KAYUAGUNG, NUSALY — Sungai bagi masyarakat Ogan Komering Ilir (OKI) bukan sekadar aliran air, melainkan urat nadi peradaban, sarana transportasi, hingga sumber penghidupan yang telah membentuk kebudayaan lokal selama berabad-abad. Namun, seiring dengan laju urbanisasi dan perubahan pola konsumsi masyarakat, sungai kini menghadapi ancaman serius dari limbah domestik dan sampah plastik.
Menyadari tantangan tersebut, kesadaran ekologis di tingkat tapak kini mulai digerakkan oleh generasi muda sebagai garda terdepan perubahan. Di Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, puluhan pemuda yang tergabung dalam organisasi Green Generation menggelar aksi gotong royong pembersihan sungai di wilayah strategis Kecamatan Kayuagung, Jumat (19/12/2025).
Aksi yang melibatkan sekitar 70 anggota komunitas ini menyasar area bantaran Sungai Komering di Kelurahan Mangun Jaya dan berakhir di Sungai Janda, Kelurahan Paku. Inisiatif ini merupakan langkah simbolis sekaligus taktis untuk mengembalikan martabat sungai sebagai ruang publik yang bersih dan sehat.
Peran Strategis Agen Perubahan di Era Digital
Keterlibatan aktif Generasi Z (Gen Z) dalam isu lingkungan di OKI menunjukkan pergeseran tren aktivisme pemuda yang kini lebih berorientasi pada aksi langsung (direct action). Bupati OKI, H. Muchendi Mahzareki, yang hadir memberikan dukungan penuh, menyatakan bahwa keterlibatan anak muda adalah kunci utama dalam mendobrak kebuntuan pola pikir tradisional masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
Menurut Muchendi, pemuda memiliki cara komunikasi yang lebih cair dan persuasif, terutama melalui media sosial, yang mampu memengaruhi perilaku publik secara lebih luas.
“Generasi Z memiliki peran strategis sebagai agen perubahan. Kolaborasi antara pemerintah daerah dan komunitas pemuda seperti Green Generation harus terus diperkuat agar kesadaran menjaga lingkungan tidak menjadi gerakan musiman, melainkan tumbuh secara organik dan berkelanjutan,” ujar Muchendi.
Ia menambahkan, pemerintah daerah menyadari bahwa intervensi kebijakan saja tidak akan cukup tanpa didukung oleh perubahan budaya masyarakat. Kehadiran komunitas seperti Green Generation diharapkan mampu menjadi jembatan informasi yang efektif antara kebijakan pemerintah dan kesadaran warga di tingkat akar rumput.
Membangun Fondasi Karakter Melalui Jalur Pendidikan
Selain aksi pembersihan fisik, fokus utama yang kini sedang digarap oleh Pemkab OKI adalah penguatan aspek edukasi. Muchendi menegaskan bahwa gerakan peduli lingkungan tidak boleh hanya berhenti pada kegiatan mengangkat sampah dari sungai, tetapi harus dilanjutkan dengan internalisasi nilai-nilai ekologis ke dalam sistem pendidikan formal.
Pemerintah Kabupaten OKI merencanakan sasaran edukasi ke depan yang lebih masif ke sekolah-sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Strategi ini diambil berdasarkan pemahaman bahwa perilaku peduli lingkungan merupakan hasil dari proses habituasi atau pembiasaan yang panjang.
“Edukasi sejak dini adalah investasi jangka panjang kita. Jika sejak di bangku sekolah anak-anak sudah dibiasakan memahami pentingnya memilah sampah dan dampak buruk membuang limbah ke sungai, maka kebiasaan baik ini akan melekat hingga mereka dewasa dan menjadi pembuat kebijakan di masa depan,” tambah Muchendi.
Targetnya adalah menciptakan sekolah-sekolah berbasis lingkungan (Adiwiyata) yang mampu mengelola sampahnya secara mandiri, sehingga beban sampah menuju tempat pembuangan akhir maupun yang berakhir di sungai dapat berkurang signifikan secara sistematis.
Komitmen dan Keberlanjutan Gerakan Hijau
Ketua Green Generation Kabupaten OKI, Deskia, menyatakan bahwa aksi ini adalah bentuk pembuktian bahwa Gen Z memiliki kepedulian nyata terhadap daerahnya. Baginya, Sungai Komering dan cabang-cabangnya adalah warisan identitas yang harus dipulihkan kondisinya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pemuda tidak hanya bisa menyuarakan keluhan di dunia maya, tetapi juga berani turun langsung menyentuh lumpur dan sampah demi lingkungan yang lebih baik. Sungai merupakan sumber kehidupan, dan kebersihannya adalah tanggung jawab moral kami sebagai generasi penerus,” tegas Deskia.
Aksi bersih-bersih ini diharapkan menjadi pemantik bagi gerakan hijau yang lebih masif. Green Generation OKI berkomitmen untuk menjadikan aksi ini sebagai agenda rutin yang juga melibatkan partisipasi aktif warga di sekitar bantaran sungai. Sinergi antara energi kreatif anak muda dan dukungan kebijakan dari Pemerintah Kabupaten OKI menjadi modal utama dalam mewujudkan Bumi Bende Seguguk yang lestari dan bersih.
Pembersihan di Sungai Janda dan Sungai Komering ini baru merupakan awal dari rangkaian panjang pemulihan ekosistem perairan di OKI. Melalui gerakan yang konsisten, tantangan pencemaran air diharapkan dapat teratasi, seiring dengan pulihnya kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
(puputzch)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.






