SEPANG, NUSALY – Sirkuit Sepang kembali menjadi arena pertarungan psikologis dan kecepatan. Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) menunjukkan tanda-tanda kebangkitan performa setelah dua Grand Prix bencana, merebut pole position MotoGP Malaysia 2025 secara dramatis.
Pole ini terasa pahit sekaligus manis. Manis karena Bagnaia kembali ke garis terdepan untuk pertama kalinya sejak Jepang, tetapi pahit karena ia harus berjuang dari sesi Kualifikasi 1 (Q1) setelah performa kurang memuaskan di sesi sebelumnya. Bagnaia meraih pole di Sepang dengan catatan 1m 57.001s, sangat tipis, hanya unggul 0,016 detik dari Alex Marquez (Gresini Racing).
Drama Q1: Menjebak Bezzecchi, Membebaskan Bagnaia
Q1 menjadi sesi yang paling tegang. Sejumlah pembalap unggulan, termasuk Bagnaia dan Bezzecchi, terlempar ke sesi knockout ini menyusul kejutan di sesi latihan bebas.
Pertarungan utama terjadi antara Bagnaia, Bezzecchi, dan rookie sensasional Fermin Aldeguer. Bagnaia berhasil memecah ketegangan di akhir Q1, melompat dari P3 ke P1. Namun, Q1 menjadi panggung sesungguhnya bagi Aldeguer. Ia mencatatkan sapuan sempurna empat sektor merah, merebut P1 dari Bagnaia dengan margin 0,042 detik.
Sayangnya, Bezzecchi gagal memperbaiki waktu dan harus puas start dari posisi ke-14, di belakang Luca Marini (P13).
Ketegangan di pit box Ducati tampak jelas saat Bagnaia menjelaskan masalah teknis pada GP25-nya kepada General Manager Ducati Corse, Gigi Dall’Igna, sebelum final run. Keberhasilan Bagnaia lolos adalah kemenangan moral ganda bagi tim pabrikan.
Insiden Konyol Aldeguer dan Pengaruh Yellow Flag
Kualifikasi 1 berakhir dengan drama tak terduga yang melibatkan Aldeguer. Setelah mengunci posisi teratas, rookie itu terjatuh di Tikungan 4. Berdasarkan aturan baru untuk menghindari yellow flag berkepanjangan, Aldeguer meninggalkan motornya.
Namun, drama berlanjut di paddock. Saat ia berusaha mengembalikan motor GP24-nya dengan posisi miring, ia kehilangan kendali, terjatuh kembali, dan motornya menghantam tembok. Insiden ini, yang membuat manajer tim Michele Masini harus melompat menghindar, kemungkinan besar membuat motor tersebut tak bisa digunakan di Q2.
Meski Aldeguer lolos ke Q2, insiden ini merampas kesempatan emasnya untuk bertarung di barisan depan Q2. Ia akhirnya hanya mampu finis di posisi keenam (P6), tetapi ini adalah pole yang dicuri oleh insiden teknis dan fisik yang lucu.

Pertarungan Q2: Alex Marquez Mengincar Peringkat Dua Dunia
Di Q2, perhatian tertuju pada Alex Marquez. Dengan absennya Juara Dunia Marc Marquez, Alex memegang keunggulan 97 poin di klasemen atas Bezzecchi, dan Sepang adalah kesempatan terbaiknya untuk mengunci posisi runner-up di kejuaraan dunia.
Setelah serangkaian serangan dari Pedro Acosta dan Joan Mir (yang sempat menempatkan Honda di barisan depan), Fabio Quartararo mengambil alih P1. Namun, dominasi Ducati kembali terasa di final run.
Bagnaia, yang menggunakan ban baru, mencetak waktu emas 1m 57.001s. Alex Marquez merespons dengan kuat, melompat ke P2 dengan selisih sangat tipis, hanya 0,016 detik. Franco Morbidelli (VR46 Ducati) melengkapi barisan depan yang sepenuhnya diisi Ducati GP24 dan GP25.
Quartararo nyaris merebut pole di lap terakhir, tetapi performanya merosot di sektor final, menempatkannya di P4, mengamankan barisan kedua bersama Acosta (P5) dan Aldeguer (P6).
Pole position ini menjadi penebusan bagi Bagnaia setelah masa-masa sulit, menegaskan bahwa ia masih menjadi salah satu pembalap tercepat di grid saat motornya bekerja optimal. Sementara itu, Alex Marquez akan memulai Sprint Race dari P2, selangkah lebih dekat untuk mengukir sejarah Marquez 1-2 di klasemen akhir.

(dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.






