KabarNusa

Dua Warga OKI Tewas Akibat Gigitan Kobra di Dalam Rumah

Musim Penghujan Diduga Picu Ular Masuk Pemukiman, Kades Imbau Warga Jaga Kebersihan dan Waspada.

Dua Warga OKI Tewas Akibat Gigitan Kobra di Dalam Rumah
Ilustrasi Ular Kobra. Foto: dok. Kompas.com

Ogan Komering Ilir, NUSALY — Dua orang warga di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), dilaporkan meninggal dunia setelah digigit oleh ular jenis kobra di dalam rumah mereka. Kedua korban, yang tinggal di Desa Celikah, menghembuskan napas terakhir sebelum sempat mendapatkan penanganan medis yang memadai di rumah sakit.

Kepala Desa Celikah, Kartiwan, mengonfirmasi insiden tragis tersebut pada Kamis (17/4/2025). “Benar ada dua warga kami yang meninggal dunia akibat digigit ular kobra di rumahnya,” kata Kartiwan dengan nada prihatin. Kejadian ini menambah daftar panjang bahaya yang mengintai warga di musim penghujan.

Insiden Pertama: Ibu Hamil Tewas Saat Siapkan Buka Puasa

Kartiwan menjelaskan, korban pertama adalah Rohani (39), warga Dusun 4, Desa Celikah. Insiden nahas yang menimpa Rohani terjadi sekitar pertengahan bulan Ramadan lalu (tanggal pasti tidak disebutkan, namun diperkirakan terjadi sebelum kejadian kedua). Saat itu, korban sedang berada di rumah dan bersiap untuk memasak hidangan untuk berbuka puasa.

“Ketika sedang memasak, tiba-tiba seekor ular kobra masuk ke dalam rumah dan langsung menggigit korban. Korban saat itu sedang dalam kondisi hamil. Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong dan beliau meninggal dunia sebelum mendapatkan perawatan medis,” ujar Kartiwan, menggambarkan betapa cepatnya dampak gigitan ular kobra yang mematikan.

Insiden Kedua: Digigit di Lemari Pakaian, Korban Meninggal Sebelum ke Rumah Sakit

Kejadian tragis kedua menimpa korban bernama Tamziah (52). Insiden ini terjadi pada hari Senin (14/4/2025), sekitar pukul 05.30 WIB. Tamziah saat itu tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Saat sedang mengambil pakaian di dalam lemarinya, tiba-tiba ia merasakan gigitan pada jarinya oleh seekor ular yang bersembunyi di dalam lemari.

“Setelah dipatok, sekitar 2,5 jam pertama keadaan korban masih terlihat baik-baik saja. Namun, setelah periode itu, kondisi korban mulai melemah,” tutur Kartiwan. Keluarga kemudian membawa Tamziah untuk berobat ke dukun kampung, mencoba pengobatan tradisional. Namun, upaya tersebut tidak memberikan hasil yang diinginkan.

“Setelah dari dukun kampung, ternyata tidak bisa (diobati secara tradisional), korban akhirnya dirujuk ke klinik terdekat,” lanjut Kartiwan. Setibanya di klinik, pihak medis di sana menyadari kondisi korban yang membutuhkan penanganan lebih lanjut dan menyarankan agar segera dirujuk ke rumah sakit. “Namun, belum sempat tiba di rumah sakit rujukan, korban sudah meninggal dunia,” ujar Kartiwan, menyesalkan lambatnya penanganan medis yang didapat korban.

Musim Penghujan Picu Ular Masuk Rumah

Kartiwan menduga, meningkatnya kemunculan ular di permukiman warga saat ini disebabkan oleh musim penghujan yang sedang berlangsung. Kondisi lingkungan di luar rumah yang lembab dan basah, termasuk tempat-tempat persembunyian alami ular, membuat mereka mencari tempat yang lebih kering dan aman, termasuk masuk ke dalam rumah warga.

“Kalau kondisi rumah korban itu sebetulnya bersih, tidak kumuh. Tetapi mungkin karena cuaca hujan, maka tempat persembunyian ular di luar menjadi basah, akhirnya ular-ular itu masuk ke rumah warga,” jelasnya. Fenomena ini memang sering terjadi di wilayah yang dilanda hujan lebat, di mana habitat alami ular terganggu.

Kartiwan juga memastikan jenis ular yang terlibat dalam kedua insiden tersebut. Untuk korban pertama, informasi dari saksi mata yang melihat kejadian mengonfirmasi bahwa korban digigit oleh ular kobra. Sementara untuk kejadian kedua yang menimpa Tamziah, jenis ular kobra dipastikan karena ular tersebut berhasil dibunuh oleh warga setelah kejadian dan ada bukti fisiknya.

Imbauan Kades: Jaga Kebersihan dan Sebarkan Garam

Tidak ingin kejadian serupa terulang kembali dan menimbulkan korban jiwa lainnya, Kartiwan mengimbau seluruh perangkat pemerintah di tingkat dusun dan Rukun Tetangga (RT) untuk meningkatkan kesadaran warga mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Ia juga meminta agar warga rutin membersihkan area sekitar rumah dan membuang sampah pada tempatnya, karena sampah yang menumpuk dapat menjadi tempat persembunyian dan bersarang bagi ular.

“Masyarakat diimbau untuk terus menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. Jangan lupa juga untuk menaburkan garam di sekitar lingkungan rumah, konon katanya hal itu bisa membuat ular tidak masuk ke rumah,” ujar Kartiwan, membagikan tips tradisional yang dipercaya oleh masyarakat setempat dapat mencegah ular masuk.

Tragedi ini menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah yang rawan terhadap keberadaan ular, untuk selalu waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Pengetahuan tentang penanganan pertama gigitan ular berbisa dan pentingnya segera mencari pertolongan medis ke fasilitas kesehatan terdekat menjadi sangat krusial untuk meningkatkan peluang keselamatan korban. (puputzch)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version