PALEMBANG, NUSALY – Di tengah gelombang gejolak sosial yang melanda berbagai daerah, sebuah suara menyejukkan namun tegas datang dari Sumatera Selatan. Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Sumsel menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan Istigosah Nasional secara serentak. Gerakan ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah respons mendalam terhadap kondisi bangsa yang tengah bergejolak, sebagai momentum untuk introspeksi di seluruh tingkatan, dari eksekutif, yudikatif, hingga legislatif.
Ketua DPW PGK Sumsel, Firdaus Hasbullah, SH, MH, menyoroti bahwa gejolak sosial yang terjadi telah merenggut nyawa dan mengoyak-ngoyak perasaan warga. Menurutnya, hal ini adalah klimaks dari “kemarahan rakyat” yang sudah lama terpendam akibat sikap oknum pejabat publik yang abai dengan hati nurani dan kerap menyakiti perasaan masyarakat melalui perkataan maupun tindakan.
“Hangusnya Gedung DPRD Makassar yang menewaskan tiga orang, cukup menjadi akhir dari gejolak di daerah ini dan jangan sampai menular dan menjalar ke daerah lain. Maka dari itu, PGK Sumsel menawarkan gerakan Istigosah Nasional ini sebagai momentum introspeksi bagi semua pihak,” tegasnya.
Puncak Kekecewaan Rakyat dan Panggilan untuk Refleksi Moral
Gejolak yang disebut Firdaus sebagai “kemarahan rakyat” merupakan akumulasi dari kekecewaan mendalam terhadap kondisi sosial-ekonomi yang kian sulit dan perilaku para elite politik. Laporan ini secara tajam menghubungkan insiden tragis di Gedung DPRD Makassar sebagai simbol nyata dari keretakan yang terjadi. Pembakaran gedung perwakilan rakyat itu bukan sekadar aksi anarkis, melainkan sebuah representasi ekstrem dari rasa frustrasi yang memuncak.
Narasi ini diperkuat oleh pernyataan Firdaus yang tegas, bahwa para elite politik telah gagal mengayomi rakyatnya. Dalam pandangan PGK, sikap abai, acuh tak acuh, dan pamer status sosial yang ditunjukkan sebagian elite hanya memperlebar jurang pemisah, membuat rakyat merasa tidak terwakili dan tidak didengarkan. Di sinilah letak bobot emosional dan kritik yang ingin disampaikan oleh PGK: bahwa masalah bangsa tidak hanya pada kebijakan, tetapi juga pada moral dan empati para pemimpinnya.
PGK Sumsel Siap Jadi Pioner Gerakan Spiritual
Di tengah kegelapan ini, PGK Sumsel menawarkan secercah harapan melalui jalur spiritual. Gerakan Istigosah Nasional ini, menurut Firdaus, adalah upaya untuk mengajak semua pihak, termasuk para pemegang kekuasaan, untuk merendahkan diri, merenung, dan memohon petunjuk dari Tuhan.
PGK Sumsel pun berkomitmen untuk menjadi pioner gerakan ini, dimulai dari wilayah Sumatera Selatan, dengan harapan dapat menjadi teladan bagi daerah lain di seluruh Indonesia. Firdaus Hasbullah menegaskan bahwa organisasinya siap berkolaborasi dengan berbagai entitas keagamaan, ormas, dan OKP untuk memastikan seruan ini terwujud dalam aksi nyata. Mereka percaya bahwa kekuatan spiritual kolektif dapat menjadi penawar bagi luka sosial yang tengah membekas.
Meskipun menawarkan solusi spiritual, PGK Sumsel tidak menutup mata terhadap aspirasi rakyat. Mereka menyatakan dukungan penuh terhadap gerakan yang dilakukan oleh berbagai elemen bangsa, selama aksi tersebut berjalan dalam koridor yang kondusif, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Komitmen ini menunjukkan bahwa PGK berupaya menyeimbangkan antara kritik konstruktif dan seruan damai. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.