Lahat, Nusaly.com – Kabupaten Lahat, yang dikenal dengan potensi kopi berkualitas, terus berupaya meningkatkan mutu biji kopi Lahat melalui sosialisasi proses pasca panen yang intensif. Dinas Perkebunan Lahat, berkolaborasi dengan Tim MPIG Jurai Tue, baru-baru ini mengadakan kunjungan ke kelompok tani kopi setempat. Tujuannya? Membekali para petani dengan pemahaman mendalam mengenai tahapan krusial pasca panen yang dapat menentukan kualitas akhir biji kopi.
Detail Proses Pasca Panen: Kunci Mutu Kopi Lahat
Sosialisasi ini tidak sekadar teori, melainkan praktik langsung yang menyentuh setiap aspek pasca panen. Mulai dari pemetikan buah kopi yang harus selektif, hanya memilih yang benar-benar matang, hingga proses pemisahan biji kopi (cherry) yang belum matang.
Tak hanya itu, penjemuran biji kopi pun dilakukan dengan pengawasan ketat terhadap suhu dan kelembaban. Semua ini bertujuan untuk menghasilkan biji kopi dengan cita rasa dan aroma optimal, serta meminimalkan cacat yang dapat menurunkan kualitas.
Setelah kadar air biji kopi mencapai tingkat ideal, kulitnya dikupas dengan hati-hati. Kemudian, biji kopi menjalani proses sortasi yang cermat untuk memisahkan biji cacat dan mengelompokkannya berdasarkan ukuran fisik.
Tahap akhir, biji kopi disimpan dalam gudang dengan kondisi optimal, memastikan sirkulasi udara yang baik agar kualitasnya tetap terjaga hingga siap diolah lebih lanjut.
Standar Operasional Prosedur (SOP): Jaminan Konsistensi Kualitas
Kepala Dinas Perkebunan Lahat, Vivi Anggraini, SSTP, M.Si., menekankan pentingnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pasca panen. Dengan SOP yang jelas dan terukur, setiap tahapan pasca panen dapat dijalankan secara konsisten dan sesuai standar.
“SOP ini bukan hanya meningkatkan kualitas kopi, tetapi juga mendorong produktivitas petani kopi di Lahat,” ujarnya. Ketua Tim MPIG Jurai Tue Lahat, M Syahriza, turut mendampingi Vivi Anggraini dalam sosialisasi ini.
Dampak Positif bagi Petani dan Industri Kopi
Rama, seorang petani kopi sekaligus pengusaha kopi bubuk asal Lahat, berbagi pengalamannya. Dengan pemahaman pasca panen yang baik, ia mampu menjual biji kopinya dengan harga yang lebih tinggi dan beragam.
“Harga pasaran kopi saat ini sekitar Rp60.000-Rp70.000 per kilogram. Namun, biji kopi berkualitas tinggi bisa dijual dengan harga lebih tinggi lagi,” ungkapnya.
Sosialisasi pasca panen yang digagas oleh Dinas Perkebunan Lahat dan MPIG Jurai Tue merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kopi di wilayah tersebut.
Dengan pemahaman dan praktik pasca panen yang tepat, para petani kopi di Lahat tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan mereka, tetapi juga berkontribusi pada reputasi kopi Indonesia di pasar global.
Upaya ini membuktikan komitmen Lahat dalam membangun industri kopi yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.