Politik

Dari Tukang Ojek Hingga Calon Bupati, H. Muhammad Dja’far Shodiq Membawa Harapan Baru bagi OKI

×

Dari Tukang Ojek Hingga Calon Bupati, H. Muhammad Dja’far Shodiq Membawa Harapan Baru bagi OKI

Share this article
Dari Tukang Ojek Hingga Calon Bupati, H. Muhammad Dja'far Shodiq Membawa Harapan Baru bagi OKI
Dari Tukang Ojek Hingga Calon Bupati, H. Muhammad Dja'far Shodiq Membawa Harapan Baru bagi OKI

Merajut Asa dari Tanah Transmigran

Kayu Agung, Nusaly.com – Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, menjadi saksi bisu perjalanan hidup seorang pria sederhana yang kini digadang-gadang sebagai calon pemimpin daerah. Haji Muhammad Dja’far Shodiq, atau akrab disapa Pak Shodiq, bukanlah politisi karbitan. Ia adalah representasi sejati dari akar rumput, seorang putra daerah yang merajut asa dari tanah transmigran yang ditempa kehidupan keras dan kini siap mengemban amanah kepemimpinan.

Jejak Langkah Sang Petarung

Menelusuri riwayat hidup Pak Shodiq, kita akan dibawa pada perjalanan panjang yang sarat perjuangan. Lahir di Bojonegoro dan besar di Desa Makarti Mulya, Kecamatan Mesuji, OKI, Pak Shodiq muda bukanlah anak orang berada yang dimanja kemewahan. Ia merasakan getirnya hidup sebagai tukang ojek, mengantar penumpang dengan sepeda motor bututnya. Tak berhenti di situ, ia juga pernah menjadi pekerja tebang tebu di PT. Cinta Manis, berjibaku dengan terik matahari dan keringat yang mengucur deras.

Namun, kerasnya kehidupan tak membuatnya menyerah. Justru, pengalaman inilah yang menempa mental baja Pak Shodiq. Ia belajar arti kerja keras, kegigihan, dan pantang menyerah. Nilai-nilai inilah yang kelak menjadi bekal berharga dalam perjalanannya di dunia politik.

Merakyat, Tak Lekang Oleh Waktu

Meski kini namanya digadang-gadang sebagai calon bupati OKI, Pak Shodiq tak pernah lupa asal-usulnya. Ia tetaplah sosok sederhana dan merakyat, tak terpengaruh oleh gemerlap panggung politik. Kesehariannya dihabiskan untuk bersilaturahmi dengan masyarakat, mendengarkan keluh kesah mereka, dan mencari solusi bersama.

“Gawe opo arep wah mas, panggah penak biasa wae,” begitulah prinsip hidup Pak Shodiq. Ia menolak perlakuan istimewa dan lebih memilih hidup apa adanya. Baginya, jabatan bukanlah tujuan, melainkan alat untuk mengabdi kepada masyarakat.

Kedekatan Pak Shodiq dengan masyarakat bukan sekadar pencitraan. Ia benar-benar memahami denyut nadi kehidupan rakyat OKI. Ia tahu persis apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka harapkan dari seorang pemimpin.

Kesederhanaan inilah yang membuat MJS dicintai rakyat. Ia bukan sekadar pemimpin, tapi juga sahabat, saudara, bahkan keluarga bagi masyarakat OKI.

Doa dan Restu dari Gubuk Reot

Di tengah kesibukannya, Pak Shodiq selalu menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan para habaib, kiai, dan tokoh agama lainnya. Ia percaya, doa dan restu dari mereka adalah modal utama dalam perjuangannya.

Salah satu momen yang tak terlupakan adalah kunjungan Pak Kelik, seorang warga biasa yang datang dengan sepeda ontelnya. Pak Kelik memberikan wejangan kepada Pak Shodiq, mengingatkannya untuk tetap rendah hati, sabar, dan ikhlas dalam menghadapi segala cobaan.

“Pak Shodiq, koe kudu tetap santun, kuatno sabar mu, ikhlasno perjuangan mu, Gusti Allah lagi cubo atimu teko pilihan iki, wes bene wae uwong arep fitnah koe, ngelekne koe, iri dengki Karo koe, tapi koe kudu ikhlas lan sabar, dongakne uwong seng sujolo elek Karo koe Ben entuk Rohmat ugi hidayahe Allah, ojo pisan² mbales utowo nglarani uwong seng ngelekne koe,” pesan Pak Kelik yang menyentuh hati.

Harapan Baru bagi OKI

Kehadiran Pak Shodiq di panggung politik OKI memberikan harapan baru bagi masyarakat. Mereka melihat sosok pemimpin yang jujur, merakyat, dan memiliki komitmen kuat untuk memajukan daerah. Dukungan pun mengalir dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh masyarakat, alim ulama, hingga rakyat biasa.

“Beliau pingin membuat sejarah baru bahwa Wong tani, wong transmigrasi, wong cilik ndue kesempatan dadi BUPATI,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang mendukung Pak Shodiq.

H. Tarmusi, tokoh masyarakat berpengaruh di Kecamatan Kota Kayuagung, juga menyerukan dukungan kepada Pak Shodiq. Ia mengajak seluruh warga OKI untuk bersatu dan memilih pemimpin yang benar-benar peduli pada nasib rakyat.

“Untuk itu mari kita satukan tekat dan tujuan agar kabupaten OKI JADI lebih baik dengan mengajak saudara, tetangga, handai tolan dan semua warga OKI untuk mendukung dan memilih H.M. Dja’far Shodiq dan Abdiyanto sebagai Bupati OKI Priode 2025 – 2030,” ajak H. Tarmusi, salah satu tokoh masyarakat Kayu Agung yang berpengaruh.

Dukungan yang mengalir deras ini bukanlah sekadar angka, tapi sebuah amanah yang harus MJS junjung tinggi. Ia sadar, menjadi pemimpin bukanlah sekadar duduk di kursi empuk, tapi sebuah pengabdian yang menuntut tanggung jawab besar.

Visi dan Misi: OKI yang Lebih Baik untuk Semua

MJS tak sekadar ingin menjadi bupati, ia ingin membawa perubahan nyata bagi OKI. Ia bermimpi tentang OKI yang lebih maju, lebih sejahtera, dan lebih berkeadilan.

“Wong tani, wong transmigrasi, wong cilik, semua punya hak yang sama untuk hidup sejahtera,” tegas Dja’far Shodiq.

Visi dan misinya yang pro-rakyat inilah yang membuat MJS mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat dan ulama.

Mampukah Pak Shodiq Memenuhi Harapan?

Perjalanan Pak Shodiq menuju kursi bupati OKI masih panjang. Tantangan dan rintangan pasti akan menghadang. Namun, dengan dukungan masyarakat dan restu para tokoh agama, ia optimistis bisa mewujudkan impiannya untuk membangun OKI yang lebih baik.

Apakah Pak Shodiq akan berhasil mencetak sejarah sebagai bupati pertama dari kalangan rakyat biasa? Akankah ia mampu memenuhi harapan masyarakat OKI? Kita tunggu saja kiprahnya di panggung politik. (puputzch)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.