PALEMBANG, NUSALY — Masalah jalan amblas akibat kondisi tanah yang labil, terutama di area dekat sungai, menjadi tantangan pembangunan infrastruktur di Palembang. Proyek pembangunan jalan dengan sistem Slab on Pile di Jalan Lettu Karim Kadir, Gandus, Palembang resmi dimulai hari ini, sebagai solusi mengatasi kondisi tanah yang labil di lokasi tersebut.
Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, bersama Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, meninjau langsung dimulainya proyek ini pada Selasa (29/4/2025). Pembangunan jalan ini krusial karena kondisi tanah berlumpur hingga 20 meter ke bawah membuat jalan sering amblas akibat tekanan air Sungai Musi.
Peninjauan ini menandai dimulainya pengerjaan fisik di lapangan setelah melalui tahapan perencanaan dan persiapan. Gubernur Sumsel H. Herman Deru dan Wali Kota Palembang Ratu Dewa didampingi sejumlah pejabat terkait saat melihat langsung titik awal pembangunan proyek strategis ini.
Penjelasan Gubernur: Alasan Pengambilalihan dan Sistem Pembangunan
Gubernur Herman Deru memberikan penjelasan mengenai latar belakang dan metode pembangunan jalan di Jalan Lettu Karim Kadir ini. Ia menyampaikan bahwa jalan ini dulunya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota Palembang.
Namun, karena kondisi jalannya cukup berat dan memerlukan penanganan spesifik yang intensif, akhirnya diambil alih oleh Pemerintah Provinsi agar bisa ditangani lebih maksimal dengan sumber daya dan keahlian di tingkat provinsi.
Herman Deru juga menjelaskan hasil pengecekan tanah di lokasi pembangunan. Ia menjelaskan, hasil pengecekan tanah menunjukkan bahwa sampai 20 meter ke bawah masih berupa lumpur.
Kondisi tanah yang sangat lunak dan berlumpur ini menjadi penyebab utama jalan sering amblas atau mengalami kerusakan parah.
Jadi, setiap kali ada tekanan dari air Sungai Musi, tanahnya ikut turun—termasuk rumah-rumah warga di sekitar yang juga ikut terdampak penurunan tanah. Kondisi geologis ini memerlukan solusi teknis khusus.
Jalan ini akhirnya dibangun dengan sistem Slab on Pile, sebuah metode konstruksi yang dirancang khusus untuk kondisi tanah seperti ini.
Herman Deru menjelaskan, sistem ini mirip seperti jalan layang, di mana struktur pelat beton ditopang oleh tiang-tiang pancang yang menembus lapisan tanah lunak hingga mencapai lapisan tanah yang lebih keras di bawahnya.
Meskipun pembangunan sedikit mengganggu aktivitas warga di sekitar lokasi, Herman Deru memohon pengertian dari masyarakat.
“Jadi, setiap kali ada tekanan dari air Sungai Musi… termasuk rumah-rumah warga di sekitar yang juga ikut terdampak… kita mohon pengertian,” ujarnya, menghubungkan dampak tanah dengan gangguan pembangunan.
Setelah selesai, Gubernur menjamin jalannya tidak akan amblas lagi. “Setelah selesai, jalannya nggak akan amblas lagi,” tegas Herman Deru, memberikan kepastian kepada warga.
Ajakan Menjaga dan Perhatian pada Drainase
Selain menjelaskan proyek, Gubernur Herman Deru juga menitipkan pesan kepada warga sekitar untuk ikut menjaga jalan yang sudah dibangun nantinya.
Ia menegaskan pentingnya tidak membawa kendaraan berat lewat jalan yang belum memadai atau melebihi kapasitas beban jalan. Muatan berlebih dapat mempercepat kerusakan jalan, bahkan yang sudah dibangun dengan metode khusus sekalipun.
Herman Deru juga menyoroti pentingnya perawatan infrastruktur pendukung, khususnya saluran air. Ia meminta warga agar ikut membersihkan saluran air yang tersumbat.
“Kalau ada saluran air yang tersumbat, tolong dibersihkan,” tambahnya. Saluran air yang lancar krusial untuk mencegah genangan. Beliau menjelaskan, supaya air nggak meluap ke jalan dan bikin rusak. Genangan air di jalan dapat merusak struktur perkerasan jalan dalam jangka panjang.
Apresiasi, Anggaran, dan Harapan Penyelesaian Tepat Waktu
Gubernur Herman Deru juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Palembang atas dukungan dalam proyek ini, terutama terkait pembebasan lahan.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Palembang atas dukungannya, terutama dalam proses pembebasan lahan yang berjalan lancar.
