Palembang, Nusaly.com – Sumatera Selatan (Sumsel) tak mau lagi jadi penonton dalam urusan beras. Provinsi ini bertekad menggeser posisi Sulawesi Selatan sebagai produsen beras terbesar di Indonesia. Senjata andalannya? Sawah rawa.
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, mengungkapkan ambisi besar ini dalam pertemuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 5 Agustus 2024. “Kita ingin Sumsel mengalahkan Sulawesi Selatan sebagai penghasil beras terbesar di Indonesia,” tegasnya.
Sawah Rawa: Harapan Baru Petani Sumsel
Sawah rawa, yang selama ini dipandang sebelah mata, kini menjadi primadona baru. Dengan potensi 300 ribu hektare lahan rawa, Sumsel akan mengembangkan 50 ribu hektare pada tahap pertama.
“Pengembangan sawah rawa sudah ada, tapi tidak sebesar itu. Kita ingin lebih besar lagi dan lebih terorganisir, dilakukan oleh korporasi, bukan petani per petani,” ujar Elen.
Pendekatan korporasi ini dianggap lebih efektif karena memungkinkan pengelolaan terintegrasi, mulai dari perencanaan, masa tanam, hingga pasca panen.
Menekan Inflasi Beras: Strategi Jitu Pemprov Sumsel
Inflasi beras menjadi momok yang menghantui Sumsel. Namun, Pemprov Sumsel tak tinggal diam. Selain mengandalkan sawah rawa, berbagai strategi lain telah disiapkan, termasuk kerjasama dengan Bulog untuk penyaluran beras ke ASN.
“Komoditas beras menjadi sumber inflasi. Kita sudah menyiapkan beberapa strategi, di antaranya kerjasama dengan Bulog,” ungkap Elen.
Sektor pertanian Sumsel memang punya keunggulan unik. Saat kemarau melanda, sawah rawa tetap bisa ditanami padi, memastikan pasokan beras tetap melimpah dan harga terkendali.
Inflasi Juli Turun, Kewaspadaan Tetap Tinggi
Meski inflasi Juli 2024 di Sumsel turun menjadi 1,87 persen secara year on year (yoy), Pemprov Sumsel tak mau lengah. Deputi Kepala Perwakilan BI Sumsel, Muhammad Latif, mengingatkan bahwa tingginya inflasi bisa memicu peningkatan kemiskinan.
“Beras merupakan kebutuhan pokok yang selalu dicari, makanya beras sering menjadi penyumbang inflasi pada Januari-Juli 2024 secara yoy,” kata Latif.
Kontrol Harga Komoditas Strategis: Kunci Pengendalian Inflasi
Direktur Statistik Distribusi BPS Pusat, Sarpono, menyoroti pentingnya kontrol harga komoditas strategis seperti beras, minyak goreng, gula, dan telur. Komoditas-komoditas ini sering menjadi penyumbang utama inflasi, terutama di empat kota: Palembang, Lubuklinggau, OKI, dan Muara Enim.
Sumsel tengah bertransformasi menjadi lumbung padi nasional. Sawah rawa, yang selama ini terabaikan, kini menjadi kunci untuk mewujudkan ambisi tersebut. Dengan strategi pengendalian inflasi yang komprehensif, Sumsel optimistis dapat menekan laju inflasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Perluasan lahan sawah rawa bukan hanya tentang meningkatkan produksi beras, tapi juga tentang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, dan menjaga stabilitas harga pangan. Ini adalah langkah besar menuju Sumsel yang lebih mandiri dan sejahtera. ***
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.