Pemprov Sumsel 1000x250 Pemkab Muba 1000x250
Sumsel Maju Terus untuk Semua

Prevalensi Stunting Sumsel Turun Drastis 4,4 Persen, Tertinggi Kedua Nasional

×

Prevalensi Stunting Sumsel Turun Drastis 4,4 Persen, Tertinggi Kedua Nasional

Sebarkan artikel ini

Capaian Sumsel dalam Penurunan Stunting: 117 Ribu Balita Terdata, Masih Prioritas Penanganan

Prevalensi Stunting Sumsel Turun Drastis 4,4 Persen, Tertinggi Kedua Nasional
Prevalensi Stunting Sumsel Turun Drastis 4,4 Persen, Tertinggi Kedua Nasional. Foto: Tangkapan Layar Buku Hasil SSGI 2024 Dalam Angka.

PALEMBANG, NUSALY – Upaya penanganan stunting di Sumatera Selatan (Sumsel) menunjukkan hasil positif. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang baru dirilis Mei 2025, prevalensi stunting di Sumsel mencatat angka 15,9 persen, atau setara dengan 117.905 balita. Angka ini menempatkan Sumsel di peringkat ke-15 untuk jumlah kasus terbanyak secara nasional, namun signifikan dalam laju penurunannya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumsel, Ferry Fahrizal, mengonfirmasi bahwa angka prevalensi stunting tersebut mengalami penurunan drastis sebesar 4,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 20,3 persen. “Angka stunting Sumsel dari SSGI 2024 kini 15,9%. Jumlahnya sebanyak 117.905 balita. Angka itu turun dari survei tahun sebelumnya yang mencapai 20,3%,” ujar Ferry, seperti dikutip dari detikSumbagsel, Kamis (29/5/2025).

Ferry Fahrizal juga menyebut bahwa penurunan sebesar 4,4 persen ini termasuk salah satu yang tertinggi secara nasional. Provinsi Jawa Barat mencatat penurunan kasus terbanyak, mencapai 5,8 persen. “Penurunan stunting di Sumsel tertinggi kedua setelah Jabar,” katanya, menyoroti capaian signifikan Sumsel dalam skala nasional.

Fokus Intervensi Sejak Pra-Kelahiran dan Perbandingan Data Nasional

Untuk mempertahankan tren positif ini dan terus menekan angka stunting, Ferry Fahrizal menjelaskan strategi penting penanganan. Strategi ini difokuskan pada intervensi sejak masa pra-kelahiran dengan menekankan pada 11 intervensi spesifik di sektor kesehatan, khususnya untuk remaja putri dan ibu hamil. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan gizi optimal dan kesehatan ibu serta anak sejak dini, sebagai kunci pencegahan stunting.

Secara nasional, prevalensi stunting pada tahun 2024 juga menunjukkan penurunan signifikan. Angka prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8 persen, dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 21,5 persen. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting nasional menjadi 14,2 persen pada 2029, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang telah disusun.

Dari data SSGI 2024, jumlah kasus stunting terbanyak secara nasional masih terkonsentrasi di beberapa provinsi. Jawa Barat menempati posisi teratas dengan 638.348 balita (15,9%), diikuti oleh Jawa Tengah dengan 485.893 balita (17,1%), dan Jawa Timur dengan 430.780 balita (14,7%). Provinsi lain dengan angka kasus tinggi termasuk Sumatera Utara 316.456 balita (22%), Nusa Tenggara Timur 214.143 balita (37%), dan Banten 209.600 balita (21,1%).

Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan secara signifikan, stunting masih menjadi tantangan serius yang membutuhkan kerja sama lintas sektor dan komitmen berkelanjutan dari semua pihak, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mencapai target nasional yang ambisius. (desta)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.