JAKARTA, NUSALY.com – Dunia filateli Indonesia kini memasuki era baru yang lebih modern dan dinamis. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) secara resmi meluncurkan e-Katalog Prangko 2025, sebuah terobosan inovatif yang memadukan teknologi mutakhir dengan kekayaan warisan budaya bangsa. Peluncuran yang digelar di Kantor Kemkomdigi, Jakarta Pusat, pada Jumat (10/1/2025) ini, dihadiri langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, yang menegaskan komitmen pemerintah dalam melestarikan dan mempopulerkan prangko di era digital.
E-Katalog Prangko 2025 ini bukan sekadar katalog digital biasa. Kemkomdigi menghadirkan teknologi Non-Fungible Token (NFT) dan Augmented Reality (AR) untuk memberikan pengalaman interaktif yang lebih kaya dan menarik bagi para filatelis dan masyarakat luas. “Hari ini dengan bangga kami meluncurkan e-Katalog Prangko 2025. Kementerian Komunikasi dan Digital telah menghadirkan inovasi prangko digital berbasis Non-Fungible Token (NFT) dan Augmented Reality (AR),” ujar Meutya Hafid dalam sambutannya, menandai era baru bagi dunia filateli Indonesia.
Transformasi Prangko: Dari Benda Pos Menjadi Aset Digital Interaktif
Meutya Hafid menjelaskan bahwa transformasi prangko menjadi fokus utama Kemkomdigi. “Transformasi ini memperkuat peran prangko sebagai simbol budaya yang dinamis tanpa meninggalkan esensinya sebagai alat pembayaran resmi untuk layanan pos,” ungkapnya. Di era digital ini, di mana hampir semua hal dapat diakses secara online, prangko pun harus beradaptasi agar tetap relevan, terutama bagi generasi muda.
Dengan teknologi NFT, setiap prangko digital dalam e-Katalog ini menjadi unik dan tidak dapat ditiru. Ini memberikan nilai tambah bagi kolektor dan membuka peluang baru dalam perdagangan aset digital. Sementara itu, teknologi AR menghidupkan prangko dengan animasi, video, dan informasi tambahan yang dapat diakses melalui smartphone atau perangkat lainnya. “Dengan teknologi NFT dan AR, prangko tidak hanya menjadi benda koleksi tapi juga menghadirkan pengalaman interaktif yang lebih modern,” tambah Meutya.
Lebih dari Sekadar Koleksi: Prangko sebagai Media Edukasi dan Diplomasi Budaya
Meutya Hafid juga menekankan bahwa prangko memiliki nilai historis dan budaya yang tak tergantikan. “Prangko telah menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sebagai media yang merekam peristiwa penting dari budaya hingga flora dan fauna,” ujarnya. Setiap prangko yang diterbitkan dalam katalog ini mengusung cerita unik, mulai dari kekayaan flora dan fauna, seni tradisional, hingga perayaan budaya lokal.
Dengan demikian, prangko tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran atau benda koleksi, tetapi juga sebagai media edukasi yang efektif untuk memperkenalkan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda. “Namun di era digital ini kita dihadapkan pada tantangan besar yaitu bagaimana menjadikan prangko tetap relevan dan juga tetap menarik, terutama untuk generasi muda yang hidup di tengah kemajuan teknologi,” lanjut Meutya, menyoroti tantangan yang dihadapi dalam melestarikan tradisi filateli.
E-Katalog Prangko 2025: Jendela Menuju Kekayaan Budaya Indonesia
Melalui e-Katalog Prangko 2025, masyarakat dapat menjelajahi kekayaan budaya Indonesia dengan cara yang baru dan interaktif. “Dalam e-Katalog Prangko 2025, masyarakat bisa melihat desain awal setiap prangko, media pencetakan, hingga narasi yang melatarbelakangi,” jelas Meutya. Kemudahan akses informasi ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap prangko dan menumbuhkan minat koleksi di kalangan generasi muda.
“Kami ingin memastikan bahwa prangko tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, sekaligus tetap membawa pesan budaya Indonesia ke dunia internasional,” tegas Meutya. Dengan desain yang inovatif dan terhubung dengan teknologi, e-Katalog ini menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara tradisi dan inovasi.
Apresiasi dan Kolaborasi: Kunci Sukses Pelestarian Filateli
Menkomdigi Meutya Hafid tak lupa menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan e-Katalog Prangko 2025. “Mari bersama-sama kita jadikan prangko sebagai simbol sejarah, budaya, dan inovasi yang tetap relevan di era transformasi digital,” ajaknya. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan, komunitas filateli, dan penggiat teknologi, untuk terus melestarikan dan mengembangkan filateli Indonesia.