Dukungan pemerintah kota dalam penyelesaian isu lahan sangat membantu kelancaran dimulainya konstruksi. Herman Deru berharap proyek ini bisa selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan.
Proyek pembangunan jalan ini mengikuti aturan yang berlaku, terutama dalam hal pendanaan. Herman Deru menjelaskan bahwa semua proses pembangunan mengikuti aturan, terutama dalam hal pendanaan yang bersumber dari APBD Provinsi.
Pembangunannya akan berlangsung selama 210 hari kalender. Anggaran yang dialokasikan untuk proyek ini cukup signifikan, sekitar Rp7,4 miliar. “Pembangunannya akan berlangsung selama 210 hari, dengan anggaran sekitar Rp7,4 miliar,” ungkapnya, memberikan detail waktu dan biaya.
Herman Deru berharap, proyek ini dapat menjadi awal dari banyak hal baik ke depan bagi masyarakat Palembang. “Mudah-mudahan jadi awal dari banyak hal baik ke depan,” harapnya. Beliau juga berharap pembangunan ini membuat warga Palembang lebih nyaman, makin bersyukur dan bahagia dengan perbaikan-perbaikan seperti ini.
Apresiasi Wali Kota Palembang dan Dukungan Pemprov
Wali Kota Palembang Ratu Dewa dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi tinggi atas perhatian Pemerintah Provinsi Sumsel terhadap kondisi jalan di Palembang. Ratu Dewa mengapresiasi perhatian Gubernur terhadap kondisi jalan di Palembang. Perhatian ini sangat berarti, apalagi jalan ini sempat viral karena kerusakannya di media sosial, menarik perhatian publik luas.
Ratu Dewa menyebutkan bahwa komunikasi antara Pemkot Palembang dan Pemprov Sumsel terkait isu jalan rusak terjalin rutin.
“Saya rutin komunikasi dengan Pak Gubernur soal jalan rusak, dan langsung ditanggapi,” katanya, menggambarkan respons cepat dari tingkat provinsi. “Jadi saya ucapkan terima kasih atas respons cepatnya,” tambah Ratu Dewa. Respons cepat ini menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah kota dan provinsi.
Ia juga menyebut contoh lain jalan di Palembang yang juga langsung ditangani oleh pihak provinsi. Menurutnya, perhatian Pemprov Sumsel terhadap infrastruktur di Palembang sangat luar biasa dan memberikan dampak positif bagi masyarakat kota.
Mewakili warga Gandus, Ratu Dewa mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Herman Deru dan jajaran Pemprov atas dimulainya proyek ini. Ratu Dewa, mewakili warga Gandus, mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Herman Deru.
Beliau juga mengajak semua warga untuk ikut menjaga hasil pembangunan ini setelah selesai.
“Kalau sudah dibangun, yuk sama-sama kita jaga,” ajaknya. Ratu Dewa menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam merawat infrastruktur agar tetap aman dan nyaman untuk semua pengguna. “Biar jalannya tetap aman dan nyaman untuk semua,” tutup Ratu Dewa.
Catatan Teknis: Sistem Slab on Pile
Sebagai informasi tambahan, “Slab on Pile” adalah sistem pondasi yang sering digunakan di area dengan kondisi tanah kurang stabil. Sistem pondasi di mana pelat beton ditopang oleh tiang pancang.
Teknik ini biasa dipakai di daerah dengan tanah yang labil atau berlumpur agar struktur jalan atau bangunan tetap kokoh dan tidak mudah bergeser atau amblas akibat pergerakan tanah atau beban di atasnya.
Penerapan teknik ini di Jalan Lettu Karim Kadir sesuai dengan kondisi tanah berlumpur yang dijelaskan Gubernur.
Proyek Jalan Slab on Pile di Gandus Palembang Dimulai hari ini menandai dimulainya solusi teknis untuk masalah jalan amblas yang telah lama dihadapi warga.
Peninjauan bersama oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru dan Wali Kota Palembang Ratu Dewa menunjukkan komitmen pimpinan daerah terhadap perbaikan infrastruktur vital ini.
Dengan anggaran Rp7,4 miliar dan target penyelesaian 210 hari, proyek ini diharapkan dapat memberikan jalan yang kokoh dan aman bagi masyarakat, asalkan juga diikuti dengan kesadaran warga untuk ikut menjaga dan merawat lingkungan sekitar jalan. (desta)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.