Politik

Euforia Pilkada Serentak Sumatera Selatan, Antara Pencitraan Diri dan Stamina Politik

×

Euforia Pilkada Serentak Sumatera Selatan, Antara Pencitraan Diri dan Stamina Politik

Share this article
Euforia Pilkada Serentak Sumatera Selatan, Antara Pencitraan Diri dan Stamina Politik
Euforia Pilkada Serentak Sumatera Selatan, Antara Pencitraan Diri dan Stamina Politik. Foto: Pengamat politik Sumatera Selatan, Haekal Haffafah/Ist.

Palembang, Nusaly.com – Demam pilkada serentak tengah melanda 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Bak jamur di musim hujan, baliho-baliho para bakal calon (balon) kepala daerah bermunculan, menandakan tingginya antusiasme pesta demokrasi daerah ini.

Uniknya, beberapa balon bahkan sudah berani memasang baliho dengan simulasi pasangan calon, klaim elektabilitas, dan rekomendasi partai. Aksi “curi start” ini tentu saja memanaskan dinamika elektoral di Sumatera Selatan.

KPU OKI

Mencitrakan Diri: Sunnatullah Pilkada?

Pengamat politik Sumatera Selatan, M Haekal Al-Haffafah, menilai fenomena ini sebagai hal yang wajar. Menurutnya, setiap balon perlu mencitrakan diri agar bisa meyakinkan publik bahwa mereka adalah sosok yang paling pantas memimpin.

“Wajar saja setiap bakal calon mencitrakan diri sebagai sosok yang confidence. Kalau ada ushul fiqh pilkada, memang seperti itu sunnatullahnya,” ujar Haekal dengan nada santai.

Namun, Haekal juga mengingatkan bahwa pencitraan diri saja tidak cukup. Stamina politik yang kuat juga menjadi kunci penting dalam meraih dukungan publik.

“Setiap bakal calon stamina politiknya harus kuat. Faedah elektoral tentu menjadi target calon kandidat, tapi jangan lupa siapa pun yang ingin jadi pemerintah, harus paham bahwa dalam demokrasi istilah pemerintah adalah istilah lain dari orang yang siap diperintah,” ungkapnya.

Waspadai Overconfidence dan “Begal Politik”

Haekal juga mengkritik beberapa balon yang terkesan terlalu percaya diri (overconfidence). Ada yang mengklaim elektabilitas tertinggi, ada pula yang sudah yakin dengan rekomendasi partai. Padahal, menurut Haekal, kerja mesin partai politik dan manuver lawan politik sering kali luput dari pantauan lembaga survei.

“Ada profesi spesialis yang sering muncul dalam pilkada, profesi spesialis apa? Spesialis begal. Maka para Bacakada (Bakal Calon Kepala Daerah) jangan overconfidence, sebelum penetapan resmi dari KPU di last minute, rekomendasi tiket partai masih bisa dibegal,” tegas Haekal.

Pilkada: Ajang Pembuktian, Bukan Sekadar Pencitraan

Pilkada serentak di Sumatera Selatan memang masih beberapa bulan lagi. Namun, dinamika politik yang sudah mulai memanas ini menunjukkan bahwa pertarungan memperebutkan kursi kepala daerah akan berlangsung sengit.

Bagi para balon, ini adalah saatnya membuktikan diri, bukan hanya sekadar bermodalkan pencitraan. Stamina politik, strategi yang matang, dan kemampuan membaca peta politik akan menjadi faktor penentu kesuksesan.

Pilkada serentak di Sumatera Selatan menjadi ajang pembuktian bagi para bakal calon kepala daerah. Pencitraan diri memang penting, namun stamina politik dan kemampuan membaca peta politik juga tak kalah krusial. Jangan sampai overconfidence dan potensi “pembegalan” rekomendasi partai menjadi batu sandungan di tengah jalan.

Mari kita nantikan siapa yang akan menjadi pemimpin-pemimpin baru di 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan. Semoga pilkada ini berjalan lancar, aman, dan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas bagi masyarakat Sumatera Selatan. ***

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

KPU OKI