Tema dan Desain Prangko 2025: Cerminan Kekayaan dan Keberagaman Indonesia
E-Katalog Prangko 2025 menghadirkan berbagai seri prangko yang merepresentasikan kekayaan budaya, sejarah, dan pencapaian bangsa. Berikut beberapa tema dan desain yang akan menghiasi prangko di tahun 2025:
1. Astrologi Tiongkok – Tahun Ular Kayu: Seri ini menghadirkan prangko dengan desain yang terinspirasi dari shio Ular Kayu, yang menaungi tahun 2025 dalam penanggalan Tiongkok. Tahun Ular Kayu, yang dimulai pada 29 Januari 2025 dan berakhir pada 16 Februari 2026, dipercaya membawa energi pertumbuhan, inovasi, dan stabilitas. Desain prangko ini diharapkan dapat memperkenalkan budaya Tionghoa kepada masyarakat luas dan mempererat hubungan antar budaya di Indonesia.
2. Hubungan Diplomatik Indonesia – Rusia: Untuk memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia, diterbitkan prangko bersama yang merefleksikan kedekatan dan kerja sama antara kedua negara. Penerbitan prangko bersama ini merupakan simbol persahabatan dan kemitraan yang telah terjalin selama lebih dari tujuh dekade. Desain prangko ini kemungkinan akan menampilkan ikon atau landmark yang merepresentasikan kedua negara, sebagai pengingat sejarah diplomasi yang telah terjalin, seperti yang pernah dibahas dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vladimir Putin di Moskow pada 31 Juli 2024 lalu.
3. Hubungan Diplomatik Indonesia – Tiongkok: Seri ini diterbitkan untuk memperingati 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok yang jatuh pada 13 April 2025. Prangko ini akan menjadi simbol kemitraan strategis komprehensif yang telah disepakati kedua negara pada tahun 2013. Selama lebih dari 10 tahun terakhir, kerja sama Indonesia-Tiongkok telah menghasilkan kesepakatan di berbagai bidang, termasuk infrastruktur, perdagangan, dan kesehatan. Desain prangko ini diharapkan dapat mencerminkan eratnya hubungan dan kerja sama yang telah terjalin.
4. Horoskop: Seri ini menghadirkan 12 desain prangko yang menampilkan gambar horoskop berbentuk origami. Setiap prangko akan merepresentasikan satu rasi bintang dalam astrologi Barat. Desain yang unik dan artistik ini diharapkan dapat menarik minat generasi muda terhadap filateli. Kata “horoskop” sendiri berasal dari bahasa Yunani, “horoskopos”, yang berarti “mengamati” atau “memeriksa waktu”.
5. Pameran Prangko Internasional dan Kompetisi (Five Nations): Seri ini didedikasikan untuk Indonesia International Stamp Exhibition and Competition 2025 (Five Nations + International Participants) yang akan diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, pada 28 Mei – 1 Juni 2025. Prangko ini akan menjadi media promosi bagi acara tersebut dan diharapkan dapat menarik minat filatelis dari seluruh dunia untuk berpartisipasi.
6. Kebudayaan: Seri ini akan menampilkan keberagaman budaya Indonesia dengan menghadirkan tradisi-tradisi dari berbagai daerah, seperti Trenggalek (Jawa Timur), Lombok (Nusa Tenggara Barat), Papua, dan Palembang. Prangko ini akan menjadi media edukasi yang efektif untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat luas.
7. Pameran Filateli FIAP Thailand: Seri ini didedikasikan untuk Thailand 2025 (Asian International Stamp Exhibition) yang akan diselenggarakan di Bangkok, Thailand, pada 8-12 Agustus 2024, di bawah lisensi Federation of Inter-Asian Philately (FIAP). Prangko ini akan menjadi sarana untuk mempromosikan partisipasi Indonesia dalam pameran filateli bergengsi tersebut.
8. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia: Seri ini menampilkan gambar Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, yang dilantik pada 20 Oktober 2024 dalam Sidang Paripurna MPR. Prangko ini merupakan bentuk penghormatan kepada pemimpin negara dan menjadi bagian dari dokumentasi sejarah bangsa.
9. Hubungan Diplomatik Indonesia – Serbia: Seri ini akan diterbitkan bersama oleh Indonesia dan Serbia, dan akan menampilkan desain yang merepresentasikan kedua negara. Selain itu, kedua negara juga akan menerbitkan prangko khusus Peringatan 80 Tahun Hari Kemerdekaan Indonesia, menunjukkan hubungan diplomatik yang kuat dan saling menghormati.
