Banner Pemprov Sumsel Pemutihan Pajak
Pemda Regional

Jembatan Provinsi Ambruk Putus Akses Empat Lawang-Lahat, Jalur Irigasi Lintang Kiri Jadi Alternatif Berisiko

×

Jembatan Provinsi Ambruk Putus Akses Empat Lawang-Lahat, Jalur Irigasi Lintang Kiri Jadi Alternatif Berisiko

Sebarkan artikel ini

Jembatan di Seleman Ulu, Empat Lawang, ambruk imbas hujan lebat, memutus jalur provinsi ke Lahat dan Pagar Alam. Pengendara dialihkan ke jalur irigasi sempit dengan batasan tonase ketat.

Jembatan Provinsi Ambruk Putus Akses Empat Lawang-Lahat, Jalur Irigasi Lintang Kiri Jadi Alternatif Berisiko
Petugas kepolisian mengarahkan dan memantau arus lalu lintas di persimpangan masuk jalur alternatif irigasi Lintang Kiri di Desa Seleman Ulu, Empat Lawang, menyusul ambruknya jembatan penghubung tiga wilayah. (Dok. Polres Empat Lawang)

EMPAT LAWANG, NUSALYMobilitas regional antara Empat Lawang, Lahat, dan Pagar Alam terganggu menyusul ambruknya jembatan di Desa Seleman Ulu, Kecamatan Muara Pinang. Jalan provinsi yang menjadi penghubung vital tiga wilayah di Sumatera Selatan ini terputus total usai diterjang hujan lebat beberapa waktu lalu.

Putusnya jembatan ini memaksa pengendara yang sebelumnya memanfaatkan jalur utama untuk beralih menggunakan jalan lingkar Kecamatan Muara Pinang. Jalur alternatif ini dikenal sebagai jalan irigasi Lintang Kiri yang menghubungkan Desa Sawah dengan Desa Muara Pinang Baru.

Keterbatasan dan Risiko Tonase Tinggi

Walaupun jalur alternatif tersedia, terdapat catatan penting terkait kelayakannya untuk mobilitas logistik dan barang. Jalur irigasi ini tidak dapat dilintasi semua jenis kendaraan sebab kondisi jalan yang sempit dan berisiko tinggi bagi kendaraan dengan tonase berat.

Jalur pengalihan ini mencakup beberapa desa, di antaranya Desa Sawah, Desa Seleman Ulu, Desa Talang Benteng, Desa Talang Baru, Desa Sapa Panjang, dan Desa Muara Pinang Baru. Keterbatasan akses ini berpotensi memengaruhi kelancaran distribusi barang antar-kabupaten.

Jaminan Keamanan Mobilitas Masyarakat

Kapolsek Muara Pinang, AKP Dwi Sapriadi, memastikan bahwa mobilitas masyarakat di jalur alternatif tetap berjalan aman dan tertib meskipun jalur utama tidak dapat dilalui.

Pengamanan dilakukan untuk memastikan jalur irigasi yang sempit tersebut tidak menimbulkan penumpukan atau gangguan lalu lintas. “Hingga saat ini situasi arus lalu lintas di jalur alternatif terpantau lancar dan kondusif tanpa adanya hambatan berarti,” ujar AKP Dwi Sapriadi.

Meskipun lalu lintas kondusif, putusnya jembatan provinsi ini menyoroti kerentanan infrastruktur penghubung regional, terutama saat musim hujan lebat, dan mendesak adanya solusi permanen bagi jalur transportasi yang vital. (nvr)