LUBUKLINGGAU, NUSALY.COM – Kabar kurang mengenakkan bagi masyarakat Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, datang dari pasar tradisional. Harga Minyakita, merek minyak goreng subsidi yang seharusnya terjangkau, kini justru melambung tinggi hingga mencapai Rp 18 ribu per liter di sejumlah pasar. Harga ini jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 15.750 per liter. Kenaikan harga ini tentu menjadi keluhan masyarakat, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri yang biasanya diikuti dengan peningkatan kebutuhan bahan pokok.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Lubuklinggau, Medhioline Sapta Windu, membenarkan adanya temuan harga Minyakita yang jauh di atas HET tersebut. Hal ini diketahui setelah pihaknya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa pasar tradisional di wilayah Lubuklinggau.
“Memang benar, sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat hingga provinsi, HET untuk Minyakita itu sekitar Rp 15.750 per liter. Namun, saat ini, berdasarkan hasil sidak yang kami lakukan, harga Minyakita di beberapa pasar di Kota Lubuklinggau sudah mencapai sekitar Rp 18 ribu per liter,” kata Medhioline Sapta Windu saat dikonfirmasi oleh detikSumbagsel, Jumat, 21 Maret 2025.
Distributor Terpaksa Beli dari Tangan Kedua Akibat Ketiadaan Pabrik Lokal
Medhioline menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama kenaikan harga Minyakita di Lubuklinggau adalah rantai distribusi yang panjang. Para distributor di Lubuklinggau terpaksa mengambil pasokan Minyakita dari distributor di provinsi lain, karena tidak adanya pabrik Minyakita di wilayah Lubuklinggau. Hal ini menyebabkan adanya biaya transportasi tambahan yang harus ditanggung oleh distributor, yang pada akhirnya berimbas pada harga jual ke konsumen.
“Seharusnya, harga Minyakita dari pusat itu Rp 15.750. Namun, karena distributor di Lubuklinggau harus mengambil barang dari distributor provinsi lain, mereka harus membayar biaya transportasi. Ini yang menyebabkan harga di tingkat konsumen menjadi lebih tinggi dari HET. Selisihnya bisa mencapai Rp 2 ribu lebih, karena ada kenaikan harga akibat pengambilan dari tangan kedua bahkan ketiga sebelum sampai ke Lubuklinggau,” jelasnya.
Lebih lanjut, Medhioline mengungkapkan bahwa ketiadaan pabrik Minyakita di Lubuklinggau menjadi kendala utama dalam menstabilkan harga sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah. “Mungkin karena kita tidak memiliki pabrik Minyakita di sini. Jika ada pabriknya, mungkin kita bisa lebih mudah menyesuaikan harga sesuai dengan HET yang berlaku,” ungkapnya.
Penjelasan Terkait Distribusi Minyak Goreng oleh Bulog
Terkait dengan isu bahwa Minyakita akan didistribusikan oleh Perum Bulog untuk menstabilkan harga sesuai dengan HET, Medhioline memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa Bulog memang akan mendistribusikan minyak goreng, namun jenisnya adalah “minyak goreng kita”, yang berbeda dengan Minyakita.
“Perlu kami luruskan, kategori minyak goreng ini ada dua jenis, yaitu Minyakita dan ‘minyak goreng kita’. Ada jalur distribusi yang langsung dari pabrik, dan ada juga yang melalui Bulog. Setelah kami melakukan konfirmasi kepada pihak Bulog, Minyakita tidak ada di sana. Yang ada di Bulog adalah ‘minyak goreng kita’. Ini berbeda dengan minyak subsidi yang saat ini sedang viral karena sedang dicek HET dan kualitasnya oleh pemerintah pusat,” tutur Medhioline.
Dengan adanya perbedaan jenis minyak goreng yang didistribusikan oleh Bulog, maka diharapkan masyarakat dapat lebih memahami situasi yang terjadi di lapangan terkait ketersediaan dan harga Minyakita. Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Disperindag akan terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi permasalahan kenaikan harga Minyakita ini, salah satunya dengan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk mencari alternatif pasokan yang lebih efisien dan terjangkau.
Dampak Kenaikan Harga Terhadap Masyarakat
Kenaikan harga Minyakita yang cukup signifikan ini tentu akan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok yang digunakan hampir setiap hari dalam memasak. Dengan harga yang semakin mahal, beban ekonomi masyarakat akan semakin berat, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri di mana kebutuhan akan bahan makanan biasanya meningkat.
Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk menstabilkan harga Minyakita di pasaran. Selain mencari alternatif pasokan, pengawasan terhadap praktik penimbunan dan spekulasi harga juga perlu ditingkatkan. Masyarakat juga diimbau untuk bijak dalam berbelanja dan tidak panik buying yang justru dapat memperkeruh situasi.
Upaya Pemerintah Daerah Menstabilkan Harga
Menyikapi kenaikan harga Minyakita ini, Disperindag Kota Lubuklinggau menyatakan akan terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap perkembangan harga di pasar. Koordinasi dengan distributor dan pihak terkait lainnya juga akan terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat mengenai HET Minyakita dan hak-hak konsumen juga akan digencarkan.
Pemerintah daerah juga akan berupaya untuk menarik investor agar mau membangun pabrik pengolahan minyak goreng di wilayah Lubuklinggau. Dengan adanya pabrik lokal, diharapkan rantai distribusi dapat dipangkas dan harga Minyakita dapat lebih stabil sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.
Imbauan kepada Masyarakat dan Distributor
Disperindag Kota Lubuklinggau mengimbau kepada seluruh distributor untuk tidak melakukan praktik penimbunan atau spekulasi harga yang dapat merugikan masyarakat. Mereka juga meminta kepada para pedagang di pasar untuk menjual Minyakita sesuai dengan HET yang berlaku jika pasokan sudah kembali normal.
Kepada masyarakat, Medhioline mengimbau untuk tetap tenang dan berbelanja sesuai dengan kebutuhan. Jika menemukan adanya pedagang yang menjual Minyakita dengan harga yang jauh di atas HET tanpa alasan yang jelas, masyarakat diminta untuk segera melaporkannya kepada pihak Disperindag agar dapat ditindaklanjuti.
Pemerintah Kota Lubuklinggau berharap agar permasalahan kenaikan harga Minyakita ini dapat segera teratasi, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga yang terjangkau, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri yang semakin dekat. (nvr)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.