NusaBisnis

Laba Bersih Sampoerna Agro (SGRO) Turun 41% di Kuartal III 2024, Pendapatan Terkoreksi 16%

Laba Bersih Sampoerna Agro (SGRO) Turun 41% di Kuartal III 2024, Pendapatan Terkoreksi 16%
Laba Bersih Sampoerna Agro (SGRO) Turun 41% di Kuartal III 2024, Pendapatan Terkoreksi 16%. Foto: Sampoerna Agro

Jakarta, Nusaly.comPT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), emiten perkebunan kelapa sawit, mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 41,42% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp247,27 miliar pada kuartal III 2024. Penurunan laba ini sejalan dengan koreksi pendapatan perseroan yang turun 16,25% yoy menjadi Rp3,48 triliun.

Penurunan Pendapatan dari Sektor Kelapa Sawit

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (31/10/2024), penurunan pendapatan SGRO didorong oleh penurunan penjualan produk kelapa sawit. Pendapatan dari segmen kelapa sawit tercatat sebesar Rp3,25 triliun, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kontribusi Segmen Lain dan Beban Pokok Pendapatan

Selain kelapa sawit, SGRO juga mencatatkan pendapatan dari penjualan kecambah sebesar Rp119,95 miliar dan penjualan lain-lain Rp113,94 miliar. Sementara itu, beban pokok pendapatan turun menjadi Rp2,77 triliun di akhir September 2024, dari sebelumnya Rp3,17 triliun di akhir September 2023.

Laba Bruto dan Perubahan Nilai Wajar Aset Biologis

Penurunan pendapatan dan beban pokok pendapatan berdampak pada laba bruto SGRO yang turun 27,74% yoy menjadi Rp712,67 miliar. Namun, SGRO mencatatkan tambahan Rp63,03 miliar di pos perubahan nilai wajar aset biologis pada periode ini, berbanding terbalik dengan kuartal III tahun lalu di mana SGRO mengalami kerugian Rp10,54 miliar di pos yang sama.

Laba Bersih dan Laba Per Saham

Meskipun mencatatkan tambahan dari perubahan nilai wajar aset biologis, laba bersih SGRO tetap mengalami penurunan 41,42% yoy menjadi Rp247,27 miliar. Dengan hasil itu, laba per saham dasar menjadi Rp136 per kuartal III 2024, turun dari Rp232 pada periode sama tahun lalu.

Aset, Liabilitas, dan Ekuitas

Per 30 September 2024, SGRO memiliki total aset sebesar Rp10,15 triliun, naik dari Rp10,06 triliun per 31 Desember 2023. Total liabilitas perseroan sebesar Rp4,43 triliun di akhir September 2024, turun dari Rp4,55 triliun di akhir Desember 2023. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp5,72 triliun di kuartal III 2024, naik dari Rp5,51 triliun di akhir tahun 2023.

Kas dan Setara Kas

SGRO memiliki kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp422,62 miliar di akhir September 2024, naik dari Rp408,15 miliar di periode sama tahun lalu. Peningkatan kas dan setara kas ini menunjukkan posisi keuangan SGRO yang cukup sehat.

Analisis Kinerja SGRO

Penurunan kinerja keuangan SGRO pada kuartal III 2024 dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Penurunan harga CPO: Harga crude palm oil (CPO) yang melemah secara global berdampak pada pendapatan SGRO.
  • Peningkatan beban operasional: Kenaikan harga pupuk dan energi menyebabkan peningkatan beban operasional SGRO.
  • Kondisi cuaca: Faktor cuaca juga turut mempengaruhi produksi kelapa sawit SGRO.

Strategi SGRO Menghadapi Tantangan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, SGRO menerapkan beberapa strategi, antara lain:

  • Efisiensi operasional: SGRO terus berupaya meningkatkan efisiensi di seluruh lini operasional untuk menekan biaya produksi.
  • Diversifikasi produk: SGRO mengembangkan produk turunan kelapa sawit untuk meningkatkan nilai tambah.
  • Pengembangan lahan: SGRO terus melakukan ekspansi lahan untuk meningkatkan produksi kelapa sawit.

Prospek SGRO ke Depan

Meskipun mengalami penurunan kinerja pada kuartal III 2024, SGRO masih memiliki prospek yang baik ke depan. Permintaan CPO global diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan peningkatan kesadaran akan penggunaan energi terbarukan. SGRO juga diharapkan dapat memanfaatkan peluang dari program mandatori biodiesel pemerintah Indonesia.

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 41,42% yoy pada kuartal III 2024. Penurunan ini didorong oleh koreksi pendapatan dan peningkatan beban operasional. Namun, SGRO masih memiliki prospek yang baik ke depan dengan menerapkan strategi efisiensi operasional, diversifikasi produk, dan pengembangan lahan. (dhi)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version