Banner Sumsel Maju untuk Semua
Palembang

Lewat Podcast “Palembang Gercep”, Wali Kota Ratu Dewa Ajak Warga Atasi Sampah Bersama

×

Lewat Podcast “Palembang Gercep”, Wali Kota Ratu Dewa Ajak Warga Atasi Sampah Bersama

Sebarkan artikel ini

Pemkot Palembang galakkan program “Satu Kelurahan Satu Bank Sampah” sebagai solusi komprehensif. Tantangan lahan TPS dan penambahan armada angkut sampah jadi fokus utama.

Lewat Podcast “Palembang Gercep”, Wali Kota Ratu Dewa Ajak Warga Atasi Sampah Bersama
Lewat Podcast “Palembang Gercep”, Wali Kota Ratu Dewa Ajak Warga Atasi Sampah Bersama. Foto: Dok. Istimewa

PALEMBANG, NUSALY — Pemerintah Kota Palembang kembali menunjukkan komitmennya dalam menangani persoalan sampah yang kian kompleks. Kali ini, Pemkot Palembang memanfaatkan medium baru yang edukatif dan partisipatif, yaitu podcast bertajuk Palembang Gercep yang digelar bersama Palembang TV. Isu krusial tentang manajemen persampahan menjadi sorotan utama dalam podcast tersebut.

Wali Kota Palembang, Drs. H. Ratu Dewa, M.Si, hadir langsung sebagai narasumber utama dalam episode yang disiarkan pada Jumat, 4 Juli 2025. Dalam dialog terbuka dan penuh edukasi tersebut, Wali Kota Ratu Dewa menegaskan bahwa persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat.

“Masalah sampah adalah masalah kita semua. Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga harus ada kesadaran dan peran aktif dari warga. Melalui podcast ini, kami ingin menyampaikan pesan edukatif secara langsung dan ringan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,” tegas Ratu Dewa.

Galakkan “Satu Kelurahan Satu Bank Sampah” dan Manfaatkan Ekonomi Sirkular

Sebagai bentuk terobosan, Pemkot Palembang menggulirkan program strategis bertajuk “Satu Kelurahan Satu Bank Sampah”. Program ini dirancang untuk memperkuat pengelolaan sampah berbasis komunitas di tingkat kelurahan. Ini adalah langkah nyata untuk membumikan konsep ekonomi sirkular dan menciptakan nilai dari sampah yang terpilah serta terkelola dengan baik.

“Bank sampah bukan hanya tempat menabung sampah, tapi juga tempat membangun budaya bersih, ekonomi berbasis lingkungan, dan solidaritas warga. Program ini kami siapkan sambil menunggu realisasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di kawasan Keramasan. Kami mohon dukungan semua pihak agar ini bisa berjalan optimal,” ungkapnya.

Baca juga  Ratu Dewa Lantik Tiga Pejabat Tinggi Pratama Pemkot Palembang, Perkuat Performa Dishub, Bapenda, dan BPBD, Evaluasi Jabatan Lain Menyusul

Dengan pendekatan tersebut, lanjut Ratu Dewa, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek perubahan dalam pengelolaan lingkungan. Bank sampah akan menjadi simpul edukasi, pemberdayaan, dan penggerak ekonomi mikro berbasis daur ulang.

Tantangan Lahan TPS dan Penambahan Armada Pengangkut

Meski memiliki program yang inovatif, Wali Kota Ratu Dewa juga menyoroti persoalan teknis yang masih menjadi tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan lahan untuk pembangunan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di sejumlah titik. Hingga saat ini, belum semua warga bersedia menghibahkan atau menyewakan lahannya untuk kepentingan publik tersebut.

Sebagai solusi jangka pendek, Pemkot Palembang akan meningkatkan efisiensi operasional melalui penambahan armada pengangkut sampah, termasuk gerobak motor untuk menjangkau wilayah-wilayah padat dan pelosok kota.

“Kami memahami keterbatasan yang ada, namun pelayanan harus tetap berjalan. Dalam waktu dekat, kami akan menambah armada pengangkut dan memastikan distribusi gerobak sampah merata, sehingga pengangkutan sampah bisa lebih cepat dan tepat waktu,” kata Ratu Dewa pula.

Podcast “Palembang Gercep” menjadi salah satu strategi komunikasi publik yang inovatif dari Pemkot Palembang. Platform ini digunakan untuk menyampaikan kebijakan, menjaring aspirasi, serta membangun kedekatan emosional dengan masyarakat, khususnya generasi muda yang akrab dengan platform digital. Inisiatif ini juga menjadi wujud dari prinsip good governance, di mana transparansi dan keterlibatan publik menjadi pilar utama.

Ratu Dewa berharap masyarakat dapat terus terlibat dalam diskusi publik semacam ini dan menjadikannya sebagai ruang edukasi yang konstruktif. “Kita butuh cara-cara baru untuk membangun kesadaran kolektif. Melalui podcast, suara pemerintah bisa lebih cepat sampai ke masyarakat, sekaligus membuka ruang dialog. Masalah lingkungan, terutama sampah, adalah tanggung jawab bersama,” pungkas Ratu Dewa. (desta)