PALI, NUSALY – Media sosial dan masyarakat Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) digegerkan dengan beredarnya sebuah video yang merekam insiden penggerebekan dugaan pesta narkoba. Dalam rekaman berdurasi 1 menit 58 detik itu, terlihat sejumlah warga menggerebek sebuah rumah dan berhasil mengamankan seorang pria berkaos yang diduga oknum polisi, serta seorang wanita, yang disebut terlibat dalam pesta sabu di belakang rumah.
Video tersebut memperlihatkan momen dramatis ketika pria yang diduga oknum polisi itu mencoba melarikan diri dengan memanjat dinding belakang rumah. Warga yang merekam tampak geram, dan dalam teks yang menyertai video, mereka melayangkan seruan langsung kepada Kapolri, Kapolda, dan Kapolres PALI.
“Tolong Pak Kapolri, Kapolda dan Kapolres PALI. Ini ada anggota polisi mengadakan pesta narkoba bersama wanita bukannya mengayomi masyarakat malah meresahkan masyarakat. Kami sangat terganggu karena pesta narkoba tersebut dan sudah berulang kali dan semua dah diingatkan dua kali,” demikian bunyi pesan dalam video yang viral tersebut, menunjukkan kemarahan dan frustrasi warga atas dugaan praktik terlarang yang berulang.
Polres PALI Angkat Bicara: Klarifikasi Misi Penyelidikan dan Hasil Tes Urine Negatif
Menanggapi video yang menghebohkan publik ini, Kasat Narkoba Polres PALI AKP Dedy Suandy dengan tegas membantah keterlibatan anggotanya dalam pesta sabu seperti yang dituduhkan dalam video. Menurut Dedy, insiden tersebut bukanlah pesta narkoba, melainkan bagian dari misi penyelidikan yang sedang dijalankan oleh anggotanya.
“Itu tidak benar ya. Saat itu anggota sedang lidik di sana. Dan keluarga di sana ada yang tidak setuju sehingga diviralkan anggota kami,” ungkap Dedy, seperti dikutip dari detikSumbagsel pada Sabtu (28/6/2025).
Lebih lanjut, Dedy juga menegaskan bahwa anggota yang terekam dalam video viral tersebut telah menjalani pemeriksaan urine, dan hasilnya menunjukkan negatif narkoba. “Anggota itu lagi lidik di sana dan kami juga sudah periksa urinenya dan hasilnya negatif. Jadi video yang viral itu tidaklah benar,” tegasnya.
Pernyataan dari Polres PALI ini mengindikasikan adanya perbedaan narasi yang signifikan antara persepsi masyarakat yang terekam dalam video dengan klarifikasi resmi kepolisian. Insiden ini memicu pertanyaan lebih lanjut mengenai standar operasional prosedur (SOP) dan transparansi dalam pelaksanaan tugas penyelidikan di lapangan, terutama saat berhadapan dengan situasi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Kasus ini juga menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif antara aparat penegak hukum dan warga demi menjaga kepercayaan publik. (rez)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.