Lhokseumawe, NUSALY.com – Safriani, guru SD Negeri 7 Syamtalira Aron, Aceh Utara, merupakan sosok inspiratif bagi banyak orang. Di tengah keterbatasan ekonomi dan berbagai tantangan hidup, ia berhasil meraih cita-citanya menjadi guru dan terus berkarya untuk memajukan dunia pendidikan.
Safriani terlahir dari keluarga sederhana di Aceh Utara. Ayahnya meninggal dunia saat ia masih berusia dua tahun, dan ibunya harus berjuang membesarkan ia dan tujuh saudaranya seorang diri. Meskipun demikian, Safriani tumbuh menjadi anak yang ulet dan gigih.
Semangat Safriani untuk menjadi guru semakin besar setelah melihat kakak kandungnya yang telah lebih dulu menjadi guru. Ia juga terinspirasi dari guru SMA-nya yang senantiasa mengamalkan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan dekat dengan peserta didik.
“Semenjak itu saya memiliki tekad menjadi seorang guru seperti beliau, guru yang dirindukan oleh peserta didiknya,” kenang Safriani.
Setelah lulus D2 di Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), Safriani langsung mengajar sebagai guru honor di SDN 7 Syamtalira Aron pada tahun 2006. Selama 8 tahun mengabdi sebagai guru honor, ia selalu menjalankan tugas dengan baik tanpa merasa bosan dan patah semangat.
“Setelah menyelesaikan kuliah, saya langsung menjadi guru honor di SDN 7 Syamtalira Aron pada tahun 2006. Selama 8 tahun mengabdi sebagai guru honor saya selalu menjalankan tugas dengan baik tanpa merasa bosan dan patah semangat,” ungkapnya.
Untuk menunjang kebutuhan sehari-hari, Safriani menjual telur bebek, kelapa, sayuran, dan hasil bumi lainnya kepada rekan-rekan guru di sekolah. Selain itu, ia juga kerap membantu menggantikan jam mengajar guru lain karena sakit.
“Saat itu saya berharap dengan masuk kelas lain dapat menambah wawasan saya dalam mengajar. Guru-guru di tempat saya mengajar sangat memahami kondisi saya saat itu. Mereka dan kepala sekolah kerap membantu saya dalam mengatasi masalah ekonomi. Inilah yang membuat saya merasa dihargai sebagai guru,” jelasnya yang dikenal oleh rekan-rekannya sebagai sosok pemelajar sejati.
Setelah 8 tahun mengabdi sebagai guru honor, Safriani akhirnya lulus seleksi CPNS dan menjadi guru PNS pada tahun 2015. Setahun kemudian, ia lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan mendapatkan sertifikat pendidik.
“Kesabaran saya akhirnya berbuah manis, Alhamdulillah saya lulus dan menjadi salah satu CPNS dari SDN 7 Syamtalira Aron,” ucapnya penuh rasa syukur.
Kini, Safriani tercatat sebagai salah satu peserta Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 9. Ia bertekad untuk terus belajar dan berkarya untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia.
Sosok Guru Inspiratif
Safriani merupakan sosok guru inspiratif yang layak diteladani. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras dan semangat yang pantang menyerah, segala rintangan dapat diatasi.
Kepala Sekolah SDN 7 Syamtalira Aron, Mahdi, mengaku bangga memiliki tenaga pendidik seperti Safriani di sekolahnya. “Bu Safriani adalah guru muda yang penuh semangat, bertanggung jawab, suka menolong sesama guru, dan dekat dengan anak-anak. Saya sangat mendukung peningkatan kompetensi guru dengan melakukan pelatihan dalam komunitas belajar di sekolah yang dilakukan setiap hari Sabtu setelah pulang sekolah selama dua jam,” tutur Mahdi.
Dukungan kepala sekolah terhadap guru-guru di SDN 7 Syamtalira Aron mendorong Safriani untuk terus berkarya. Praktik baik mengajar yang sudah ia jalankan yaitu melakukan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TI seperti proyektor, video pembelajaran, dan bahan-bahan lain di sekitar sekolah yang bisa dimanfaatkan.
Selain itu, kepala sekolah juga memberikan dukungan berupa penyediaan sarana dan prasarana di sekolah seperti wifi, chrome book, dan perangkat sound system.
“Saya teringat ketika awal implementasi Kurikulum Merdeka, kami belum memiliki buku paket, jadi saya menggunakan e-Book untuk mengajar dan itu sangat membantu saya dalam pembelajaran,” ungkapnya.
Jiwa seorang Guru Penggerak rupanya sudah tercermin dari seorang Safriani. Di satu sisi sebagai guru ia senang jika dapat memberikan pembelajaran yang berkesan, nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Safriani ketika melihat kesuksesan pada peserta didiknya.
Di sisi lain, sebagai pendidik, ia juga senang dapat berkontribusi untuk membantu teman-teman seprofesi yang terkendala dalam pembelajaran. “Semua saya lakukan dengan sukarela semoga bisa jadi amal ibadah karena ilmu yang kita bagikan insha Allah akan terus berkembang. Jangan menunggu pintar untuk berbagi ilmu tetapi manfaatkan ilmu yang kita miliki untuk memberdayakan orang lain di sekitar kita,” ucapnya.
“Harapan saya, generasi muda dapat terus berinovasi dan memberikan yang terbaik untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Generasi penerus adalah hasil dari didikan para guru hari ini karena apa yang guru tanam maka itu yang akan kita petik. Kepada para guru, jadilah pendidik yang dirindukan anak-anak dan pantang menyerah dalam mencetak bibit unggul berkarakter Profil Pelajar Pancasila,” pungkas Safriani. ***