Olahraga

Konsistensi Allegri Menguji Mental Juara Napoli, Milan Bekuk Partenopei 2-1

Konsistensi Allegri Menguji Mental Juara Napoli, Milan Bekuk Partenopei 2-1
Konsistensi Allegri Menguji Mental Juara Napoli, Milan Bekuk Partenopei 2-1. Foto: Dok. sempremilan.com

MILAN, NUSALYAC Milan mengirim pesan kuat ke seluruh Liga Italia. Kemenangan 2-1 atas juara bertahan Napoli di San Siro pada Minggu (28/9/2025) malam bukan sekadar raihan tiga poin, melainkan pembuktian bahwa konsistensi taktikal yang diusung Pelatih Massimiliano Allegri kini menjadi tantangan serius bagi skuad yang baru saja merasakan manisnya scudetto.

Hasil ini mengakhiri laju kemenangan sempurna Napoli di awal musim dan memaksa Antonio Conte untuk segera melakukan kalibrasi ulang strategi dan mentalitas tim di tengah jadwal padat domestik dan kontinental.

Pulisic dan Kepercayaan Allegri

Strategi Allegri terlihat jelas sebelum peluit ditiup: konsistensi di atas segalanya. Ia memilih mempertahankan starting XI yang sama dari kemenangan sebelumnya atas Udinese. Kepercayaan ini segera terbayar dalam tiga menit pertama ketika Alexis Saelemaekers membuka skor.

Namun, bintang sesungguhnya malam itu adalah Christian Pulisic. Gelandang Amerika Serikat ini menunjukkan kualitasnya bukan hanya dalam penyelesaian akhir, tetapi juga dalam kecerdasan teknis yang krusial. Gol pertama Milan lahir dari gerakan cermat Pulisic yang memecah pertahanan, dan ia sendiri mencetak gol kedua setelah memanfaatkan umpan matang dari Youssouf Fofana dan Strahinja Pavlovic.

Keberhasilan Milan memimpin 2-0 sebelum jeda menyoroti efektivitas strategi Allegri yang fokus pada pemanfaatan sayap agresif dan transisi cepat, menekan Napoli sebelum mereka sempat menemukan ritme permainan tengah mereka.

Kedalaman Skuad dan Emosi

Kekalahan ini memberikan titik diagnostik yang penting bagi Napoli dan Conte, terutama mengenai stabilitas di bawah tekanan. Meskipun Napoli berhasil membalas melalui penalti yang dieksekusi Kevin de Bruyne setelah VAR mengeluarkan kartu merah kepada Estupinan, peristiwa menjelang jeda tersebut justru memperlihatkan kerentanan skuat mereka.

Tim juara bertahan seharusnya mampu mengendalikan emosi dan situasi krusial, terlepas dari keputusan wasit yang kontroversial. Conte harus memprioritaskan kalibrasi ulang mentalitas timnya.

Selain itu, kelelahan kontinental terbukti mulai menggerogoti performa tim. Conte telah berulang kali menyebut bahwa timnya memerlukan penyesuaian untuk membagi konsentrasi antara liga domestik dan Liga Champions Eropa. Kekalahan ini memperkuat argumen tersebut, menunjukkan adanya tekanan fisik dan mental yang mulai membebani skuat yang belum terbiasa bermain dengan intensitas tinggi setiap tiga atau empat hari sekali.

Meskipun Napoli berusaha keras di babak kedua, bahkan menciptakan peluang berbahaya di akhir laga, ketidakmampuan mereka mengubah dominasi babak kedua menjadi gol menunjukkan kurangnya insting pembunuh di final third saat dihadapkan pada pertahanan solid Milan.

Milan Menciptakan Peta Baru Perburuan Scudetto

Kemenangan ini memiliki implikasi jangka panjang pada perburuan scudetto. AC Milan, yang mengawali musim dengan performa campur aduk, kini menunjukkan bahwa mereka memiliki kedalaman skuat dan konsistensi strategi untuk bersaing di papan atas. Pergantian pemain Allegri di babak kedua—meski dilakukan di tengah tekanan—memastikan Milan mampu bertahan hingga peluit akhir.

Bagi Napoli, kekalahan ini berfungsi sebagai ujian karakter pertama. Musim lalu, mereka jarang diuji seperti ini. Ujian sejati bagi status mereka sebagai juara bertahan adalah bagaimana Conte akan mengkonsolidasikan mental dan fisik timnya agar tidak terjadi kemunduran beruntun di pekan-pekan mendatang, terutama karena mereka harus segera mengalihkan fokus ke kompetisi Eropa. (dhi)

NUSALY Channel

Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version