Juara dunia MotoGP, Marc Marquez, belum genap seminggu kembali menyandang status sebagai pembalap terbaik dunia. Meskipun demikian, pencapaian itu seketika mengubah tawar-menawar dalam pasar pembalap. Kini, bukan ia yang mencari tim kompetitif, melainkan tim yang ingin menariknya kembali ke orbit.
Wacana itu dilontarkan oleh Bos Tim Honda, Alberto Puig, yang menyebut mimpi untuk menduetkan kembali Marc Marquez dengan Honda pada 2027. Wacana yang secara emosional sangat kuat, tetapi secara performa sangat absurd.
Kini, Marc Marquez memberikan jawaban tegas. Kepada media di sela-sela Grand Prix Indonesia, ia menegaskan fokusnya hanya satu. “Pikiran saya sepenuhnya berwarna merah saat ini,” ujar sang rider, merujuk pada warna tim pabrikan Ducati yang baru ia bela musim ini. Pernyataan itu secara efektif menutup pintu bagi Honda, setidaknya untuk waktu dekat.
Mentalitas Kemenangan Marc Marquez Pasca-Trauma
Pernyataan “pikiran saya sepenuhnya merah” lebih dari sekadar loyalitas kontrak. Justru, ini adalah validasi pragmatisme ekstrem yang Marc Marquez adopsi pasca-cedera 2020. Selama empat tahun yang menyiksa, Marquez tidak hanya bergulat dengan cederanya; ia juga berjuang melawan ketidakmampuan motor Honda untuk bersaing di papan atas.
Mentalitas Marquez kini didasarkan pada dua pilar: Kecepatan dan Kebahagiaan.
“Saya selalu memiliki mentalitas yang sama: jika Anda cepat dan Anda bahagia dan Anda tersenyum di satu tempat, jangan berubah,” tegasnya.
Pernyataan ini kontras tajam dari Marc Marquez di akhir 2023, yang terlihat frustrasi dan tanpa senyum di garasi Honda. Kebahagiaannya kini setara dengan performanya di lintasan. Bersama Ducati, ia berhasil memenangkan gelar, menyelesaikan lingkaran keterpurukan, sekaligus mengakhiri penantian selama 2.184 hari. Oleh karena itu, ia menetapkan harga dirinya: kebahagiaan dan daya saing di sirkuit tidak dapat ditukar dengan janji di masa depan atau ikatan historis di masa lalu.
Hubungan Emas Marc Marquez dan Honda yang Tinggal Kenangan
Sebelas musim bersama Honda, enam gelar juara dunia MotoGP (2013-2019), dan hubungan personal yang dekat dengan manajemen Honda menjadikan ikatan ini salah satu yang terkuat dalam sejarah olahraga. Bahkan, Marc Marquez mengakui kedekatan ini.
“Tentu saja Honda akan tetap menjadi salah satu… ya, tim terlama dalam karier saya. Dan kami memiliki hubungan yang luar biasa,” katanya.
Namun demikian, Puig sendiri, sebagai perwakilan Honda, menyadari bahwa wacana reuni hanyalah mimpi untuk saat ini. Ia menyebut kemungkinan kembalinya Marc Marquez pada 2027 adalah hal yang “absurd” untuk dipikirkan.
Keabsurdan itu tercermin dari performa. Meskipun Honda berhasil meraih podium pertama mereka sejak 2023 (melalui Joan Mir di Motegi), daya saing motor RC213V masih jauh dari motor Desmosedici GP25 yang Marquez tunggangi.
Pada akhirnya, bagi Marc Marquez, janji Honda di tahun 2027 tidak berarti apa-apa jika saat ini ia sudah memiliki motor yang paling kompetitif dan atmosfer yang membuatnya tersenyum. Jadi, jika Honda ingin menariknya kembali, mereka harus memenangkan pertarungan teknis melawan Ducati terlebih dahulu.
Pilihan warna merah menandai babak baru dalam karier yang didorong oleh rasa syukur dan pragmatisme kemenangan, bukan lagi oleh nostalgia. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.