan terhadap kekeringan, toleransi terhadap hama dan penyakit, serta potensi hasil yang tinggi. Dengan menggunakan benih unggul ini, diharapkan produktivitas padi gogo di lahan PSR dapat optimal dan memberikan hasil yang memuaskan bagi para petani.

Manfaat Ekonomi dan Sosial: Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Masyarakat

Penjabat (Pj) Bupati OKI, Asmar Wijaya
Penjabat (Pj) Bupati OKI, Asmar Wijaya. Foto: dok. Diskominfo OKI

Program tumpang sari padi gogo di lahan PSR ini tidak hanya berdampak positif pada sektor pertanian dan ketahanan pangan, tetapi juga pada aspek ekonomi dan sosial masyarakat, khususnya para petani sawit. Dengan memanfaatkan lahan idle selama masa peremajaan sawit, petani akan mendapatkan sumber penghasilan tambahan dari hasil panen padi gogo.

Peningkatan pendapatan ini akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya. Selain itu, program ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian, baik dalam proses penanaman, pemeliharaan, panen, maupun pengolahan pasca panen. Dengan demikian, program ini berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup masyarakat di pedesaan.

Sinergi dan Kolaborasi: Mewujudkan Swasembada Pangan yang Berkelanjutan

Keberhasilan program tumpang sari ini tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat (Kementerian Pertanian), pemerintah daerah (Pemkab OKI), sektor swasta (PT Sampoerna Agro Tbk), lembaga riset (BRIN), dan petani. Masing-masing pihak memiliki peran penting dalam menyukseskan program ini, mulai dari penyediaan benih unggul, bantuan teknis, pengolahan lahan, pendampingan, hingga pemasaran hasil panen.

Keterlibatan Sampoerna Agro dalam program ini menjadi contoh positif bagaimana sektor swasta dapat berkontribusi dalam mendukung program pemerintah dan memberdayakan masyarakat. Diharapkan, langkah ini dapat menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk turut serta dalam program-program pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

Program tumpang sari padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat (PSR) yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian, Pemkab OKI, dan didukung penuh oleh PT Sampoerna Agro Tbk merupakan langkah terobosan yang inovatif dan strategis dalam mendukung program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto.

Dengan memanfaatkan lahan idle PSR di Desa Mulya Jaya sebagai pilot project, program ini tidak hanya meningkatkan produksi padi, tetapi juga memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan petani sawit dengan memberikan sumber penghasilan alternatif selama masa tunggu peremajaan.

Dukungan berupa benih unggul IPB 9G, pestisida, herbisida, dan pendampingan teknis menjadi faktor kunci keberhasilan program ini.

Meskipun perubahan mindset petani sawit menjadi tantangan, edukasi dan pendampingan yang intensif diharapkan dapat mengoptimalkan adopsi teknologi ini.

Keberhasilan program tumpang sari di OKI ini diharapkan dapat menjadi model dan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mengoptimalkan lahan perkebunan sawit demi memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat pangan.

Peran aktif Sampoerna Agro dalam program ini patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk berkontribusi dalam pembangunan pertanian dan pemberdayaan masyarakat. Dengan sinergi dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak, program tumpang sari padi gogo ini berpotensi besar untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi petani, masyarakat, dan ketahanan pangan nasional. (puputzch)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.