10. Olahraga (Piala Dunia U-20): Seri ini didedikasikan untuk Piala Dunia U-20 FIFA, yang sebelumnya dikenal sebagai Piala Dunia Pemuda FIFA. Kejuaraan ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan diikuti oleh tim nasional sepak bola di kelompok umur di bawah 20 tahun. Prangko ini akan menjadi media untuk mempromosikan olahraga sepak bola di Indonesia dan mendukung prestasi atlet-atlet muda.
11. Pameran Filateli FIP PHILAKOREA: Seri ini didedikasikan untuk PHILAKOREA 2025 (FIP World Stamp Exhibition) yang akan diselenggarakan di COEX Le West Convention Center, Seoul, Korea Selatan, pada 17-21 September 2025. Prangko ini akan menjadi sarana untuk mempromosikan partisipasi Indonesia dalam pameran filateli tingkat dunia tersebut.
12. Hubungan Diplomatik Indonesia – Bosnia Herzegovina: Seri ini menampilkan desain Masjid Istiqlal Sarajevo dan Masjid Istiqlal Jakarta, sebagai simbol persahabatan dan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Bosnia Herzegovina. Desain ini dipilih untuk memperingati 25 tahun Masjid Istiqlal Sarajevo yang mulai dibangun pada tahun 2001.
13. 75 Tahun Indonesia Menjadi Anggota PBB: Seri ini diterbitkan untuk memperingati 75 tahun Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia bergabung dengan PBB pada 28 September 1950 dan diakui sebagai anggota ke-60. Prangko ini akan menjadi pengingat sejarah tentang peran aktif Indonesia dalam kancah internasional.
14. Pakaian Nasional: Kebaya: Seri ini didedikasikan untuk kebaya, yang telah resmi masuk Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO pada sidang the Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO ke-19 tahun 2024 di Paraguay. Kebaya diusulkan dalam skema Joint Nomination bersama Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Prangko ini akan menjadi media untuk mempromosikan dan melestarikan kebaya sebagai warisan budaya bangsa.
15. Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional: Seri ini didedikasikan untuk Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) yang diperingati setiap tanggal 5 November, berdasarkan Keppres Nomor 4 Tahun 1993 oleh Presiden Soeharto. Prangko ini akan menampilkan gambar flora dan fauna Indonesia, sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati.
16. Telekomunikasi: Seri ini menampilkan desain Satelit AR dan Daerah 3T. Satelit AR menggunakan teknologi terbaru High Throughput Satellite (HTS) yang dapat menghasilkan kapasitas setara 150 Gbps dan dirancang untuk memberikan layanan internet broadband berkecepatan tinggi di seluruh Indonesia. Daerah 3T merupakan daerah yang tergolong dalam daerah tertinggal, terdepan, dan terluar. Prangko ini menjadi simbol kemajuan teknologi komunikasi di Indonesia dan komitmen pemerintah dalam memeratakan akses internet hingga ke pelosok negeri.
Melalui peluncuran e-Katalog Prangko 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) di bawah kepemimpinan Menteri Meutya Hafid telah menorehkan babak baru dalam sejarah filateli Indonesia.
Dengan mengintegrasikan teknologi Non-Fungible Token (NFT) dan Augmented Reality (AR), prangko bertransformasi dari sekadar benda pos menjadi aset digital yang interaktif dan bernilai koleksi tinggi.
Langkah ini tidak hanya menjawab tantangan di era digital, tetapi juga memperkuat peran prangko sebagai media perekam sejarah, budaya, dan pencapaian bangsa. E-Katalog Prangko 2025 dengan tema yang beragam, mulai dari Astrologi Tiongkok, hubungan diplomatik, horoskop, pameran filateli, kebudayaan, olahraga, hingga telekomunikasi, menjadi jendela untuk menjelajahi kekayaan dan keragaman Indonesia.
Lebih dari itu, inisiatif ini juga menjadi jembatan yang menghubungkan tradisi dengan inovasi, serta sarana edukasi yang efektif untuk meningkatkan apresiasi masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap filateli.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kolaborasi dengan berbagai pihak, diharapkan ekosistem filateli Indonesia akan semakin berkembang dan lestari, membawa pesan budaya Indonesia ke kancah internasional, dan menjadi warisan yang membanggakan bagi generasi mendatang. Transformasi digital prangko ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi dan tradisi dapat berjalan beriringan, menciptakan sinergi yang kuat untuk kemajuan bangsa. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.