PALEMBANG, NUSALY – Di tengah tekanan global terhadap rantai pasok dan harga komoditas, pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis yang langsung menyentuh jutaan petani. Mulai Rabu (22/10/25) kemarin, Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi resmi diturunkan secara serentak di seluruh wilayah. Keputusan ini, yang didukung penuh oleh PT Pusri Palembang, anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), diklaim sebagai buah efisiensi tata kelola, bukan penambahan beban subsidi APBN.
Langkah ini merupakan pelaksanaan langsung dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan ganda: menjamin ketersediaan pupuk yang lebih terjangkau dan mendorong produktivitas pertanian nasional. Keputusan strategis ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025.
Efisiensi sebagai Kunci Keberpihakan Negara
Direktur Utama PT Pusri Palembang, Maryono, menegaskan bahwa penurunan harga ini adalah perwujudan nyata keberpihakan negara terhadap petani. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan ini terletak pada perbaikan sistem di tubuh BUMN.
“Pusri siap menjalankan kebijakan tersebut dengan memastikan ketersediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi berjalan optimal di seluruh wilayah tanggung jawab kami. Yang krusial, penurunan harga ini dapat terlaksana berkat efisiensi industri pupuk nasional dan perbaikan masif pada tata kelola distribusi yang dijalankan bersama Pupuk Indonesia,” ujar Maryono.
Maryono menambahkan, inovasi dan sinergi internal holding Pupuk Indonesia memungkinkan harga ditekan tanpa perlu membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan subsidi tambahan.
Digitalisasi dan Pemangkasan Rantai Pasok
Untuk menjamin pupuk berharga baru ini benar-benar sampai ke petani, Pusri telah memperkuat sistem distribusinya melalui tiga langkah kunci:
- Digitalisasi Sistem: Mempercepat proses verifikasi dan penyaluran untuk menghindari kebocoran.
- Pemangkasan Rantai Pasok: Mempersingkat jalur distribusi dari pabrik ke kios, yang berkorelasi langsung dengan efisiensi biaya.
- Sinergi Lintas Sektor: Koordinasi erat dengan pemerintah daerah dan distributor untuk memastikan ketepatan waktu, jumlah, dan sasaran.
“Efisiensi dan sinergi inilah kunci keberhasilan dalam menjaga ketersediaan pupuk bagi petani di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Dampak Langsung dan Pendorong Produktivitas
Penurunan HET yang signifikan ini diharapkan mampu meringankan beban biaya produksi petani hingga mencapai 20%.
Jenis Pupuk | HET Lama (per Kg) | HET Baru (per Kg) | Penurunan |
---|---|---|---|
Urea | Rp2.250 | Rp1.800 | 20% |
NPK | Rp2.300 | Rp1.840 | 20% |
NPK Kakao | Rp3.300 | Rp2.640 | 20% |
ZA Khusus Tebu | Rp1.700 | Rp1.360 | 20% |
Pupuk Organik | Rp800 | Rp640 | 20% |
Maryono meyakini, langkah ini memiliki dampak berganda. Selain secara langsung meringankan biaya petani, pupuk yang lebih terjangkau akan mendorong petani untuk menggunakan dosis yang optimal, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional.
Pusri juga secara aktif mendukung penegakan hukum yang tegas terhadap segala bentuk penyalahgunaan pupuk bersubsidi. Komitmen ini sejalan dengan arahan pemerintah untuk memastikan hak subsidi hanya dinikmati oleh petani yang terdaftar dan berhak, sehingga tujuan subsidi tepat sasaran tercapai. (emen)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.