INDRALAYA, NUSALY – Di tengah tuntutan moralitas dan integritas yang melekat pada profesi pendidik, sebuah kasus penggelapan uang tabungan siswa kembali mencoreng wajah dunia pendidikan. Kali ini, sorotan tajam mengarah ke Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Seorang guru sekolah dasar (SD) berstatus PNS diduga tega menggelapkan uang tabungan ratusan siswa mencapai Rp170 juta demi gaya hidup mewah, atau yang kini populer disebut flexing. Uang itu bukan miliknya, melainkan hasil jerih payah dan harapan masa depan anak-anak didiknya.
Kasus ini mencuat setelah sejumlah wali siswa SDN 06 Indralaya Utara melaporkan oknum guru tersebut ke Polres Ogan Ilir. “Iya, sudah kita amankan tadi malam, Senin, 23 Juni 2025,” ujar Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir AKP M Ilham, pada Selasa (24/6/2025). Ia memastikan kasus ini sedang didalami dan penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan. “Nanti kami sampaikan informasi lebih jelas,” janjinya.
Kronologi Pilu: Setahun Menabung, Uang Amblas untuk Kesenangan Guru
Detail pilu kronologi penggelapan ini diungkap oleh pemilik akun Facebook Meidy Yayan, yang aktif memposting foto saat perwakilan wali murid mendatangi Polres Ogan Ilir. Meidy menguraikan, oknum guru ASN yang bertugas di SD Desa Payakabung, Kecamatan Inderalaya Utara, ini diduga telah menggelapkan dana tabungan sekitar 200 siswa dari kelas 2 hingga kelas 6. Total kerugian mencapai Rp170 juta.
“Kronologisnya, awal tahun ajaran 2024 para murid mulai menabung, para murid menyisihkan uang jajannya untuk di tabung,” tulis Meidy. Namun, selama satu tahun penuh, hingga kenaikan kelas di tahun 2025, uang tabungan yang seharusnya bisa dibagikan itu tak kunjung ada wujudnya. Mirisnya, informasi yang beredar menyebutkan uang itu sudah habis dipakai oleh oknum guru tersebut.
Oknum guru yang berdomisili di Kota Prabumulih itu bahkan sempat tidak masuk sekolah selama tiga hari. “Rekan guru yang lain mencoba mencari, tapi terkesan si guru menghilang,” urai Meidy. Hingga akhirnya pada Senin, guru tersebut berhasil ditemukan di rumahnya dan dibawa oleh rekan-rekan guru ke salah satu rumah di Indralaya.
Mediasi Buntu, “Uang Habis”, hingga SK yang Digadaikan
Pada Senin malam, Kepsek sekolah tersebut mengundang para wali murid untuk melakukan mediasi, mencari solusi atas persoalan ini. Namun, harapan pupus di tengah jalan. Sang oknum guru tak bisa mengembalikan uang yang diduga digelapkannya. “Katanya uang itu sudah habis,” terang Meidy, menggambarkan bagaimana mediasi tersebut menemui jalan buntu yang menyakitkan.
Fakta lebih mengejutkan diungkapkan oleh Kepsek: si oknum guru ini juga diketahui telah menggadaikan Surat Keputusan (SK) PNS-nya. Lebih parah lagi, gaji pensiunnya selama 23 tahun ke depan dan tunjangan lainnya selama 10 tahun ke depan, sudah diambil melalui gadai. Sebuah tindakan nekat yang semakin menunjukkan betapa terlilitnya sang oknum guru dalam masalah finansial.
Melihat tidak adanya itikad baik dan kemampuan mengembalikan uang, “para wali murid sepakat untuk membawa kasus ini ke pihak berwajib,” lanjut Meidy. Ditemani Kepala Desa, petugas Kamtibmas, dan Babinsa, oknum guru tersebut akhirnya dibawa ke Polres Ogan Ilir.
Tanpa Penyesalan, Tanpa Kata Maaf: Luka Kepercayaan yang Mendalam
Yang paling memantik kekecewaan mendalam adalah sikap sang oknum guru saat digelandang ke kantor polisi. “Tujuannya agar dilakukan penahanan, namun tidak ada rasa penyesalan dari raut wajah ibu guru ini,” sesal Meidy. Tak ada sepatah kata maaf pun terucap dari mulut guru yang seharusnya menjadi teladan itu.
Kisah ini bukan hanya tentang penggelapan uang, tetapi juga tentang pengkhianatan kepercayaan yang begitu dalam, terutama dari anak-anak yang polos yang menyisihkan uang jajannya. Ini adalah cermin yang menampar tentang integritas di tengah profesi yang mulia. Proses hukum kini telah dimulai, dan publik menanti keadilan ditegakkan, sekaligus berharap kasus serupa tak lagi terulang, demi menjaga marwah pendidikan dan kepercayaan anak bangsa. (wir)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.