Muara Enim

Alarm Lingkungan Muara Enim: Beruang Madu Mangsa Ternak, BKSDA Ungkap Pemicu Penyempitan Pakan

Tiga kambing warga di Muara Enim dipastikan mati dimangsa Beruang Madu. BKSDA Sumsel mengonfirmasi pergerakan satwa liar ini dipicu penyempitan habitat dan keterbatasan pakan di kawasan hutan.

Konflik Habitat Satwa Liar: Beruang Madu Mangsa Ternak di Muara Enim, BKSDA Ungkap Pemicu Penyempitan Pakan
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan memastikan penyebab kematian tiga ekor hewan ternak milik warga di Kabupaten Muara Enim adalah serangan dari Beruang Madu (Helarctos malayanus). Foto: Dok. Polres Muara Enim

MUARA ENIM, NUSALYBalai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan memastikan penyebab kematian tiga ekor hewan ternak milik warga di Kabupaten Muara Enim adalah serangan dari Beruang Madu (Helarctos malayanus). Insiden ini menyingkap kembali persoalan serius mengenai penyempitan habitat yang memaksa satwa dilindungi mendekat ke pemukiman.

Tiga kambing milik Asmuni (50) di Desa Beringin, Kecamatan Lubai, ditemukan tewas mengenaskan di kandangnya pada Kamis (16/10/2025) pagi. Kematian ternak dengan kondisi perut terburai tersebut segera ditindaklanjuti oleh Polsek Lubai dan Tim BKSDA.

Identifikasi Forensik dan Saksi Mata

Kanit Konservasi Insitu BKSDA Lahat, Ma’mun, mengungkapkan hasil identifikasi forensik yang menguatkan dugaan serangan satwa liar.

“Hal ini dapat dilihat dari bekas cakaran di leher dan di perut kambing-kambing tersebut. Bekas luka ini sangat spesifik mengarah pada serangan Beruang Madu,” ucap Ma’mun, Sabtu (18/10/2025).

Hasil identifikasi di lokasi kejadian, yang juga dihadiri oleh anggota Polsek Rambang Lubai dan Kepala Desa, diperkuat dengan kesaksian visual. Ma’mun menyebut tim BKSDA dan seorang saksi bernama Miko Ayatullah melihat secara langsung satwa tersebut kembali ke lokasi kejadian.

“Pada Jumat (17/10/2025) sekitar pukul 23.26 WIB, tim dan saksi melihat secara langsung Beruang Madu masuk kembali ke kandang kambing yang sebelumnya sudah dimangsanya,” ujar Ma’mun, menguatkan bahwa satwa tersebut aktif berburu di area tersebut.

Kasi Humas Polres Muara Enim, AKP RTM Situmorang, membenarkan hasil pemeriksaan tersebut dan meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan.

Penyempitan Habitat

Ma’mun menjelaskan, masuknya Beruang Madu ke pemukiman warga merupakan konsekuensi langsung dari kerusakan ekosistem.

“Pada dasarnya hewan ini takut bertemu dengan manusia, tetapi dengan keterbatasan pakan di habitat, terpaksa mencari pakan di luar habitat,” ujarnya.

Penyempitan habitat dan berkurangnya sumber pakan di kawasan hutan memaksa satwa yang biasanya menghindari manusia, untuk berani mengambil risiko mendekati permukiman dan memangsa ternak. Hal ini menjadi indikator tekanan lingkungan yang serius di sekitar Muara Enim.

Polisi bersama pemerintah desa kini secara intensif memberikan imbauan kepada warga agar lebih waspada, terutama saat beraktivitas di kebun. Masyarakat diminta tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri atau mengganggu habitat satwa.

“Pihak BKSDA meminta kepada masyarakat yang melihat adanya hewan buas, untuk segera melapor secara resmi ke BKSDA Lahat untuk dilakukan identifikasi langsung di lokasi,” pungkas AKP Situmorang, menekankan pentingnya pelaporan formal untuk penanganan konservasi yang tepat.

Insiden Beruang Madu ini menjadi pengingat serius bagi pemerintah daerah dan masyarakat mengenai keseimbangan ekologis di wilayah Sumatera yang dikelilingi oleh kawasan hutan lindung. (emen)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version