Olahraga

Dominasi Marquez Berlanjut, Namun Enggan Kunci Gelar di “Kandang” Rossi Demi Sang Adik

Kemenangan ketujuh beruntun di GP Hungaria membuat Marc Marquez unggul 175 poin atas Alex Marquez, namun ia berharap peluang juara datang di Jepang atau Mandalika.

Dominasi Marquez Berlanjut, Namun Enggan Kunci Gelar di "Kandang" Rossi Demi Sang Adik
Dominasi Marquez Berlanjut, Namun Enggan Kunci Gelar di "Kandang" Rossi Demi Sang Adik. Foto: Dok. Ducati Corse

BUDAPEST, NUSALY – Pembalap Ducati pabrikan, Marc Marquez, kembali menunjukkan dominasinya di MotoGP setelah memenangkan Grand Prix Hungaria. Namun, di tengah rekor fantastisnya, Marquez justru mengungkap sebuah keinginan yang mengejutkan: ia tidak ingin mengunci gelar juara dunia di Misano, Italia, karena alasan pribadi yang menyentuh hati.

Dalam balapan 26 lap di Hungaria, Marquez menunjukkan ketenangannya. Meski sempat bersenggolan dengan Marco Bezzecchi di Tikungan 2 pada lap pertama, ia berhasil bangkit dan merebut posisi terdepan pada lap ke-11. Pada akhirnya, ia menyentuh garis finis 4,314 detik di depan pembalap lain, mengukuhkan kemenangan ketujuhnya secara beruntun.

Jarak Poin yang Fantastis dan Dilema Misano

Kemenangan ini semakin memperlebar jarak poin Marc Marquez di puncak klasemen. Dengan rival terdekatnya, sang adik Alex Marquez, hanya finis di posisi ke-14 setelah terjatuh di awal balapan, selisih poin kini melebar menjadi 175. Dengan sisa balapan, Marc Marquez berpeluang besar untuk mengamankan gelar juara dunia ketujuhnya di kelas utama.

Menurut hitung-hitungan, peluang pertamanya untuk mengunci gelar bisa terjadi di Grand Prix San Marino, yang berlangsung di sirkuit legendaris Misano — kawasan yang sering disebut sebagai “kandang” Valentino Rossi. Namun, Marquez secara gamblang menyatakan bahwa ia tidak menginginkan skenario tersebut.

“Ya, saya pikirkan tentang juara sekarang. Tentu saja, semakin dekat dan semakin dekat, tapi kami harus menjaga mentalitas dan fokus yang sama,” kata Marquez, dikutip dari crash.net.

Ia melanjutkan, “Saya harap punya kesempatan pertama untuk juara di Jepang atau Mandalika, karena jika saya mengunci gelar di Misano, itu berarti adik saya mengalami bencana di akhir pekan Catalunya, dan saya ingin yang terbaik untuknya.”

Dominasi yang “Tidak Normal” dan Realisme Sang Juara

Sejak Juni lalu, Marc Marquez memang tak terkalahkan, mencetak 37 poin penuh (dari sprint dan balapan utama) selama tujuh akhir pekan berturut-turut. Namun, ia tidak menganggap dominasi ini sebagai hal yang biasa. Ia bahkan menyebutnya “tidak normal”.

“Saya tidak bisa bohong, hari ini saya nyaman,” akunya, merujuk pada performanya di Hungaria. “Saya membalap dengan sangat baik. Tapi ini tidak normal. Tidak normal untuk menang setiap akhir pekan, tidak normal untuk menang di setiap sprint race. Kelihatannya seperti itu, tapi tidak,” tambahnya.

Marquez juga menunjukkan sisi realistisnya dengan menyadari bahwa suatu hari nanti, akan ada pembalap yang lebih cepat darinya. Saat momen itu tiba, ia tahu bahwa mencetak poin di posisi kedua atau ketiga akan tetap krusial untuk menjaga asa juara. (dhi)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version