PALEMBANG, NUSALY – Sumsel United (SU) harus menelan pil pahit. Bermain di hadapan pendukung sendiri di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), Palembang, Jumat (24/10), Laskar Juaro dipaksa mengakui keunggulan tim tamu Adhyaksa FC Banten dengan skor akhir 1-2. Hasil ini mencatatkan kekalahan perdana bagi anak asuh pelatih Nilmaizar di kandang sepanjang kompetisi Pegadaian Championship 2025-2026.
Kekalahan dramatis ini tidak hanya merusak rekor kandang mereka, tetapi juga berdampak langsung pada klasemen. Adhyaksa FC Banten sukses mengambil alih posisi kedua klasemen sementara dengan raihan 12 poin, memaksa Sumsel United turun ke peringkat ketiga dengan koleksi 10 poin.
Drama Kartu Merah dan Kegagalan Mengontrol Ritme
Sumsel United sebenarnya mengawali laga dengan menjanjikan. Tekanan yang dibangun sejak peluit kick-off membuahkan hasil di menit ke-10 melalui gol yang dicetak oleh Juninho Cabral, membawa keunggulan 1-0 yang bertahan hingga jeda.
Namun, babak kedua menjadi bencana. Dominasi beralih ke tim tamu. Momen kritis terjadi di menit ke-60 ketika bek Sumsel United, Irwanto Bajo, diganjar kartu merah setelah wasit memutuskan pelanggaran di kotak terlarang setelah mengecek VAR. Kartu merah ini berujung penalti yang dieksekusi sempurna oleh Makan Konate, membuat skor imbang 1-1.
Bermain dengan 10 pemain, pertahanan Sumsel United terkunci rapat oleh gempuran Adhyaksa FC Banten. Tekanan tersebut akhirnya membuahkan gol comeback di menit ke-88 melalui Rafi Angga, mengubah skor menjadi 1-2.
Di masa injury time, Sumsel United sempat memiliki peluang emas untuk menyamakan kedudukan, namun sepakan Iksan Kurniawan saat berhadapan satu lawan satu dengan kiper lawan masih melebar tipis.
Evaluasi Nilmaizar: Kurang Tenang Setelah Unggul

Pelatih Kepala Sumsel United, Nilmaizar, memastikan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja timnya setelah hasil pahit ini. Ia mengakui kekalahan ini adalah pukulan telak mengingat target tim adalah meraih kemenangan untuk mempertahankan posisi kedua.
Nilmaizar menyebut faktor utama yang menyebabkan Sumsel United kalah adalah ketidakmampuan pemain dalam mengontrol ritme pertandingan saat sudah unggul.
“Kita hanya kurang tenang saja. Harusnya setelah unggul 1-0, bermain lebih soft, lebih aman. Tapi tidak tahu saya, (kenapa pemain tidak bermain lebih tenang). Nanti itu yang akan kita evaluasi,” ujar mantan pelatih Timnas Indonesia ini.
Nilmaizar menekankan pentingnya bermain lebih kalem dan tidak terburu-buru, serta menghindari kehilangan bola saat sudah memimpin. “Harusnya bermain lebih kalem, bola main kedepan dan jangan mudah kehilangan bola. Nanti lebih detilnya saya akan evaluasi bersama staf pelatih,” tambahnya.
Mengenai insiden handsball di menit akhir dan kinerja wasit, Nilmaizar memilih untuk tidak berkomentar, namun ia memberikan isyarat bahwa timnya memiliki bukti video terkait keputusan wasit yang dianggap merugikan. (dhi)
NUSALY Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Nusaly.com WhatsApp Channel. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.






